SUMBER DAN DAMPAK PENCEMARAN DI PABRIK GULA

7

D. SUMBER DAN DAMPAK PENCEMARAN DI PABRIK GULA

Pabrik gula merupakan salah satu industri yang mengolah bahan pertanian menjadi produk jadi berupa gula SHS Super High Sugar atau GKP Gula Kristal Putih. Proses produksi gula tidak terlepas dari limbah waste dan produk samping by-product yang dihasilkan selama proses berjalan. Limbah yang dihasilkan pabrik gula merupakan limbah yang didominasi oleh bahan-bahan organik, walaupun tidak menutup kemungkinan menghasilkan limbah anorganik persentasenya kecil. Limbah yang dihasilkan di pabrik gula terbagi menjadi beberapa jenis dan dilakukan penanganan yang berbeda antara satu jenis limbah dengan limbah yang lainnya. Jenis limbah yang dihasilkan pada produksi gula ini berupa limbah cair, limbah padat, limbah udara, dan limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah udara yang dihasilkan berasal dari pembakaran boiler serta dari alat transportasi. Emisi partikulat dihasilkan dari gas buang boiler karena bahan bakar yang digunakan berupa padatan ampas. Selain itu, beberapa pabrik gula juga mengalami masalah dengan debu ampas yang cukup halus, sedangkan limbah gas, yakni SO 2 , NO x , dan CO 2 umumnya tidak melebihi ambang batas. Limbah selanjutnya adalah limbah B3 yang terdiri dari oli bekas, aki bekas, lap majun, dan lampu TL yang disimpan di tempat penyimpanan sementara limbah B3. Oli bekas dan aki bekas berasal dari stasiun gilingan, mesin-mesin produksi, genset dan workshop operasional kendaraan dan alat berat. Lap majun diperoleh dari lap bekas pembersihan mesin, pompa, oli, dan lain-lain. Lampu TL diperoleh dari lampu yang sudah rusak atau mengalami gangguan sehingga tidak bisa digunakan kembali. Limbah padat yang dihasilkan diantaranya, abu, blotong, dan ampas. Abu merupakan limbah yang dihasilkan dari pembakaran boiler, blotong merupakan limbah padat dari proses penyaringan Rotary Vacuum Filter, dan ampas yang merupakan limbah hasil pemerahan nira pada stasiun gilingan. Limbah cair yang dihasilkan terbagi menjadi dua bagian, yaitu limbah cair berat dan limbah cair ringan. Limbah cair berat merupakan limbah cair dengan kadar organik tinggi sedangkan limbah cair ringan merupakan limbah cair yang mengandung kadar organik rendah LPP 2006. Walaupun menghasilkan limbah padat, cair, gas, dan B3, masalah lingkungan utama yang dihadapi pabrik gula adalah yang berkaitan dengan limbah cair, baik karena volume maupun konsentrasi polutannya. Pengolahan tebu menjadi gula dapat menghasilkan limbah cair sebanyak 1-2 m 3 ton tebu. Daftar limbah cair pabrik gula dan sifatnya dapat dilihat pada Tabel 2. Limbah padat pabrik gula berupa ampas, blotong, dan sisa ampas yang tidak habis dipakai sebagai bahan bakar. Penanganan limbah padat relatif lebih mudah dibandingkan limbah yang lain LPP 2006. Sumber limbah di pabrik gula dapat dilihat pada Lampiran 2. Limbah pabrik gula dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan jika tidak ditangani secara tepat karena mengandung sejumah besar karbohidrat, protein, lemak, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan baik dalam pengolahan dan pembersihan. Masalah-masalah yang mungkin timbul dalam operasi pabrik gula LPP 2006 adalah : 1. Polusi pada badan air akibat kontaminasi dan deoksigenisasi oleh efluen limbah cair 2. Pabrik gula yang langsung dibuang atau tidak ditangani secara memadai 3. Bau menyengat akibat biodegradasi limbah dalam bentuk gas hidrogen sulfida H 2 S 4. Suburnya tumbuhan ganggang sepanjang aliran sebagai akibat banyaknya sisa-sisa nutrien seperti phospor dan nitrogen 5. Terganggunya fotosintesis pada ekosistem air karena tumpahan minyak ke badan utama air 6. Efek hujan asam akibat emisi gas SO 2 7. Menurunnya kualitas udara karena emisi asap dan gas buang hasil pembakaran ampas pada boiler 8 Tabel 2. Limbah cair di pabrik gula dan sifat-sifatnya Sumber Pencemar Potensi Pencemaran Sifat Stasiun gilingan - Minyak - Nira - Air pendingin tinggi tinggi rendah mengapung larut, pH 5,5 suhu normal Stasiun Pemurnian - Nira - Pendingin vacuum filter - Pendingin sublimator tinggi rendah tinggi larut, pH 6,5 suhu normal suhu 60 – 70 o C Stasiun Penguapan - Nira - Soda - Pendingin kondensor tinggi tinggi rendah pH netral basa suhu 40 o C Stasiun Kristalisasi - Larutan gula - Pendingin kondensor tinggi rendah pH 6 suhu 40 o C Palung Pendingin - Air - Larutan gula rendah tinggi suhu normal pH 6 Laboratorium - Nira - Larutan gula - Bahan kimia lain tinggi tinggi rendah pH 6 pH 7 bervariasi, Pb Boiler - Air kurasan - Abu dalam air rendah rendah suhu 90 o C pH 8, mengendap Stasiun Pembangkit Listrik - Minyak tinggi mengapung Sumber : LPP 2006

E. LIFE CYCLE ASSESSMENT LCA