Hasil Analisis Kepentingan Komponen Pembatas Pengelolaan

64 tinggi daripada kepentingan kriteria lainnya, maka selalu nilainya lebih tinggi. Hasil uji banding berpasangan format AHP tersebut disajikan pada Gambar 4.9 Gambar 4.9 Hasil banding berpasangan format AHP diantara kriteria pengembangan Berdasarkan Gambar 4.9, kondisi sumberdaya dan lingkungan baik terkait pembangunan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan lebih tinggi dua kali dibandingkan kondisi teknis operasi perikanan baik, dan sama penting dengan kondisi ekonomi dan sosial yang baik. Kondisi ekonomi dan sosial yang baik merupakan kriteria pengembangan yang berkepentingan tertinggi kedua terhadap pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten Indramayu, yaitu dengan rasio kepentingan RK 0,327 pada inconsistency terpercaya 0,05.

4.5.2 Hasil Analisis Kepentingan Komponen Pembatas Pengelolaan

Berdasarkan hasil identifikasi sebelumnya, beberapa komponen pembatas dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten Indramayu dan simbulnya adalah : kualitas sumberdaya manusia SDM, potensi sumberdaya ikan SDI, ketersediaan modal MODAL, dan regulasi yang mengatur operasi perikanan REGULASI. Pembatas tersebut harus menjadi pertimbangan penting setiap kriteria pengembangan untuk memilih alternatif strategi pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan terbaik, sehingga strategi yang terpilih nantinya benar-benar merupakan strategi 65 yang paling tepat. Hasil analisis terkait dengan komponen pembatas ini disajikan pada Gambar 4.10 – 4.12. Gambar 4.10 Hasil analisis kepentingan komponen pembatas pengelolaan terkait kriteria SDLINK Berdasarkan Gambar 4.10, komponen potensi stock sumberdaya ikan merupakan komponen pembatas yang paling penting terkait penciptaan kondisi sumberdaya dan lingkungan baik SDLINK, yaitu dengan rasio kepentingan RK 0,346 pada inconsistency terpercaya 0,07. Kualitas sumberdaya manusia dan ketersediaan modal merupakan komponen pembatas yang paling penting kedua dan ketiga yang penting dalam mempertahankan kondisi sumberdaya dan lingkungan yang baik. Regulasi perikanan merupakan komponen pembatas yang paling rendah kepentingannya dalam mendukung sumberdaya dan lingkungan yang baik, yaitu dengan rasio kepentingan RK 0,163 paling kecil pada inconsistency terpercaya 0,07. Rasio kepentingan tersebut merupakan representasi penilaian stakeholders terkait, seperti nelayan, pengolahpedagang ikan, pengelola pelabuhantempat pendaratan ikan, lembaga keuanganperbankan, pihak PEMDA, dan masyarakat sekitar. Meskipun ada yang terkesan bertentangan, namun perlu menjadi perhatian dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten Indramayu. Gambar 4.11 menyajikan hasil analisis kepentingan komponen pembatas pengelolaan terkait kriteria TEKNIS. 66 Gambar 4.11 Hasil analisis kepentingan komponen pembatas pengelolaan terkait kriteria TEKNIS Diantara empat pembatas yang ada, potensi stock sumberdaya ikan dan ketersediaan modal merupakan komponen pembatas paling penting untuk menciptakan kondisi teknis operasi perikanan TEKNIS yang baik terkait pengembangan ekonomi berkelanjutan berbasis usaha perikanan di Kabupaten Indramayu. Hal ini ditunjukkan oleh rasio kepentingan kedua yang tinggi dibandingkan dua komponen pembatas lainnya, yaitu 0,333 pada inconsistency terpercaya 0,00. Tingginya rasio kepentingan potensi sumberdaya ikan dan ketersediaan modal ini besar kemungkinan karena keduanya dibutuhkan langsung dalam operasi perikanan. Kualitas sumberdaya manusia dan regulasi perikanan lebih rendah kepentingannya, bisa jadi karena dibutuhkan saat kegiatan perikanan mulai dioperasikan. Keduanya masing-masing mempunyai rasio kepentingan RK 0,167 pada pada inconsistency terpercaya 0,00. Dalam kaitan ini, maka untuk memajukan kegiatan operasi perikanan secara teknis, maka faktor ketersediaan sumberdaya ikan dan modal menjadi hal pertama yang harus dilihat. Bila hal ini dapat diperhatikan dengan baik, maka pengembangan ekonomi berbasis usaha perikanan akan dapat terlaksana secara maksimal di Kabupaten Indramayu. 67 Gambar 4.12 Hasil analisis kepentingan komponen pembatas pengelolaan terkait kriteria EKOSOS Untuk menciptakan kondisi ekonomi dan sosial yang lebih baik dalam pengembangan ekonomi perikanan, maka ketersediaan modal merupakan faktor pembatas yang paling penting untuk diperhatikan. Hal ini ditunjukkan oleh rasio kepentingan RK MODAL yang mencapai 0,333 pada inconsistency terpercaya 0,03 Gambar 4.12. Kualitas sumberdaya manusia merupakan komponen pembatas kedua yang perlu diperhatikan yang ditunjukkan oleh 0,306 pada inconsistency terpercaya 0,03. Regulasi perikanan merupakan komponen komponen pembatas yang paling rendah kepentingannya untuk menciptakan kondisi ekonomi dan sosial yang baik dalam pengembangan ekonomi berbasis usaha perikanan RK = 0,125 pada inconsistency terpercaya 0,03.

4.5.3 Hasil Analisis Prioritas Strategi Pengembangan