4.3. Kebijakan Pemerintah Indonesia
Kebijakan yang diterapkan oleh negara pengimpor Ikan tuna Indonesia makin hari memang semakin ketat dan meningkat permintaan mutunya, berkaitan dengan
aspek-aspek keamanan pangan, jaminan mutu, dan ketelusuran agar mendapatkan kepuasan konsumen domestik negara pengimpor secara optimal. Pemerintah
Indonesia tentunya tidak dapat tinggal diam dalam menghadapi tuntutan dari negara- negara pengimpor, karena sebagai negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
peranan pemerintah masih sangat besar porsinya bagi kemajuan perekonomian bangsa.
Pemerintah Indonesia diantaranya menanggapi hal tersebut di atas melalui Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Kementrian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia sebagai Competent Authority CA melakukan tindakan nyata yaitu reformasi sistem manajemen pada jaminan mutu dan keamanan produk
perikanan untuk mencapai harmonisasi dengan standar mutu di negara-negara tujuan ekspor ikan tuna Indonesia, dan produk perikanan lainnya. Mulai tahun 2007, telah
dilakukan perbaikan sarana dan prasarana sistem rantai dingin untuk menjamin mutu kesegaran ikan, perbaikan kondisi kebersihan pada kapal-kapal penangkap ikan dan
pelabuhan perikanan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi. CA berkolaborasi dengan Ditjen Perikanan Tangkap DKP RI secara periodik melakukan
inspeksi resmi terhadap kebersihan kapal dan mendokumentasikan hasilnya. Penerapan Good Aquaculture Practices saat ini diwajibkan untuk dilaksanakan,
terutama untuk produk perikanan yang akan diekspor ke UniEropa, Amerika Serikat dan Jepang.
Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan produksi dan perdagangan ikan tuna adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.
63MEN2008 tentang Komisi Tuna Indonesia. Tugas Komisi Tuna yang dibentuk pemerintah dalam rangka mendorong
peningkatan produksi sampai perdagangan luar negeri ikan tuna Indonesia adalah memberikan rekomendasi kepada Menteri Kelautan dan Perikanan dalam
menetapkan kebijakan praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran ikan tuna Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas industri ikan tuna Indonesia serta mengatasi beragam masalah, tuntutan terhadap suatu badan maupun
organisasi yang menangani masalah tuna sangatlah diperlukan. Karenanya, pemerintah membentuk Komisi Tuna Indonesia KTN yang salah satunya
bertugas untuk mengatasi berbagai hambatan ekspor tuna ke manca negara. Komisi Tuna Nasional merupakan suatu lembaga koordinasi yang menangani
permasalahan industri tuna secara komprehensif dan sistematik serta mampu berkoordinasi dengan seluruh stakeholders tuna nasional. Lembaga ini bersifat
non struktural dan bertanggung jawab kepada Menteri Kelautan dan Perikanan serta beranggotakan seluruh pemegang kebijakan yang memahami kebijakan
pengelolaan sumber daya perikanan tuna secara global. Lembaga ini mempunyai visi sebagai institusi yang efisisen dan efektif
dalam mendorong pengembangan industri ikan tuna Indonesia yang berbasis pada konsep kemitraan antara seluruh pelaku usaha ikan tuna sehingga dapat
bersaing dalam industri ikan tuna secara global. Sedangkan misinya adalah mengembangkan sistim industri perikanan tuna melalui perumusan kebijakan
produksi dan kebijakan riset serta pengembangan yang terkait dengan industri tuna, meningkatkan daya saing industri tuna nasional dalam kontek tidak hanya
sebagai pemiliki saja, tetapi juga mampu menjadi pemanfaat dan pengolah yang memiliki daya saing secara global. Disamping itu, para stakeholders juga
berharap agar KTN dapat melobi untuk mengantisipasi terjadinya masalah, terutama hambatan dalam perdagangan internasional serta membantu kelancaran
untuk ekspor tuna dari Indonesia 2.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433 Pada UU ini, secara garis besar berisi dan mengatur tentang :
- Ketentuan Umum