dengan impor dari negara-negara lain yang dimasukkan sebagai Rest of the World ROW.
5.2.1. Produksi Ikan Tuna
Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi produksi ikan tuna Indonesia disajikan pada Tabel 5. Hasil pendugaan parameter pada
persamaan produksi ikan tuna dijelaskan oleh variabel Interest Rate, Jumlah Kapal, Tenagakerja, Produksi ikan tuna tahun lalu, dan Kebijakan yang
merupakan dummy variabel dengan nilai KBJK=0 untuk tahun dimana tidak ada kebijakan pemerintah Indonesia dalam ekspor ikan tuna, dan KBJK=1 untuk
tahun dimana ada kebijakan pemerintah Indonesia dalam rangka ekspor ikan tuna sebesar 99,72 persen. Semua arah dan besaran parameter sesuai dengan harapan,
namun kurang respon terhadap perubahan peubah-peubah penjelasnya. Tabel 5. Hasil Pendugaan Parameter Produksi Ikan Tuna
PersamaanPeubah Notasi
Koefisien Prob
Elastisitas Jangka
Pendek Elastisitas
Jangka Panjang
Produksi Ikan tuna QT
t
- -
Intersept -
1922343 Interest Rate Suku
Bunga Riil IR
t
-4313,96 0,0539
-0,017 -0,84
Jumlah Kapal JK
t
54,71907 0,056
0,056 2,696
Tenagakerja TK
t
3,053559 0,5312
3,25 Produksi Ikan tuna
tahun yang lalu QT_1
t
0,005713 0,097
0,005 0,005
Trend sebagai proxy perkembangan
tekhnologi T1
t
198722,8 0,001
- -
Kebijakan Pemerintah Indonesia
dalam rangka
mendorong perkembangan
produksi ikan tuna Indonesia
KBJK
t
199976,7 0,00013
- -
Adjusted R-squared 0,997197
= signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen = signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen
= signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen
Variabel trend sebagai proxy perkembangan tingkat tekhnologi T1
t
dan variabel kebijakan pemerintah KBJK
t
signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen, variabel Interest RateIR
t
dan produksi tahun yang lalu QT_1
t
, jumlah kapal JK
t
signifikan pada tingkat kepercayaan 10 persen, sementara koefisien variabel yang lain yaitu tenagakerja TK
t
tidak signifikan. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa suku bunga riil berpengaruh secara
negatif untuk investor untuk menanamkan investasinya pada proses penangkapan ikan tuna, Jika suku bunga naik, maka investor akan lebih memilih untuk tetap
membiarkan uangnya diinvestasikan pada perbankan daripada mengambil resiko untuk menginvestasikannya pada penangkapan ikan tuna. Demikian juga suku
bunga pinjaman yang tinggi akan membuat para investor yang menggunakan jasa perbankan untuk pembiayaan usaha penangkapan ikan tuna akan berpikir dua kali
untuk meminjam modal dan menginvestasikannya pada penangkapan ikan tuna. Sebaliknya, jumlah kapal dan tenagakerja yang terlibat pada usaha penangkapan
ikan tuna, dan produksi ikan tuna tahun lalu akan meningkatkan hasil tangkapan ikan tuna yang secara langsung akan meningkatkan produksi ikan tuna Indonesia.
Meningkatnya tangkapan tahun lalu akan menjadi harapan positif bagi para investor dan pekerja penangkapan ikan tuna, sehingga mendorong mereka
untuk melakukan proses penangkapan sehingga akan meningkatkan hasil tangkapan ikan tuna yang artinya akan meningkatkan produksi ikan tuna
Indonesia, sedangkan sebaliknya bila produksi ikan tuna tahun lalu tidak menjanjikan, akan memengaruhi para investor dan pekerja pada penangkapan ikan
tuna mencari peluang usaha lainnya daripada berharap pada penangkapan ikan tuna yang hasilnya tahun lalu tidak menjanjikan.
Kebijakan pemerintah Indonesia yang memperjuangkan nasib ekspor ikan tuna Indonesia juga membawa pengaruh positif pada ekspor ikan tuna Indonesia
ke pasar internasional. Pemerintah Indonesia telah mulai memperhatikan sektor perikanan sebagai salah satu sektor yang mempunyai potensi yang besar untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia, dan melakukan penjajakan menjalin hubungan dengan negara pengimpor baik secara bilateral maupun secara
kelompok. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainnya memenuhi asumsi ceteris paribus.
