44
dengan baik dan dibuang pada tempatnya, jika tidak dilakukan maka dapat menyebabkan lingkungan di sekitar pabrik menjadi kotor atau berdampak pada sanitasi lingkungan, apabila di lakukan terus-
menerus dan menumpuk akan mempengaruhi proses produksi karena dapat timbul berbagai mikroorganisme maupun bakteri lain yang dapat menghambat proses produksi gula.
2. Limbah Cair
Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari proses produksi dalam bentuk cairan. Limbah cair di PG Subang dihasilkan secara langsung dari kegiatan produksi atau tidak berhubungan
langsung seperti limbah domestik. Limbah cair ini merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan, hal ini disebabkan karena hampir seluruh tahapan proses produksi membutuhkan air untuk pencucian
mesin atau peralatan produksi. Beberapa stasiun produksi gula membutuhkan air sebagai bahan tambahan dalam proses produksi, sehingga menghasilkan air sisa atau air buangan dan menjadi limbah
cair. Limbah cair yang dihasilkan pada proses produksi gula di PG Subang ini berupa tetes molasses, air buangan pabrik limbah proses, air limbah abu ketel, air jatuhan limbah kondensor,
dan air limbah domestik gabungan.
a. Tetes molasses
Tetes molasses merupakan salah satu limbah produksi gula yang dihasilkan dari proses kristalisasi. Tetes yang dihasilkan di stasiun kristalisasi ini disalurkan langsung ke tangki penampung
molasses. Sifat fisik molasses menyerupai cairan gula merah yang kental, berwarna kecoklatan, dan berbau gula yang dibakar. Molasses tidak termasuk bahan berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan karena penggunaan molasses dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan MSG monosodium glutamate, pembuatan alkohol, bahan pembuatan pakan
ikan, dan spirtus.
b. Air buangan pabrik limbah proses
Setiap stasiun menghasilkan air buangan berupa limbah cair yang berasal dari sisa pencucian mesin atau sisa kotoran pelumas, nira, ampas, dan bahan-bahan lainnya. Sumber limbah cair buangan
pabrik ini didasarkan pada pembagian stasiun yang ada dalam pabrik. Limbah cair buangan ini disalurkan melalui saluran yang sudah dibuat khusus untuk limbah cair buangan pabrik dengan bak
kontrol yang tersebar di masing-masing stasiun. Bak kontrol ini digunakan untuk pemantauan aliran limbah dan pengendalian ketika terjadi tumpahan atau kelebihan limbah cair. Limbah cair buangan
yang dihasilkan di stasiun penggilingan berupa sisa pembersihan oli pelumas mesin penggiling, sisa penyemprotan ampas, sisa nira yang terbuang atau bocor, dan air dari gilingan. Di stasiun pemurnian
menghasilkan limbah cair buangan berupa sisa pembersihan blotong, pembersihan ampas lembut sisa penyaringan, dan nira yang berceceran. Limbah cair buangan dari stasiun penguapan berupa sisa air
pembersihan nira dan kerak nira. Di stasiun putaran dihasilkan limbah cair buangan berupa tetes, sisa tetes yang berlebih, kebocoran timbangan tetes, dan gula ceceran yang telah dibersihkan dengan air.
Di stasiun kristalisasi, limbah cair buangan relatif sangat jarang. Limbah juga dapat dihasilkan ketika ada kesalahan atau kebocoran nira di peti penampungan. Seluruh limbah cair buangan pabrik ini
disalurkan melalui irigasi saluran dan disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL untuk diolah kembali.
45
c. Air limbah abu ketel