45
c. Air limbah abu ketel
Air  limbah  abu  ketel  merupakan  limbah  cair  yang  dihasilkan  dari  air  bak  penampungan  abu boiler.  Air abu ketel diendapkan untuk kemudian langsung dibuang ke lebung.  Desain pengendapan
air abu boiler kondisinya terlalu kecil sehingga air abu boiler sudah jenuh dari desain kedalaman +-60 cm  hanya  sekitar  20  cm.  Hal  ini  karena  laju  pengendapan  abu  boiler  lebih  cepat  dari  proses
pengerukan  abunya.    Air  abu  boiler  berwarna  sangat  pekat  dan  hitam.    Hal  ini  akan  mengakibatkan baku mutu limbah cair industri gula Kep. Men. LH No. 6 tahun 2009 TSS akan terlewati.  Pada parit
buangan air abu boiler terlihat sebagian oli dan tanah yang mengandung minyak masuk ke dalam parit buangan air abu boiler.
d. Air jatuhan limbah kondensor
Limbah cair berupa air jatuhan dari kondensor yang bersuhu 47
o
C dan memiliki pH 6 - 7.  Air kondensor ini dipompa masuk ke dalam instalasi water treatment dan dipompa dengan menggunakan
pompa ke cooling tower untuk didinginkan.  Proses pendinginan dilakukan dengan mengalirkan air ke dalam cooling fan yang berada pada cooling tower agar suhunya turun  menjadi 37
o
C dengan pH 6. Air  yang  telah  dingin  kemudian  dipompakan  kembali  sebagai  air  injeksi  pada  kondensor  untuk
keperluan proses evaporasi dan proses pemasakan.
e. Air limbah domestik limbah gabungan
Limbah cair di PG Subang juga dapat dihasilkan dari air limbah domestik rumah tangga yang ada di perusahan dan pabrik.   Limbah ini berasal dari air parit MCK, air proses pencucian peralatan
pabrik, dan sumber lain yang berhubungan dengan limbah rumah tangga.  Jumlah air limbah domestik ini sangat sedikit dibandingkan limbah cair lainnya.
Limbah pabrik gula yang paling mendapatkan perhatian adalah limbah cair karena limbah cair inilah  yang  paling  banyak  menimbulkan  dampak  lingkungan.  Kemungkinan  dampak  yang
ditimbulkan  dari  buangan  pabrik  gula  dapat  dilihat  pada  Tabel  22.    Pada  umumnya  proses  giling pabrik  gula  di  Indonesia  berlangsung  pada  saat  musim  kemarau  saat  debit  air  sungai  rendah.
Pembuangan  air  limbah  ke  sungai  akan  memberikan  beban  pencemaran  yang  cukup  tinggi  terhadap sungai  maupun  lahan  pertanian  sehingga  sebelum  pelepasan  limbah  harus  didahului  oleh
pertimbangan  dan  penelitian  dengan  seksama.  Penanganan  limbah  cair  ini  dimaksudkan  untuk meminimalisasi  beban  limbah  cair  yang  keluar  dari  pabrik  sebelum  masuk  unit  pengolahan  limbah
cair. Kualitas air  merupakan salah  satu faktor penting  untuk  mempertimbangkan supaya pengairan
dapat  berjalan  dengan  baik  dan  tidak  memberikan  pengaruh  negatif.    Air  yang  digunakan  untuk keperluan perkebunan tebu dan pabrik gula hendaknya berkualitas baik sehingga tidak membahayakan
pertumbuhan tanaman dan merusak tanah.   Untuk mendapatkan sumber air yang baik maka air yang dihasilkan pun seharusnya memiliki kualitas yang baik pula.
