membawa dampak sama sekali terhadap masing-masing peubah endogen. Evaluasi perubahan dilakukan untuk membandingkan dampak yang ditimbulkan
dalam ekspor ikan tuna Indonesia. Simulasi kebijakan yang dilakukan pada model faktor-faktor yang
mempengarui permintaan ekspor ikan tuna Indonesia di pasar internasional adalah: 1 Dampak penambahan jumlah kapal penangkap sebesar 25 persen, 2
Dampak penurunan suku bunga sebesar 2,5 persen, 3 Dampak penghapusan tarif impor oleh pemerintah Jepang, 4 Dampak penurunan harga Ikan tuna Indonesia
di negara Amerika Serikat sebesar sepuluh persen.
5.4.1. Dampak kenaikan jumlah kapal penangkap sebesar 25 persen.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah menargetkan Indonesia sebagai penghasil produk
perikanan terbesar di asia pada tahun 2015. Langkah utama yang digulirkan adalah membangun minapolitan di 11 WPP Wilayah Pengelolaan Perikanan. Di
dalamnya ada program penambahan 1.000 kapal penangkap ikan berbobot 30 ton ke atas pada 2011 atau kenaikan sebesar 25 persen dari rata-rata jumlah kapal
pada periode penelitiam 1990-2009. Kapal ini akan dimiliki oleh koperasi atau kelompok nelayan.
Kebijakan pemerintah untuk mendorong peningkatan hasil penangkapan ikan tuna Indonesia disimulasikan dengan kenaikan jumlah kapal pengangkap
yang disediakan pemerintah dan disalurkan melalui koperasi nelayan sebesar sepuluh persen. Simulasi tersebut dipandang cukup relevan untuk mencerminkan
usaha kuat pemerintah dalam rangka mendorong kemajuan usaha penangkapan ikan tuna sehingga dapat diketahui bagaimana dampaknya terhadap permintaan
ekspor ikan tuna Indonesia di pasar Internasional. Hasil simulasi disajikan pada Tabel 12.
Kenaikan jumlah kapal penangkap ikan tuna sebesar 1000 kapal atau 25 persen dari rata-rata jumlah kapal periode penelitian menyebabkan produksi ikan
tuna Indonesia mengalami peningkatan sebesar 6,50 persen. Naiknya produksi ikan tuna Indonesia menyebabkan terjadinya penurunan harga tuna domestik
sebesar 0,28 persen, dan penurunan harga tuna domestik tersebut akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik sebesar 8,03 persen, hal ini sejalan
dengan target pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain, bahkan di
Asia. Peningkatan produksi ikan tuna Indonesia juga meningkatkan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia ke AS sebesar 4,19 persen, ke Jepang sebesar
3,69 persen, dan ke UE sebesar 0,19 persen. Tabel 12. Perubahan Nilai Rata-rata Simulasi Kenaikan Jumlah Kapal, Tahun
1990-2009
Peubah Nilai
Dasar Nilai
Simulasi Kebijakan
Perubahan Unit
persen PT
t
Harga Ikan tuna Domestik
3,501 3,491
-0,00980 -0,28
QDT
t
Permintaan Ikan tuna Domestik
1919528 2073686,76
154158,69 8,03
QT
t
Produksi Ikan tuna Indonesia
3892975 4146018,2
253042,75 6,50
XT
t
Total Ekspor Ikan tuna Indonesia
1973447 2072331,4
98884,00 5,01
XTAS
t
Total Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia
dari Amerika Serikat 154278
160744,7 6466,68
4,19 XTJ
t
Total Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia
dari Jepang 1333921
1383078,6 49157,50
3,69 XTUE
t
Total Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia
dari Uni Eropa 98262,78
98445,28 182,50
0,19
5.4.2. Dampak Kebijakan Penurunan Tingkat Suku Bunga oleh Bank Indonesia
Suku bunga investasi yang menjadi salah satu faktor yang memengaruhi produksi ikan tuna Indonesia merupakan salah satu instrumen kebijakan yang
dapat dilakukan atau dikendalikan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka mendorong investasi di bidang produksi dan ekspor ikan tuna segar Indonesia.
Kebijakan pemerintah di bidang moneter yang disimulasikan dengan menurunkan suku bunga sebesar 2,5 persen dipandang cukup relevan untuk
melihat bagaimana dampak penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia terhadap
permintaan ekspor ikan tuna Indonesia di pasar Internasional. Hasil simulasi disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Perubahan Nilai Rata-rata Simulasi Dampak Penurunan Tingkat Suku Bunga oleh Bank Indonesia.
Peubah Nilai
Dasar Nilai
Simulasi Kebijakan
Perubahan Unit
persen PTt Harga Ikan tuna Domestik
3,501 3,496
-0,005 -0,14
QDT
t
Permintaan Ikan tuna Domestik
1919528 1953433,69
33905,615 1,77
QT
t
Produksi Ikan tuna Indonesia
3892975 3997637,8
104662,350 2,69
XT
t
Total Ekspor Ikan tuna Indonesia
1973447 2044204,11
70756,710 3,59
XTAS
t
Total Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia dari
Amerika Serikat 154278
158381,55 4103,518
2,66 XTJ
t
Total Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia dari Jepang
1333921 1347477,79
13556,639 1,02
XTUE
t
Total Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia dari
Uni Eropa 98262,78
99340,2 1077,420
1,10
Penurunan suku bunga investasi sebesar 2,5 persen akan berpengaruh meningkatkan produksi ikan tuna Indonesia sebesar 2,69 persen. Produksi ikan
tuna yang memerlukan investasi sangat besar untuk biaya tangkap, pendaratan, cold storage
, pengepakan, dan penyimpanan stok di kapal penangkap sebelum ikan tuna diturunkan di pelabuhan sangat bergantung pada suku bunga dalam
rangka pemodalan dan keputusan investasi, sehingga terlihat bahwa penurunan suku bunga investasi memberikan dampak langsung terhadap kenaikan produksi
ikan tuna Indonesia. Kenaikan produksi ikan tuna Indonesia ternyata meningkatkan pula total
ekspor ikan tuna segar Indonesia sebesar 3,59 persen. Total ekspor ikan tuna Indonesia yang merupakan agregat permintaan ekspor ikan tuna segar ke Jepang,
AS, UE dan ROW meningkat 3,59 persen karena peningkatan permintaan AS