Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Teori

26 Gambar 3. Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesa

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka penelitian ini diajukan beberapa hipotesis yaitu : 1. Harga ikan tuna internasional Harga ikan ikan tuna internasional berhubungan positif dengan harga ikan tuna domestik, jika harga ikan tuna internasional mengalami kenaikan maka harga ikan tuna domestik mengalami kenaikan yang searah dengan harga ikan tuna internasional, dengan asumsi ceteris paribus atau faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan. 2. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, yen Jepang dan euro Nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika dan mata uang negara importir lainnya berhubungan positif dengan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia di pasar internasional. Jika nilai tukar rupiah terjadi depresiasi maka permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia diduga akan meningkat, dengan asumsi ceteris paribus atau faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan. 3. Jumlah penduduk Populasi. Jumlah penduduk berhubungan positif dengan permintaan ekspor ikan tuna segar dari negara yang bersangkutan dengan asumsi ceteris paribus. Semakin besar populasi negara pengimpor, maka kebutuhan konsumsi ikan tuna akan semakin banyak. 4. Preference yang ditunjukkan dengan trend. Preference yang ditunjukkan dengan trend diduga berhubungan positif dengan permintaan ekspor dengan asumsi ceteris paribus. Meningkatnya trend akan meningkatkan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia di pasar internasional. 5. Harga ikan salmon sebagai substitusi ikan tuna. Harga ikan salmon diduga berhubungan positif dengan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia di pasar internasional. Meningkatnya harga ikan salmon akan meningkatkan permintaan ikan tuna Indonesia, dan demikian pula sebaliknya, penurunan harga barang subtitusi akan menurunkan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia, dengan asumsi ceteris paribus atau faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan. 6. Harga ikan tuna Thailand. Harga dari negara Thailand sebagai kompetitor Indonesia diduga berhubungan positif dengan permintaan ekspor. Kenaikan harga dari negara kompetitor akan menaikkan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia dengan asumsi ceteris paribus atau harga ikan tuna Indonesia dan faktor-faktor lainnya tidak mengalami perubahan pula.

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari berbagai sumber. Data deret waktu time series meliputi data tahunan dari tahun 1995 sampai 2009 yang berasal antara lain dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia BPS RI, situs FAO, United Nations Commodity Trade Statistics Database COMTRADE dengan kode HS yang terdiri dari 030232, 030239, 030231, 030233, 030341, 030342, 030349, 030380, 160414, IFS, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia KKP RI, Perikanan dan Kelautan dalam angka, Buletin Infofish, Bank Indonesia, dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selain itu data juga dilengkapi dengan data- data pendukung lainnya seperti buku, artikel dan jurnal diperoleh dari Lembaga Sumberdaya Informasi LSI IPB, perpustakaan BPS, dan situs-situs yang berkaitan dengan penelitian. Sumber data dan Jenis data dapat dilihat dari Tabel 4. Tabel 4. Jenis dan Sumber data Penelitian Jenis Data Sumber Data 1. Nilai US dan Volume Ekspor Ikan Tuna UN COMTRADE 2. Harga Internasional Ikan Tuna USMT Buletin INFOFISH 3. Harga Ikan tuna Indonesia di Pasar Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa UN COMTRADE 4. Harga Udang dan ikan salmon UN COMTRADE 5. Jumlah Kapal Ikan tuna KKP RI 6. Jumlah Tenagakerja sektor perikanan di Indonesia BPS RI 7. Nilai Tukar RpUS, YenUS,EuroUS Bank Indonesia 8. Produksi Ikan Tuna Indonesia BPS RI 9. GNP IFS 10. Jumlah Penduduk Indonesia dan masing-masing negara pengimpor IFS

3.2 Alat Analisis Data

Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan Three- Step Least Square untuk menghilangkan autokorelasi dan heterokedastisitas. Program yang digunakan adalah program Eviews dan Microsoft Excel 2007 untuk mengolah data dengan simultan equation model.