46
Tabel 22. Kemungkinan dampak dari buangan pabrik gula Kegiatan pembuangan limbah
Tindakan pencegahan Pembuangan  limbah  langsung  ke  sungai  dengan
debit yang cukup besar Relatif aman. self purification
Pembuangan  limbah  ke  sungai  dengan  debit rendah
Perhatikan beban pencemaran Pembuangan langsung ke daerah sungai
Pengawasan  kualitas  limbah  cair  terutama pemisahan minyak
Pengendalian bau odour Memastikan tidak ada luapan ke danau. kolam.
atau  sungai  dan  tidak  ada  leaching  ke  air permukaan
Sumber : Data PG Subang 2011
Untuk  menghasilkan  kualitas  air  yang  baik,  diperlukan  pengolahan  air  limbah.  Teknologi pengolahan  limbah  cair  industri  adalah  salah  satu  alat  untuk  memisahkan,  menghilangkan,  dan  atau
mengurangi unsur pencemar dalam limbah dimana seluruh limbah yang mengandung unsur pencemar diminimalisasikan  sampai  memenuhi  syarat  baku  mutu  limbah  dan  syarat  baku  lingkungan.    Di  PG
Subang,  unit  yang  mengelola  air  limbah  ditangani  oleh  bagian  IPAL  Instalasi  Pengolahan  air Limbah.    Instalasi  pengolahan  limbah  pada  prinsipnya  bagai  sebuah  sistem  pabrik  dimana  tersedia
sejumlah  input  untuk  diolah  menjadi  output.    Dalam  kaitan  ini  adanya  limbah  sebagai  bahan  baku yang  diolah  dalam  sistem  kemudian  hasilnya  adalah  limbah  yang  memenuhi  syarat  baku  mutu.  Jika
limbah  cair  yang  diolah  kotor  maka  setelah  mengalami  pengolahan  akan  dihasilkan  limbah  yang memenuhi baku mutu limbah.  Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD,
partikel  tercampur,  serta  membunuh  mikroorganisme  patogen.    Selain  itu  diperlukan  juga  tambahan pengolahan  untuk  menghilangkan  bahan  nutrisi,  komponen  beracun,  serta  bahan  yang  tidak  dapat
terdegradasi agar konsentrasi yang ada menjadi rendah Sugiharto 1987. Limbah cair pabrik gula pada umumnya tidak mengandung limbah berbahaya atau beracun.  Di
Indonesia produksi gula bersifat  musiman,  yaitu 5  sampai  6 bulan dalam setahun.  Parameter  utama untuk  pabrik  penggilingan  tebu  dan  pemurnian  gula  adalah  BOD  dan  COD.    Parameter  sekunder
adalah  TSS,  pH,  suhu,  nitrogen,  minyak  dan  lemak,  sulfida  dan  padatan  keseluruhan  Isyuniarto 2007.    Setiap  harinya  kegiatan  yang  dilakukan  di  IPAL  adalah  menganalisis  BOD,  COD,  pH,  dan
suhu dari tiap titik pantau sumber air limbah seperti: inlet IPAL, outlet IPAL, air kondensor, air abu ketel, kolam aerasi I, II, dan III, dan kolam equalisasi.
47
Tabel 23.  Hasil pengujian outlet IPAL di PG Subang tahun 2011
Sumber : Data PG Subang 2011 Pada  Tabel  23  menunjukkan  bahwa  outlet  IPAL  di  PG  Subang  tahun  2011  telah  memenuhi
baku  mutu  lingkungan  sehingga  aman  untuk  dibuang  ke  lingkungan  karena  tidak  menimbulkan pencemaran  terhadap  lingkungan.    Outlet  IPAL  ini  akan  dialirkan  ke  lebung  yang  terletak  di  sekitar
kebun  tebu  yang  selanjutnya  akan  dimanfaatkan  untuk  pengairan  pada  tanaman  tebu  sehingga  dapat menghemat dalam pengairan tanaman.  Apabila outlet IPAL sudah baik, maka tanaman tebu juga akan
tumbuh  dengan  baik,  lain  halnya  apabila  outlet  IPAL  melebihi  baku  mutu  lingkungan,  maka diperlukan  biaya  yang  lebih  tinggi  untuk  pengairan  tanaman  karena  tidak  layak  digunakan  untuk
pengairan tebu, selain itu akan mencemari sungai, jika hal ini terjadi akan berdampak pada PROPER di  PG  Subang  yang  menunjukkan  ketaatan  perusahaan  terhadap  dampak  lingkungan  yang
ditimbulkan.
3. Limbah Udara