2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumberdaya Ikan Laut
2.1.1 Jenis Sumberdaya Ikan
Sebagai suatu negara tropis, perikanan laut Indonesia termasuk multi spesies. Secara sederhana, potensi sumberdaya ikan laut tersebut dikelompokkan
menjadi kelompok sumberdaya ikan demersal dan pelagis. Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap 2002, sumberdaya ikan laut meliputi
ikan pisces, kelompok udang crustacea, binatang berkulit lunak mollusca dan rumput laut. Bila mengacu kepada lingkup ini, maka jenis sumberdaya ikan laut
dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok Naamin dan Badrudin, 1992 yang diacu dalam Ihsan, 2000 yaitu :
1 Sumberdaya ikan demersal, merupakan jenis ikan yang hidup di atau dekat dasar perairan.
2 Sumberdaya pelagis kecil, merupakan jenis ikan yang berada di sekitar permukaan.
3 Sumberdaya ikan pelagis besar, merupakan jenis ikan oseanik yang sangat jauh seperti tuna dan cakalang dan,
4 Sumberdaya udang dan biota laut non ikan lainnya. Perairan laut Indonesia sangat kaya dengan jenis sumberdaya ikan, baik
dari jenis ikan demersal, ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, maupun udang dan biota laut non ikan. Dari jenis tersebut, ikan sangat potensial di perairan utara
Jawa sebagai lokasi fishing ground nelayan Kabupaten Indramayu potensi diantaranya adalah ikan kembung Indian mackerel, teri anchovies, selar
trevallies, kurisi treadfin breams, kuwe caranx sexfaciatus, tongkol eastem litle tuna, tenggiri narrow barred king mackerel, lemuru indian oil sardinella,
layur hair tails, peperek pony fishessleep mouths, ekor kuning yellow tailfusiliers, udang putih banana prawn, layang scales, cumi-cumi common
squid. Namun potensi sumberdaya ikan di lokasi maupun belahan dunia lainnya memperlihatkan kecenderungan yang menurun.
10
2.1.2 Kondisi Stok Sumberdaya Ikan
FAO 2005 melaporkan bahwa stok sumberdaya ikan baik secara global maupun regional pada dekade terakhir ini telah mengalami penurunan yang sangat
drastis, akibat penangkapan yang terus menerus dan tidak ramah lingkungan. Berdasarkan beberapa kajian yang dilakukan, penyebab penurunan stok
sumberdaya ikan laut ini dapat dikelompokkan menjadi dua faktor utama, yaitu adanya perubahan lingkungan baik perubahan iklim global maupun penurunan
kualitas lingkungan dan peningkatan pemanfaatan sumberdaya ikan laut. Kedua hal ini terjadi karena kebutuhan dan aktivitas kehidupan masyarakat dunia yang
terus meningkat. Menurut DKP 2008 dan Seijo et al, 1998, sotck sumberdaya ikan laut
tersebut perlu dikelola dengan menginteraksi secara harmonis komponen sumberdaya ikan dengan komponen sumberdaya manusia, modal, teknologi dan
informasi melalui pengembangan usaha perikanan yang tepat. Pertambahan penduduk dunia yang begitu cepat telah meningkatkan permintaan ikan, sehingga
harmonisasi interaksi dalam pengelolaan potensi sumberdaya sangat dibutuhkan. Peningkatan upaya penangkapan ikan melalui penambahan armada penangkapan
ikan maupun teknologi penangkapan yang tidak terkendali, telah mendorong percepatan terjadinya penurunan potensi sumberdaya ikan di berbagai belahan
bumi, termasuk di perairan Indonesia. Potensi lestari sumberdaya ikan laut Indonesia mencapai 6,4 juta ton per tahun
Upaya perbaikan terhadap kondisi stok sumberdaya ikan laut bukannya tidak dilakukan. Menurut FAO 2005, dalam beberapa tahun terakhir telah
dikembangkan metoda kebijakan pengendalian pemanfaatan sumberdaya ikan yang didasarkan pada kajian aspek biologi, seperti penerapan TAC Total
Allowable Catch, ITQ Individual Transferable Quota, MSY Maximum Sustainable Yield, dan sebagainya. Namun, upaya ini belum berhasil baik karena
pelaku pemanfaatan belum banyak mengembangkan usaha perikanan yang ramah lingkungan dan kebijakan yang diterapkan oleh banyak tidak efektif.
Di satu pihak masing-masing akan berusaha untuk memaksimumkan hasil tangkapan, di lain pihak masing-masing mempunyai insentif untuk
mempertahankan ataupun meningkatkan kelestarian sumberdaya yang pada
11
akhirnya tetap merugikan nelayan lemah yang merupakan mayoritas penduduk setempat yang justru tidak mendapatkan manfaat dari kekayaan sumberdaya
wilayahnya sendiri.
2.2. Konsep Pengelolaan Sumberdaya Ikan