3.2.1 Spesifikasi Model

Model merupakan suatu penjelas dari fenomena aktual sebagai suatu sistem sehingga fenomena aktual dapat direpresentasikan oleh model untuk menjelaskan, memprediksi dan mengontrolnya. Sementara itu model ekonometrika adalah suatu pola khusus dari model aljabar, yaitu suatu model stochastic yang mencakup satu atau lebih peubah acak Inriligator,1978. Model ekonometrika merupakan gambaran dari hubungan masing-masing variabel penjelas explanatory variables terhadap peubah endogen dependen variables khususnya yang menyangkut tanda dan besaran magnitude and sign dari penduga parameter sesuai dengan harapan teoritis secara apriori. Model yang baik haruslah memenuhi kriteria teori ekonomi theoritically meaningful, kriteria statistika yang dilihat dari suatu derajat ketepatan goodness of fit yang dikenal dengan koefisien determinasi R 2 , nyata secara statistik statistically significant, serta kriteria ekonometrika yang menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat seperti yang dibutuhkan seperti unbiasedness, consistency, sufficiency dan efficiency Koutsoyiannis, 1977. Model ekonometrika dibedakan atas persamaan tunggal dan persamaan simultan, persamaan tunggal adalah persamaan dimana peubah terikat dinyatakan sebagai sebuah fungsi dari satu atau lebih peubah bebas, sehingga hubungan sebab akibat antara peubah terikat dan peubah bebas merupakan hubungan satu arah. Sedangkan persamaan simultan adalah suatu persamaan yang membentuk suatu sistem persamaan yang menggambarkan ketergantungan diantara berbagai peubah dalam persamaan tersebut. Model ekonometrika yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah model persamaan simultan. Model persamaan simultan adalah suatu model ekonometrika terdiri dari beberapa persamaan yang perilaku variabel-variabelnya saling berkaitan dan ditentukan secara bersamaan. Persamaan simultan biasa digunakan untuk pemodelan ekonomi dan bisnis, karena proses dan perilaku ekonomi dan bisnis tersebut dapat direpresentasikan dengan baik melalui beberapa persamaan simultan yang saling memiliki ketergantungan. Dalam model persamaan simultan, masing-masing persamaan menjelaskan satu variabel yang ditentukan dalam model tersebut. Persamaan simultan terdiri atas dua jenis persamaan yaitu 1 persamaan struktural, merupakan persamaan yang berupa suatu fungsi, terdiri dari variabel-variabel yang diambil berdasarkan teori ekonomi yang ada, dan 2 persamaan identitas, yaitu persamaan yang bukan merupakan fungsi, namun hanya persamaan yang terdiri dari penjumlahan beberapa variabel. Variabel-variabel dalam persamaan identitas dapat berasal dari variabel dependen pada persamaan struktural, maupun variabel yang berasal dari luar persamaan struktural. Variabel yang digunakan dalam persamaan simultan dibedakan menjadi beberapa jenis. Variabel-variabel tersebut adalah 1 variabel endogen, yaitu variabel yang nilainya ditentukan dalam persamaan struktural dan 2 variabel predetermined yaitu variabel yang nilainya ditentukan terlebih dahulu. Variabel predetermined sendiri terbagi menjadi dua, yaitu a variabel eksogen, yaitu variabel yang nilainya sepenuhnya ditentukan dari luar model persamaan dan b variabel lagged endogen yaitu variabel yang nilainya ditentukan di dalam sistem persamaan struktural, namun berdasarkan nilai yang telah lalu Juanda, 2009. Pada penelitian ini akan dirumuskan model ekonometrika kinerja perdagangan ikan tuna yang merupakan persamaan simultan yang terdiri dari beberapa persamaan struktural dan persamaan identitas. Persamaan struktural merupakan representasi dari peubah-peubah endogen dan peubah eksogen yang secara operasional menghasilkan tanda dan besaran nilai-nilai penduga parameter sesuai dengan harapan teoritis secara apriori. Model yang digunakan dalam penelitian ini mengambil model yang terbaik dari beberapa model permintaan ekspor yang dicoba. Dalam konteks perdagangan internasional, maka faktor nilai tukar exchange rate sangat berpengaruh, dengan variabel-variabel pendukung lain. Model yang digunakan mengacu pada model yang digunakan pada penelitian Candra F. Ananda dan fungsi permintaan Colman dan trevor Young 1989 dengan penyesuaian model dengan melihat variabel-variabel yang ada karena terdapat adanya keterbatasan data yang menjadi keterbatasan penelitian.

