Prioritas Strategi Pengembangan Strategi Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan

87

5.3. Strategi Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan

5.3.1 Prioritas Strategi Pengembangan

Berdasarkan hasil analisis Bab 4, strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA mempunyai rasio kepentingan paling tinggi dibandingkan empat opsi alternatif strategi pengembangan lainnya, yaitu mencapai 0,255. Hasil analisis ini dapat dipercaya karena mempunyai inconsistency sekitar 0,05, sedangkan batas inconsistency yang dipercayadiperbolehkan 0,1. Hal ini dapat dipahami karena, karena pengelolaan usaha perikanan di lokasi Kabupaten Indramayu belum dilaksanakan dengan baik, meskipun hasil tangkapan ikan umumnya memuaskan. Menurut DPK Kabupaten Indramayu 2010, sebagian nelayan belum tertib dalam administrasi kerja terutama terkait dengan siklus keuangan, dimana banyak penggunaan uang diluar keperluan melaut yang tidak dicatat sehingga sering membebani keuangan terutama bila berangkat melaut. Disamping itu, serah terima barang bahan perbekalan maupun hasil tangkapan sering tidak dikontrol sehingga memberi peluang untuk terjadinya kecurangan oleh petugas yang tidak bertanggung jawab. Terkait dengan ini dan berdasarkan hasil analisis AHP, maka opsi strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA menjadi strategi prioritas pertama untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten Indramayu. Strategi pembinaan SDM perikanan BINASDM menjadi strategi prioritas kedua karena mempunyai rasio kepentingan tertinggi RK = 0,230 pada inconsistensy terpercaya 0,05. Setiawan 2007 dalam penelitian menhyatakan bahwa pengembangan sumberdaya manusia SDM perlu menjadi menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan usaha perikanan. Keberhasilan usaha perikanan yang berskala kecil sangat tergantung pada kemampuan nelayan pemilik dalam menentukan fishing ground dan pengelolaan keuangan usaha. Sedangkan menurut Muslich 1993, pengembangan usaha ekonomi menempatkan jenis usaha dan keahlian manusia sebagai penggerak utama usaha ekonomi dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Pengembangan 88 kerjasama pemodalan merupakan strategi ekonomi yang tepat untuk membantu pembiayaan usaha perikanan skala kecil di Kabupaten Indramayu, seperti handline dan jaring klitik. Strategi kerjasama ini menjadi strategi prioritas ketiga dalam mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan di Kabupaten Indramayu. Strategi ini mempunyai rasio kepentingan 0,193 pada inconsistensy terpercaya 0,05. Menurut Nikijuluw 2002, pengembangan kerjasama diantara usaha ekonomi yang saling bergantung bahan baku, usaha perikanan dengan perbankan, dan pengusaha besar dengan nelayan kecil sangat dibutuhkan pada resim pengelolaan yang cenderung berpihak kepada pelaku ekonomi besar. Strategi pengembangan kerjasama pemodalan dapat disinkronkan dengan strategi pengembangan usaha perikanan skala kecil prioritas keempat. Hal ini karena usaha perikanan kecil tidak terlalu banyak berkembang di lokasi, dimana perhatian dan bantuan lebih banyak diberikan kepada usaha perikanan skala besar seperti jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, dan payang. Kerjasama pemodalan diharapkan dapat membantu pelaku perikanan skala kecil sehingga lebih eksis dan dapat mendukung secara maksimal pembangunan perikanan di lokasi. Hasil analisis Bab 4 disebutkan bahwa usaha perikanan skala kecil di Kabupaten Indramayu mempunyai tingkat pengembalian rate of return yang baik, misalnya seperti rawai tetap sekitar 58,52 , handline sekitar 66,74 , dan jaring klitik 43,53 . Terkait dengan ini, maka pengembangan usaha perikanan skala kecil layak dilakukan termasuk dengan melakukan kerjasama pemodalan. Pengembangan usaha pendukung perikanan merupakan strategi prioritas kelima RK = 0,135 pada inconsistency terpercaya 0,05 untuk mendukung pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten Indramayu. Pengembangan usaha pendukung perikanan menjadi prioritas terakhir bisa jadi karena selama ini di lokasi telah banyak berkembang usaha pendukung seperti koperasi, SPBU, pabrik es, dan kios penyediaan perbekalan. menurut DPK Kabupaten Indramayu 2010, penyediaan es balok, bahan bakar, dan perbekalan tidak mengalami kesulitan di Kabupaten Indramayu karena semuanya dikordinir oleh Koperasi Nelayan Karangsong. 89

5.3.2 Sensitivitas Strategi Prioritas