E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah utuk mengetahui “Efektivitas
Konseling Sebaya di Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2016-2017 ”. Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang motivasi belajar peserta didik setelah mendapatkan konseling sebaya.
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam memberikan konseling sebaya
peer counseling
dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016-2017.
b. Manfaat praktik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi konseling sebaya
peer counseling
agar semakin memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pentingnya konseling sebaya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bandar Lampung.
c. Manfaat Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang konseling sebaya yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman, kesimpangsiuran dalam penelitian yang akan dilakukan, maka ruang lingkup penelitian ini adalah;
1. Objek dalam penelitian yang akan dilakukan ini menitik beratkan pada
bagaimana “Efektivitas Konseling Sebaya Di Sekolah Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016-2017
” 2.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMAN 8 Bandar Lampung. 3.
Wilayah penelitian ini adalah SMAN 8 Bandar Lampung.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan da ri kata “
Guidance
” berasal dari kata kerja “
to guide
” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka
secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntuan. Jones, Staffire dan Stewart dalam Prayitno mendefinisikan bimbingan sebagai berikut;
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas
prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain.
Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkandiwarisi, tetapi dikembangkan.
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila Kusumawati mendefinisikan bimbingan
sebagai berikut; Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang
mandiri.
12
Sedangkan Prayitno mendefinisikan bimbingan sebagai berikut:
12
Dewa ketut sukardi dan Desak PE Nila Kusumawati, proses bimbingan dan konseling di sekolah,
Rineka Cipta , Jakarta 2008 h.2
Bimbingan adalah bantuan yang di lakukan oleh seorang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan mandiri memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat di kembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
13
Berdasarkan definisi bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan adalah proses pemberian bantuan dalam
rangka membantu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh individu secara optimal. Bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah Konseling. Hal ini
disebabkan karena Bimbingan dan Konseling itu merupakan suatua kegaiatan yang integral.
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “
consilium
” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah
konseling bera
sal dari “
sellan
” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
14
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila Kusumawati mendefinisikan konseling sebagai berikut;
Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang laras unik dan
manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma- norma yang berlaku. Agar konseli memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri
sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang.
15
13
Prayitno dan Erman Amti,OpCit h. 99
14
Ibid, h. 99.
15
Dewa ketut sukardi dan Desak P.E Nila Kusumawati¸Opcit, h.5