Penggunaan Bahan Penggunaan Energi Dampak Lingkungan

12

B. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sekunder yang telah didapatkan dari pihak-pihak terkait, buku-buku acuan, jurnal, dan literatur lainnya. Selain itu, studi pustaka juga dilakukan untuk menunjang atau memenuhi data yang kurang dari observasi lapangan. Studi pustaka pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permodelan LCA yang biasa dilakukan serta mengetahui dampak lingkungan yang dapat diakibatkan pada proses produksi gula.

2. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi serta mempelajari siklus hidup dari pabrik gula di PT PG Rajawali II Unit PG Subang untuk mendapatkan data primer.

3. Kuesioner

Tujuan pembuatan kuesioner adalah mendapatkan data atau informasi berupa data sekunder yang dibutuhkan dalam menganalisis kebutuhan bahan baku dan energi. Kuesioner yang dibuat pada penelitian ini berisi tentang informasi mengenai kebutuhan bahan baku, tambahan, energi, serta penanganan limbah pada industri gula. Kuesioner data penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan orang-orang yang ahli di bidang proses produksi gula tebu. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data atau informasi berupa data sekunder yang dibutuhkan dalam melakukan LCA pada industri gula di PT PG Rajawali II Unit PG Subang.

C. PENILAIAN DAUR HIDUP LIFE CYLE ASSESSMENT

Metode LCA yang digunakan adalah prosedur LCA menurut ISO 14040 yang terdiri atas empat fase, yaitu penentuan tujuan dan ruang lingkup, analisis persediaan, analisis dampak, dan interpretasi. Tujuan dan ruang lingkup yang telah ditetapkan dalam penelitian ini menjadi dasar dalam penggunaan LCA. Bagian-bagian yang dikaji dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan dan energi selama tahapan proses serta dampak lingkungan yang terjadi akibat proses produksi gula.

1. Penggunaan Bahan

Penggunaan bahan-bahan selama proses produksi gula dikaji menggunakan analisis inventori sesuai dengan metode LCA. Dampak yang ditimbulkan selama kegiatan berlangsung dianalisis menggunakan analisis dampak. 13

2. Penggunaan Energi

Energi yang digunakan selama proses produksi berasal dari tenaga uap, listrik, dan bahan bakar. Metode LCA yang digunakan untuk mengetahui besar energi yang dibutuhkan selama proses produksi gula adalah dengan menggunakan analisis inventori. Dampak yang ditimbulkan dianalisis menggunakan analisis dampak.

3. Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang dianalisis adalah dampak dari limbah padat, cair, B3, dan udara yang dilepaskan selama proses produksi gula berlangsung. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dianalisis secara kualitatif menggunakan analisis dampak pada metode LCA. Penelitian dengan metode LCA di pabrik gula sebelumnya sudah pernah dilakukan, hanya saja ruang lingkup yang dikaji berbeda. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rosmeika et al. 2009, dilakukan pengkajian daur hidup ampas tebu di Pabrik Gula Maduksimo Yogyakarta menggunakan metode LCA. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari empat komponen, yaitu: mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup kegiatan, analisis inventarisasi, analisis dampak, dan mengkaji perbaikan interpretasi. Pada penelitian tersebut ditentukan batasan permasalahan, antara lain: 1 proses kegiatan yang dilakukan hanya terbatas pada satu pabrik gula tebu, 2 Life Cycle Assessment pada industri pengolahan tebu hanya dibatasi sampai pada ampas tebu sebagai hasil samping dari stasiun gilingan dan pemanfaatannya untuk bahan bakar boiler, 3 analisis emisi dibatasi hanya pada emisi udara gas yang dihasilkan dari cerobong asap boiler tanpa menganalisis emisi padat dan cair dan parameter yang dianalisis dibatasi hanya pada emisi CO 2 , NO 2 , dan SO 2 , 4 analisis dampak dibatasi hanya sampai pada tahapan karakterisasi untuk potensi terjadinya efek rumah kaca, acidification, dan eutrophication. Selain itu, penelitian LCA pada pabrik gula juga dilakukan oleh Renouv dan Wegener 2007 dengan melakukan LCA pada produksi dan pengolahan tebu di Australia. Metode LCA yang digunakan meliputi: ruang lingkup kegiatan, analisis inventori, analisis dampak, dan evaluasi hasil interpretasi. Ruang lingkup pada penelitian tersebut mulai dari budi daya tebu hingga pengolahan tebu menjadi gula. Analisis dampak lingkungan yang dilakukan meliputi: penggunaan energi, eutrofikasi, penggunaan air, dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan analisis dampak yang ditimbulkan dari perbandingan antara tebu dengan tanaman penghasil gula yang lain, seperti bit dan jagung. 14

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH PERUSAHAAN

Areal PT PG Rajawali II Unit PG Subang pada tahun 1812-1833 pada awalnya merupakan areal tanaman karet milik swasta asing Inggris yang kemudian pada tahun 1834-1957 dikuasai perusahaan swasta asing Belanda bernama “Pamanoekan and Tjiasem Land”. Pada tahun 1958- 1967 dikuasai Perusahaaan Perkebunan Negara PPN dengan UU No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda dan pada tahun 1968 menjadi PTP XXX dengan PP No. 14 Tahun 1968. Berdasarkan instruksi Menteri Pertanian No.13INSUM1979 dilakukan konversi lahan dari tanaman karet ke tanaman tebu dengan mengadakan uji coba penanaman tebu bersama PPIG. Penanaman tebu pertama seluas 800 ha dan digiling di PTP XIV, PG Tersana Baru. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No.681MENTERI.X1978 tanggal 14 Oktober 1978, pengelolaan PG Subang sepenuhnya diserahkan ke PTP XIV yang meliputi kebun Pasir Bungur, Pasir Muncang dan Manyingsal. Pabrik Gula Subang Gambar 4 dibangun mulai tahun 1981 berdasarkan SK Menteri Pertanian No.667KTPS81981 dan surat Dirjen Moneter Departemen Keuangan No. 2892MD1982 dengan kontraktor Heavy Mechanical Complex HMC Pakistan. Pada tahun 1984 pembangunan fisik pabrik dengan fasilitasnya telah selesai dilaksanakan. Penggilingan pertama dimulai tanggal 3 Juli 1984 dan berakhir tanggal 18 Oktober 1984. Gambar 4. Pabrik Gula Subang Pada tahun 1985 dilaksanakan penyerahan pabrik gula subang dari pihak kontraktor ke PTP XIV. Pada tahun 1989, pengelolaan PTP XIV berpindah dari Departemen Pertanian ke Departemen Keuangan. Berdasarkan SK Menteri Keuangan No. 1326MK0131988 dilakukan pengalihan manajemen PTP XIV kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia. Pada tanggal 30 Desember 1988 pengelolaan PG Subang dilaksanakan oleh PT PG Rajawali II yang merupakan salah satu unit perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia PT RNI.