5.2.2. Permintaan Domestik
Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi permintaan domestik disajikan pada Tabel 6. Hasil pendugaan parameter pada persamaan
permintaan domestik dijelaskan oleh variabel Harga ikan tuna domestik, Harga Substitusi, Pendapatan Nasional GNP riil Indonesia, Jumlah penduduk, Trend
yang menunjukkan selera masyarakat dalam mengkonsumsi ikan tuna, dapat menjelaskan permintaan ikan tuna domestik sebesar 97,16 persen. Semua arah
dan besaran parameter sesuai dengan harapan. Tabel 6. Hasil Pendugaan Parameter Permintaan Ikan tuna Domestik
PersamaanPeubah Notasi
Koefisien Prob
Elastisitas
Permintaan Domestik QDT
t
- -
- Intersept
- 898478.7
0.1202 -
Harga Ikan
tuna Domestik
PT
t
-101842 0.2986
- Harga Udang
Pudang
t
28.45544 0.1902
- Pendapatan Nasional
GNP
t
0.142498 0.0022
0.130 Populasi
POP
t
0.00218 0.045
0.220 Trend yang menunjukkan
preference masyarakat
domestik Indonesia T2
t
160418.5 -
Adjusted R-squared 0.971614
= signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen = signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen
= signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen
Hasil pendugaan menunjukkan bahwa harga ikan tuna domestik berpengaruh secara negatif pada permintaan ikan tuna domestik. Bila harga ikan
tuna domestik naik, maka akan menurunkan permintaan domestik, sebaliknya jika harga ikan tuna turun maka akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik.
Sebaliknya, harga udang justru mempunyai pengaruh positif pada permintaan ikan tuna domestik. Dengan mempertahankan asumsi ceteris paribus, saat harga
udang naik, maka akan menurunkan harga relatif ikan tuna, dan hal ini akan meningkatkan permintaan ikan tuna domestik, dan saat harga udang turun, maka
masyarakat akan lebih memilih untuk mengkonsumsi udang sebagai sumber
protein pengganti ikan tuna, dan akan menaikkan harga relatif ikan tuna terhadap barang substitusinya yaitu udang, dan menurunkan permintaan tuna domestik.
Terlihat jelas bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia masih tergantung pada harga komoditas pangan. Pendapatan Nasional GNP riil dan populasi
merupakan parameter yang memberikan pengaruh positif bagi permintaan ikan tuna domestik. Kenaikan pendapatan riil terbukti akan menaikkan permintaan
ikan tuna domestik, dan kenaikan jumlah penduduk juga akan meningkatkan konsumsi dan meningkatkan permintaan terhadap ikan tuna domestik.
Permintaan ikan tuna domestik adalah merupakan parameter yang didahulukan pada penelitian ini, sehingga ekspor ikan tuna Indonesia merupakan
sisa dari produksi ikan tuna dikurangi permintaan ikan tuna domestik. Meskipun meningkatkan ekspor ikan tuna menjadi proyek penting bagi pemerintah melalui
KKP RI dan Kementerian Perdagangan RI dewasa ini, namun konsumsi ikan tuna domestik tetap menjadi prioritas utama saat ini karena kebaikan protein yang
terkandung pada produk ikan segar akan meningkatkan kualitas generasi bangsa kita agar dapat bersaing dengan dunia internasional menyambut pasar bebas.
Budaya makan ikan di negara kita saat ini masih berada sangat jauh di bawah konsumsi negara-negara maju dan negara berkembang lainnya meskipun telah
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sangat ironis bila melihat kenyataan bahwa negara penghasil ikan yang sangat besar seperti negara kita namun
konsumsi ikan masyarakatnya masih tergolong rendah. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor
lainnya memenuhi asumsi ceteris paribus.
5.2.3. Harga Ikan tuna Domestik
Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi harga ikan tuna domestik disajikan pada Tabel 7. Hasil pendugaan parameter pada
persamaan harga ikan tuna domestik dijelaskan oleh variabel Produksi Ikan tuna domestik, Harga Ikan tuna Internasional, dan Permintaan Ikan tuna Domestik,
yang dapat menjelaskan permintaan ikan tuna domestik sebesar 84,18 persen. Semua arah dan besaran parameter sesuai dengan harapan.
