Fasilitator PENILAIAN ANAK JALANAN TERHADAP PELAYANAN

Beberapa responden yang merasa tidak puas beranggapan bahwa asesmen yang dilakukan tidak diikuti dengan upaya pemenuhan kebutuhan mereka dengan segera. Besarnya harapan mereka terhadap RSBAP untuk dapat memenuhi semua kebutuhan dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapai menyebabkan mereka merasa tidak puas akan upaya yang dilakukan RSBAP untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembina melakukan pemetaan kebutuhan dan permasalahan anak jalanan dengan berbagai cara, yakni mengobrol dengan anak binaan hingga mendatangi keluarga yang bersangkutan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana kehidupan anak jalanan yang dibina. Setelah melakukan asesmen maka mereka merumuskan tindakan apa yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan anak jalanan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pimpinan RSBAP sebagai berikut. “Kami melakukan pemetaan kebutuhan setiap anak binaan yang mendaftar di rumah singgah. Setelah itu barulah kami menyusun tindakan apa yang harus diberikan kepada anak tersebut. Kita mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendasar yang diperlukan anak tersebut. Kami mencoba memberikan pelayanan semaksimal mungkin.” Sebagian besar anak binaan memiliki status pendidikan yang rendah. Maka setiap anak binaan dapat mengakses program pendidikan yang diselenggarakan oleh RSBAP. Selain itu, RSBAP berupaya untuk kebutuhan pangan, sandang dan papan yang dirasakan anak binaan. Permasalahan yang dihadapi oleh anak binaan sangatlah beragam. Tidak semua kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh setiap individu anak binaan dapat diatasi oleh RSBAP. Hal ini dikarena keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh RSBAP.

6.3 Fasilitator

Rumah singgah berfungsi sebagai perantara anak jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya. Hal ini dilakukan agar anak binaan tinggal kembali bersama keluarganya atau memiliki keluarga baru sehingga anak binaan tidak lagi hidup di jalanan. Kerjasama yang dilakukan pihak rumah singgah dengan lembaga lainnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan akan pendidikan. Dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator, RSBAP menghubungkan anak binaan dengan berbagai pihak yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup anak jalanan dilakukan melalui rumah singgah. Anak binaan mendapatkan pelatihan keterampilan atau pun bantuan pendidikan dari pemerintah. Sebagai contoh, anak binaan melakukan pelatihan montir motor, pelatihan wirausaha atupun mendapatkan program beasiswa “Tabunganku” dari Kementrian Sosial RI. Selain itu, pihak swasta pun mengadakan pelatihan keterampilan kepada anak binaan RSBAP seperti pelatihan teknisi ponsel yang diselenggarakan oleh Telkomsel. Rumah singgah pula berupaya untuk menghubungkan anak binaan dengan keluarganya. Terdapat beberapa anak binaan yang menjalin hubungan baik dengan kelurganya bahkan kembali tinggal bersama oran tuanya. Namun tidak semua anak jalanan dapat dihubungkan kembali dengan keluarganya. Pembina RSBAP menyatakan bahwa terdapat anak jalanan yang memang tidak tahu keberadaan keluarganya. Selain itu, ada pula anak binaan yang memang tidak ingin untuk dihubungkan kembali anak jalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 56 persen responden yang tidak puas dan tujuh persen responden yang merasa sangat tidak puas akan peran RSBAP sebagai fasilitator. Beberapa responden mengatakan bahwa tidak ada upaya rumah singgah untuk menghubungkan kembali dengan orang tuanya. Mereka menghubungi keluarganya tanpa ada bantuan dari pihak rumah singgah. Terdapat 20 persen responden yang merasa puas dan 17 persen responden yang merasa sangat puas akan peran RSBAP sebagai fasilitator. Kebanyakan 7 56 20 17 Gambar 9. Penilaian Anak Jalanan Terhadap Fungsi Rumah Singgah sebagai Fasilitator Sangat tidak puas Tidak puas Puas Sangat puas responden merasa sangat senang dengan peran RSBAP dalam menghubungkan mereka dengan lembaga lainnya seperti Kementrian Sosial, Dinas Sosial DKI Jakarta, Puskesmas dan lain-lain. Pelatihan dan pelayanan yang diberikan oleh lembaga-lembaga tersebut diakui menambah keterampilan dan memperbaiki kehidupan mereka.

6.4 Perlindungan