Pasar Pasar Minggu. Banyak anak jalanan yang tinggal dan bekerja di pasar tersebut.
4.2 Gambaran Umum Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi
4.2.1. Sejarah
Pada tahun 1997 terdapat sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam sebuah kelompok kajian sosial akademis yang bernama Forum Studi Dialektika
FOSTUDIA. Forum tersebut beranggotakan mahasiswa-mahasiswa lintas perguruan tinggi yang memfokuskan pada permasalahan anak jalanan terlantar.
Saat itu, jumlah anak jalanan semakin meningkat disebabkan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.
Aksi sosial yang dilakukan forum tersebut adalah berupa kepedulian terhadap nasib pendidikan anak jalanan dan terlantar yang kemudian diwujudkan
dalam bentuk pendidikan luar sekolah paket A setara SD. Kegiatan pembelajaran tersebut awalnya dilaksanakan di Masjid Pasar Kebayoran Lama, tepatnya bulan
Juni 1997, dengan warga belajar umumnya anak jalanan dan anak pemulung yang berjumlah 73 anak. Saat itu proses kegiatan pembelajaran bernaung di bawah
sebuah yayasan sosial. Namun kegiatan kurang berjalan mulus karena ada kekurang-sepahaman antara kelompok mahasiswa dengan pihak yayasan sehingga
kelompok mahasiswa berhenti untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Pada awal bulan Juni 1998 kelompok mahasiswa tersebut melanjutkan aksi
sosial tersebut di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kegiatan ini kemudian diberi nama Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Anak Jalanan P3A. Kegiatan
yang dilakukan ialah pendidikan agama dan Kejar Paket A dan B. Kemudian kelompok mahasiswa tersebut mulai melakukan pendekatan
dengan berbagai pihak seperti dosen dari beberapa perguruan tinggi, pihak swasta dan pihak pemerintah agar kegiatan yang dilakukan dapat berkesinambungan dan
berbadan hukum. Kemudian pada tanggal 3 November 1998 kegiatan pembelajaran diresmikan dengan nama Yayasan Bina Anak Pertiwi.
Pada awalnya berdiri, Yayasan Bina Anak Pertiwi melaksanakan kegiatan pembelajaran di Masjid Al-Awwabin Polsek Pasar Minggu. Kegiatan tersebut
meliputi kegiatan pembelajaran kejar paket A setara SD dan kejar paket B setara SMP. Selain itu, pengelola melakukan pemetaan mengenai kebutuhan anak
jalanan. Dari kegiatan tersebut diketahui kebutuhan anak jalanan akan tempat tinggal cukup tinggi maka dari itu pada tahun 1999 Yayasan Bina Anak Pertiwi
menyewa rumah petakan di daerah Lenteng Agung. Tempat tersebut ternyata tidak cukup menampung anak jalanan yang jumlahnya semakin meningkat.
Kemudian Yayasan Bina Anak Pertiwi berpindah lokasi ke Bojong Gede. Lokasi yang jauh dari jangkauan anak jalanan menyebabkan menurunnya anak jalanan
yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada tahun 2000 pengelola menyewa tempat berbagai lokasi di Kalibata dan pada tahun 2003 Yayasan Bina Anak
Pertiwi membeli sebuah rumah di Jalan Bacang No. 46 Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan untuk tempat administrasi, pembinaan dan tempat
singgah anak jalanan.
4.2.2. Visi, Misi dan Tujuan