Tabel 7. Hasil Pendugaan Parameter Harga Ikan tuna Domestik PersamaanPeubah
Notasi Koefisien
Prob Elastisitas
Harga Ikan
tuna Domestik
PT
t
- Intersept
C -0.45371
0.2416 Produksi Ikan tuna
QT
t
-6.78E-07 0.0002
-1.137 Harga
Ikan tuna
Internasional PX
t
0.633278 0.0007
0.524 Permintaan Ikan tuna
Domestik QDT
t
5.62E-07 0.0547
0.465 Adjusted R-squared 0.841884
= signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen = signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen
= signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen
Hasil pendugaan menunjukkan bahwa produksi ikan tuna berpengaruh secara negatif pada harga ikan tuna domestik. Apabila produksi ikan tuna
domestik naik, maka akan menurunkan harga ikan tuna domestik, sebaliknya jika produksi ikan tuna turun maka akan meningkatkan harga ikan tuna domestik.
Sebaliknya, harga ikan tuna internasional memberikan pengaruh positif pada harga ikan tuna domestik. Harga ikan tuna domestik akan naik bila harga ikan
tuna internasional mengalami kenaikan, dan harga ikan tuna domestik akan mengalami penyesuaian menurun bila harga ikan tuna internasional mengalami
penurunan. Permintaan ikan tuna domestik memberikan pengaruh yang positif pada parameter harga ikan tuna domestik. Saat permintaan domestik meningkat,
maka akan meningkatkan harga ikan tuna domestik sesuai hukum permintaan yang menyebutkan harga akan meningkat saat permintaan meningkat. Demikian
sebaliknya penurunan permintaan domestik akan menurunkan harga ikan tuna domestik. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap
mempertahankan bahwa faktor-faktor lainnya memenuhi asumsi ceteris paribus.
5.2.4. Permintaan Ekspor dari Amerika Serikat
Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor ikan tuna Indonesia dari Amerika Serikat disajikan pada Tabel 8. Hasil
pendugaan parameter pada persamaan permintaan domestik dijelaskan oleh variabel harga ikan tuna Indonesia di pasar Amerika Serikat, Harga Salmon
sebagai substitusi Ikan tuna, Harga ikan tuna Thailand di pasar Amerika Serikat, GNP Amerika Serikat, Populasi Amerika Serikat, Tarif yang dikenakan terhadap
ikan tuna Indonesia di pasar Amerika Serikat, Konsumsi Ikan tuna perkapita di Amerika Serikat, Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat
terhadap ikan tuna Indonesia, serta variabel Trend yang menggambarkan selera konsumsi ikan tuna masyarakat Amerika Serikat, dapat menjelaskan permintaan
ekspor Amerika Serikat sebesar 85,82 persen. Semua arah dan besaran parameter sesuai dengan harapan.
Hasil pendugaan menunjukkan bahwa Harga Ikan tuna Indonesia di Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap permintaan ekspor ikan tuna dari
Amerika Serikat. Kenaikan harga ikan tuna akan menurunkan permintaan ekspor ikan tuna Amerika Serikat. Harga salmon sebagai substitusi ikan tuna di Amerika
Serikat berhubungan positif dengan permintaan ekspor ikan tuna Indonesia. Kenaikan harga salmon akan menaikkan permintaan ikan tuna Indonesia, karena
masyarakat Amerika Serikat akan memilih mengkonsumsi ikan tuna sebagai pengganti salmon.
Harga ikan tuna Thailand sebagai negara eksportir kompetitor membawa pengaruh positif bagi permintaan ekspor ikan tuna Indonesia di pasar Amerika
Serikat. Ada kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan tuna dari pemasok yang memberikan harga yang lebih bersaing.
Nilai tukar riil Rupiah terhadap dolar mempunyai hubungan positif dengan permintaan ekspor ikan tuna segar Indonesia dari Amerika Serikat. Penguatan
rupiah terhadap dolar atau apresiasi akan menurunkan permintaan ikan tuna Indonesia dari Amerika Serikat dan depresiasi Rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat justru akan meningkatkan permintaan ikan tuna Indonesia dari Amerika Serikat.