3.2.1.1 Fungsi Produksi Ikan tuna Indonesia

Produksi ikan tuna di Indonesia berasal dari produksi hasil tangkapan di laut. Produksi ikan tuna Indonesia diduga dipengaruhi oleh suku bunga riil karena diasumsikan untuk melakukan penangkapan ikan tuna diperlukan investasi yang cukup besar dalam rangka penyediaan gudang pendingin demi menjaga mutu dan kesegaran ikan tuna sebelum dikirim ke pasar, pengepakan barang, dan penyimpanan stok ikan tuna di kapal penangkap sebelum kapal didaratkan di pelabuhan sehingga diperlukan penanaman modal yang sangat berkaitan erat dengan tingkat suku bunga riil karena suku bunga riil yang tinggi akan membuat para investor enggan untuk menanamkan modalnya pada penangkapan ikan tuna dan cenderung menanamkan modalnya pada jalur yang lebih menjanjikan seperti tabungan atau deposito. Selain itu, produksi ikan tuna Indonesia yang merupakan persamaan struktural diduga juga dipengaruhi oleh jumlah kapal penangkap ikan tuna karena semakin banyak kapal yang beroperasi diasumsikan akan menaikkan hasil tangkapan ikan tuna Indonesia, demikian sebaliknya jumlah kapal yang sedikit akan mengurangi hasil produksi ikan tuna Indonesia. Karena keterbatasan data yang ada, kapasitas kapal belum diperhitungkan dalam penelitian ini, dan sebagai pendekatan jumlah kapal dipakai seluruh kapal yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan mengabaikan kapal-kapal ilegal yang tidak terdaftar namun melakukan kegitaan penangkapan di wilayah perairan Indonesia. Produksi ikan tuna Indonesia juga diduga dipengaruhi oleh Tenagakerja yang terlibat pada proses penangkapan ikan tuna Indonesia, dan produksi ikan tuna tahun lalu yang diduga memengaruhi keputusan pihak yang melakukan penangkapan apakah akan melakukan penangkapan atau tidak. Semakin berkembangnya teknologi penangkapan juga akan meningkatkan produksi ikan tuna Indonesia¸ variabel trend yang digunakan srbagai proxy perkembangan teknologi dianggap dapat mewakili peran tekhnologi pada proses produksi yang dalam hal ini penangkapan ikan tuna, dan kebijakan pemerintah diduga juga memengaruhi produksi ikan tuna Indonesia, sehingga kebijakan pemerintah dijadikan dummy variable dengan nilai 0 bila tidak ada kebijakan, dan nilai 1 bila ada kebijakan. Oleh karena itu persamaan produksi ikan tuna dapat dirumuskan sebagai berikut. QTt = a +a 1 IR t +a 2 JK t +a 3 TK t + a 4 QT t-1 + a 5 T1t + a 6 KBJK...............................1 dimana: QTt = produksi ikan tuna Indonesia ton a = intersept a 1 - a 6 = koefisien parameter IR t = real interest rate JK t = jumlah kapal TK t = tenagakerja yang terlibat QT t-1 = produksi ikan tuna tahun lalu T1 t = tren waktu sebagai proxy pengembangan teknologi KBJK = kebijakan pemerintah; variabel dummy,0= tidak ada kebijakan 1= ada kebijakan Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah a 1 0; dan a 2 ,a 3 , a 4 , a 5 0; 0 a 6 1 3.2.1.2. Permintaan domestik Permintaan domestik merupakan persamaan struktural yang diduga dipengaruhi oleh: 1 harga ikan tuna domestik diduga berpengaruh negatif terhadap permintaan domestik ikan tuna, naiknya harga ikan tuna akan menyebabkan turunnya permintaan domestik dan sebaliknya turunnya harga ikan tuna akan meningkatkan permintaan domestik; 2 harga barang substitusi dalam hal ini didekati dengan harga udang, diduga naiknya harga barang substitusi akan menyebabkan beralihnya konsumsi protein ikan tuna menggantikan konsumsi protein dari udang, dan akan meningkatkan permintaan domestik ikan tuna; 3 GNP riil diduga berpengaruh positif terhadap permintaan ikan tuna domestik, kenaikan GNP diasumsikan akan meningkatkan daya beli masyarakat yang akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik; 4 Populasi diduga meningkatnya populasi akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik; 5 Trend sebagai proxy untuk mengcover selera atau preference masyarakat dalam mengkonsumsi ikan tuna. Persamaan permintaan ikan tuna domestik dirumuskan sebagai berikut: Q D T t = b +b1PTD t +b 2 PUDG t +b 3 GNP riilt +b 4 POP t +b 5 T2 t ...................................2 dimana: Q D T t = Permintaan ikan tuna domestik ton b = Intersept b 1 - b 5 = Koefisien parameter PTD t = Harga ikan tuna domestik rpkg PUDG t = Harga udang rpkg GNP riilt = Pendapatan Nasional Riil trilyun POP t = Jumlah penduduk indonesia T2 t = Variabel trend, untuk mengcover preference atau selera. Tanda dan besaran parameter yang diharapkan adalah: b10 b 2, b 3, b 4, b 5

3.2.1.3 Fungsi Ekspor

Setelah menjadi komitmen bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk menjadikan ikan tuna Indonesia agar lebih diorentasikan untuk dipasarkan di domestik dalam rangka perbaikan gizi masyarakat Indonesia melalui konsumsi ikan, maka untuk fungsi permintaan ikan tuna Indonesia dalam penelitian ini merupakan residu antara produksi dengan permintaan domestik; secara matematis persamaan ekspor ikan tuna Indonesia dapat diturunkan sebagai persamaan identitas sebagai berikut: XT t = QT t – Q D T t ................................................................................................3 dimana: XT t = Ekspor Ikan tuna Indonesia pada tahun t QT t = Produksi Ikan tuna pada tahun t Q D Tt = permintaan Ikan tuna Domestik pada Tahun t Ekspor ikan tuna Indonesia merupakan total ekspor ikan tuna Indonesia ke tiga negara tujuan ekspor dengan permintaan ekspor terbesar yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa serta sisanya yang dirangkum menjadi permintaan ekspor negara-negara lain Rest of The World. Persamaan permintaan ekspor total merupakan persamaan identitas yang dirumuskan sebagai berikut: