89
5.3.2 Sensitivitas Strategi Prioritas
Diantara berbagai strategi pengembangan yang ada, strategi prioritas pertama akan menjadi strategi terpilih atau diandalkan pertama kali untuk
mendukung tujuan pengembangan yang ditetapkan. Terkait dengan pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten
Indramayu, maka strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA tentu menjadi pilihan.
Dalam mendukung aplikasinya secara nyata di lokasi, maka strategi perbaikan manajemen usaha perikanan perlu diketahui sensitivistasnya.
Informasi tentang sensitifitas ini tidak hanya penting untuk mengetahui keunggulan perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA sebagai
strategi prioritas, tetapi juga penting untuk membuat langkah antisipasi pengelolaan akibat berbagai perubahan yang ada di lokasi. Informasi tersebut
dapat menjadi panduan untuk implementasi berbagai program terkait pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten
Indramayu maupun lokasi lainnya. Di alam nyata, berbagai perubahan dapat terjadi akibat adanya intervensi
dari pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan suatu aspek pengelolaan tertentu yang menurutnya dianggap lebih baiklebih menguntungkan.
Strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA harus dapat mensiasati berbagai perubahan tersebut sehingga tetap merupakan strategi terbaik
dan terandalkan bagi pengembangan ekonomi berkelanjutan di pesisir Kabupaten Indramayu. Pada Tabel 5.1 disajikan tingkat sensitivitas strategi perbaikan
manajemen usaha perikanan strategi prioritas untuk mensiasati berbagai intervensi kepentingan stakeholderspihak terkait dalam bentuk pemberian
perhatian pada pengembangan aspekkriteria pengelolaan tertentu.
90 Tabel 5.1. Sensitivitas strategi prioritas
No. KriteriaAspek
Pengembangan Rasio
Kepentingan RK Awal
Sensitivitas Range RK
Stabil Range RK
Sensitif 1 Sumberdaya
dan lingkungan yang baik
0,413 0 – 1
Tidak Ada 2 Teknis
operasi perikanan baik
0,260 0 – 1
Tidak Ada 3
Ekonomi dan sosial baik
0,327 0 – 0,826
0,826– 1
Berdasarkan Tabel 5.1 tersebut, range RK stabil strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA terhadap intervensi kepentingan
untuk pengembangan kondisi sumberdaya dan lingkungan yang lebih baik berada pada kisaran 0 – 1. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun aspek sumberdaya dan
lingkungan tidak diperhatikan sama sekali RK = 0 dalam pengelolaan usaha perikanan di Kabupaten Indramayu, maupun menjadi satu-satunya aspek
pengelolaan yang dikembangkan, tidak akan merubah pilihan perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA sebagai strategi prioritasnya.
Hendriwan et. al 2008 dalam penelitiannya menyatakan bahwa sumberdaya ikan merupakan penyebab utama kegiatan perikanan tangkap di Teluk Lampung,
sehingga bila perhatian diberikan sepenuhnya kepada pengembangan sumberdaya ikan dan lingkungan perairan, maka semua stakhokders perikanan mendukung.
Terkait hal ini, maka cukup wajar bila perhatian terhadap pengembangan sumberdaya ikan dan lingkungan perairan diberikan secara maksimal di
Kabupaten Indramayu, karena perannya yang besar dalam mendukung kegiatan ekonomi berbasis perikanan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, program
perikanan belum terkait langsung dengan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan RK = 0, namun ikan masih bisa didapatkan di perairan Kabupaten
Indramayu. Hal yang sama juga untuk aspek teknis operasi perikanan. Ada tidaknya
program pengembangan untuk menjadikan ukuran kapal standar, transfer teknologi, dan metode operasi efektif dalam pengelolaan perikanan Kabupaten
Indramayu, tidak akan menyebabkan perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA tergantikan oleh strategi lainnya. Hal ini karena manajemen usaha
91 penting untuk mengatur siklus keuangan pada usaha perikanan terutama yang
berskala besar sehingga terjadi perimbangan antara pengeluaran dengan pendapatan. Setiawan, et.al 2007 dalam penelitiannya menyatakan bahwa usaha
perikanan skala kecil yang masih sederhana alat tangkap dan metode operasinya juga membutuhkan manajemen usaha yang baik untuk tetap eksis dan
memberikan manfaat maksimal kepada nelayan pelakuknya. Strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA hanya
sensitif terhadap aspek ekonomi dan sosial. Bila perhatian terhadap aspek ekonomi dan sosial saat ini RK awal = 0,327 ditingkatkan sehingga lebih dari
82,6 RK 0,826, maka strategi perbaikan manajemen usaha perikanan MNJUSAHA tidak efektif lagi untuk mengembangkan ekonomi Kabupaten
Indramayu dengan berbasis pada operasional usaha perikanan tangkap yang ada. Tetapi strategi tersebut akan digantikan oleh strategi pembinaan SDM perikanan.
Perhatian berlebih terhadap aspek sosial dan ekonomi tersebut dapat berupa pengelolaan usaha hanya difokuskan pada pencapaian keuntungan tinggi, semua
kebutuhan keluarga nelayan ingin dipenuhi dari usaha perikanan tangkap, sehingga semua upaya ditempuh termasuk yang merusak lingkungan dan habitat
ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan banyak dan menguntungkan. Pada kondisi ini perbaikan manajemen usaha bukan menjadi prioritas lagi, tetapi
pembinaan SDM lebih dibutuhkan untuk mengontrol perilaku pengelolaan tersebut. Hasil analisis sensitivitas ini memberi arahan untuk implementasi
strategi prioritas perbaikan manajemen usaha perikanan dan pada kondisi mana harus digantikan oleh strategi lainnya, sehingga pengembangan ekonomi berbasis
usaha perikanan dapat berkelanjutan.
92
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan