2. Strategi pelibatan supplier dalam proses desain produk. Praktek ini dianggap sabagai salah satu kontributor yang signifikan dalam mengurangi biaya dan
meningkatkan kualitas pada siklus produksi. 3. Perkembangan system informasi electronic data interchangeable EDI yang
memfasilitasi koordinasi dan interaksi yang lebih dekat antara pembeli dan supplier.
3.3. Logika Fuzzy
2
3.3.1. Konsep Fuzzy
Konsep mengenai fuzzy pertaa kali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Zadeh memodifikasi teori himpunan dimana anggotanya
memiliki derajat keanggotaan yang bernilai kontinu antara 0 sampai 1. Himpunan ini disebut dengan himpunan kabur atau fuzzy set. Teori ini sangat berguna untuk
memecahkan masalah yang berhubungan dengan hal-hal yang mengandung ketidaktepatan imprecisious. Himpunan fuzzy adalah himpunan yang memiliki
batas yang jelas unsharp boundary, berbeda dengan teori himpunan biasa crisp set theory yang menuntut adanya batas yang jelas sharp boundary. Jadi, satu
fakta yang mengandung ketidakpastian dan ketidaktepatan dapat dihubungkan dengan analisis melalu pendekatan yang disebut dengan fuzzy decision.
Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas karakteristik sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real
pada interval [0,1]. Nilai keanggotannya menunjukkan bahwa suatu item dalam
2
Sri Kusuma Dewi, 2004, Aplikasi Logika Fuzzy, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Universitas Sumatera Utara
semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 dan 1, namun juga nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya
bernilai benar atau salah. Nilai 0 menunjukkan salah, nilai 1 menunjukkan benar dan masih ada nilai-nilai yang terletak diantaranya. Misalnya diketahui klasifikasi
berikut: - Muda
: umur 35 tahun - Setengah baya : 35
≤ umur ≤ 55 tahun - Tua
: umur 55 tahun Dengan menggunakan pendekatan crisp, amatlah tidak adil untuk menetapkan
nilai “setengah baya”. Pendekatan ini bisa saja dilakukan untuk hal-hal yang bersifat diskontinu. Misalkan klasifikasi untuk 55 dan 56 sangat jauh berbeda.
Umur 55 tahun termasuk setengah baya, sedangkan umur 56 tahun sudah termasuk tua. Demikian pula untuk kategori “muda” dan “tua”. Orang yang
berumur 34 tahun dikatakan muda, sedangkan orang yang berumur 35 tahun sudah tidak muda lagi. Orang yang berumur 55 tahun lebih satu hari sudah tidak
setengah baya lagi. Dengan demikian pendekatan crisp ini sangat tidak cocok diterapkan pada hal-hal yang bersifat kontinu, seperti umur. Selain itu, untuk
menunjukkan suatu umur yang pasti termasuk “setengah baya” atau tidak termasuk “setengah baya”, dan menunjukkan suatu nilai kebenaran 1 atau nilai
yang dekat dengan 1 untuk umur 45 tahun, kemudian perlahan menurun menuju 0 untuk umur di bawah 35 tahun dan di atas 55 tahun.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Fungsi Keanggotaan