Tabel 8. Hasil Pendugaan Permintaan Ekspor Ikan tuna Indonesia dari AS. PersamaanPeubah
Notasi Koefisien
Prob Elastisitas
Total Permintaan
Ekspor dari
Amerika Serikat XTAS
t
- -
- Intersept
C 305469
Harga Ikan tuna Indonesia
di Amerika Serikat
PTAS
t
-2057,92 0,000269
-0,110 Harga ikan Salmon
PSUBSTAS
t
13536,16 0,000226
0,491 Harga Ikan tuna
Thailand di pasar Amerika Serikat
PTHAIAS
t
11361,1 0,0076
0,614 Nilai Tukar Riil
Amerika Serikat ERRIILAS
t
3,116472 0,0445
0,131 Gross
National Product
Amerika Serikat
GNPAS
t
-25,6482 0,0071
-1,605 Jumlah
penduduk Amerika Serikat
POP
t
0,000417 0,1352
0,159 Tarif
Amerika Serikat
yang dikenakan pada ikan
tuna Indonesia TRFAS
t
-4673,52 0,0004
-0,282 Konsumsi Ikan tuna
per kapita
di Amerika Serikat
KONSAS
t
3992,162 0,0987
0,585 Kebijakan
pemerintah Amerika
Serikat terhadap
ekspor ikan
tuna dari
Indonesia KBJKAS
t
-2388,86 0,6609
Trend TAS
t
10792,24 0,0264
0,735 Adjusted R-squared 0,858193
= signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen = signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen
= signifikan pada tingkat kepercayaan 90 persen
Pendapatan Domestik Amerika Serikat justru memberikan pengaruh negatif pada permintaan ekspor ikan tuna Amerika Serikat terhadap ikan tuna
Indonesia, berkebalikan dengan teori, kenaikan GNP Amerika Serikat menurunkan permintaan ekspor ikan tuna asal Indonesia, dan sebaliknya
penurunan GNP Amerika Serikat akan menaikkan permintaan konsumsi ikan
tuna, yang akan meningkatkan permintaan ekspor ikan tuna Indonesia di Amerika Serikat. Elastisitas yang bernilai mutlak 1 menunjukkan bahwa permintaan ikan
tuna Indonesia dari Amerika Serikat adalah inelastis terhadap GNP Amerika Serikat. Ikan salmon sebagai substitusi ikan tuna dan negara Thailand sebagai
pengekspor ikan tuna kompetitor ikan tuna Indonesia ditenggarai menjadi penyebab ikan tuna Indonesia sebagai barang inferior relatif terhadap ikan salmon
dan terhadap ikan tuna impor asal Thailand. Kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat,
tak terkecuali pada ekspor ikan tuna asal Indonesia memberikan hubungan yang negatif pada permintaan ekspor ikan tuna Indonesia. Kebijakan yang diterapkan
menyangkut tarif dan quota untuk melindungi ikan tuna produksi dalam negeri Amerika Serikat dan negara-negara yang mempunyai hubungan dagang khusus
dengan Amerika Serikat, serta kebijakan menyangkut pembatasan dari sisi persyaratan kualitas dan higinitas membutuhkan usaha yang lebih giat lagi dari
pemerintah dan pelaku penangkapan serta pengekspor ikan tuna untuk lebih meningkatkan kualitas ikan tuna Indonesia agar dapat lebih bersaing di pasar
ekspor Amerika Serikat. Variabel Trend yang menggambargan selera konsumen di Amerika Serikat juga menunjukkan adanya peningkatan permintaan ekspor
ikan tuna Indonesia dari tahun ke tahun. Semua hasil pendugaan parameter di atas berlaku dengan tetap mempertahankan bahwa faktor-faktor lainnya memenuhi
asumsi ceteris paribus.
5.2.5. Hasil Pendugaan Parameter Permintaan Ekspor dari Uni Eropa
Hasil pendugaan parameter faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor ikan tuna Indonesia dari Uni Eropa disajikan pada Tabel 9. Hasil
pendugaan parameter pada persamaan permintaan domestik dijelaskan oleh variabel harga ikan tuna Indonesia di pasar Uni Eropa, Harga Salmon sebagai
substitusi Ikan tuna, Harga ikan tuna Thailand di pasar Uni Eropa, GNP Uni Eropa, Populasi Uni Eropa, Tarif yang dikenakan terhadap ikan tuna Indonesia di
pasar Uni Eropa, Konsumsi Ikan tuna perkapita di Uni Eropa, Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Uni Eropa terhadap ikan tuna Indonesia, serta Trend
yang menggambarkan selera konsumsi ikan tuna masyarakat Uni Eropa, dapat