Pengalaman Menjadi Anak Jalanan

Anak jalanan yang termasuk ke dalam tipe children of the street sebesar 16,7 persen yang artinya anak jalanan ini bekerja dan tinggal di jalanan dan sudah putus hubungan dengan keluarga. Anak jalanan ini berasal dari daerah di Jakarta seperti Sukabumi, Riau dan Padang. Ada pula anak jalanan yang kedua orang tuanya meninggal dan berpisah dengan saudara kandungnya. Hal inilah yang mendorong mereka untuk hidup di jalanan tanpa memiliki ketergantungan dengan sanak saudara. ANT 17 tahun merupakan anak jalanan yang berasal dari Riau. Orang tuanya mempekerjakan ia kepada pedangan yang merupakan tetangganya. Ketika bekerja ia kabur dari toko dan bermigrasi ke Jakarta. Ketika di Serang ia bekerja sebagai pengamen agar mendapat uang agar bisa membayar ongkos ke Jakarta. Melihat anak yang masih kecil namun sudah hidup di jalan, maka ada keluarga yang mengadopsinya. Merasa bukan keluarganya maka ia kabur dan pergi ke Jakarta. Saat di perjalanan, ia jatuh dari kereta dan mengalami amnesia selama seminggu. Setelah sampai di Jakarta ia bekerja apa saja yang dapat menghasilkan uang untuk dirinya seperti mengemis, menyapu kereta, menjadi pelayan warung nasi, dan mengamen. Selama menjadi anak jalanan ia sudah tidak pernah lagi menghubungi keluarganya di Riau. Ia hidup mandiri di Jakarta hingga akhirnya ia menemukan RSBAP.

5.6 Pengalaman Menjadi Anak Jalanan

Responden menjadi anak jalanan bukan terbilang baru, sebagian besar dari mereka sudah lama menjadi anak jalanan. Hasil penelitian menunjukkan 60 persen responden memiliki pengalaman lebih dari enam tahun dengan rincian terdapat 36,7 persen responden yang memiliki pengalaman tujuh hingga sepuluh tahun dan sebanyak 23,3 persen responden yang telah menjadi anak jalanan lebih dari sepuluh tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa mereka telah menjadi anak jalanan semenjak usia SD. Beberapa dari mereka turun ke jalan untuk mencari nafkah sejak kecil yaitu ketika mereka berhenti sekolah di bangku SD. Menjadi anak jalanan bukanlah hal yang mereka inginkan namun karena desakan ekonomi yang dibekali dengan sedikit keterampilan memaksa mereka bekerja di jalanan. “Saya kerja di jalan kira-kira dari umur 10 tahun kak, semenjak kabur dari rumah. Saya ga pernah ke rumah lagi, soalnya jauh, di Riau. Saya juga ga punya sodara di Jakarta, jadi selama ini saya makan dari hasil kerja di jalan kak.” ANT, 17 tahun. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia dan Pengalaman Menjadi Anak Jalanan, Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, 2010. Usia Pengalaman Menjadi Anak Jalanan Total 3 tahun 3 sampai 6 tahun 7 sampai 10 tahun 10 tahun n n n n n 15 sampai 18 tahun 2 6,7 6 20,0 7 23,3 1 3,3 16 53,3 19 sampai 22 tahun 3 10,0 1 3,3 4 13,3 6 20,0 14 46,7 Total 5 16,7 7 23,3 11 36,7 7 23,3 30 100 Responden yang berpengalaman menjadi anak jalanan selama tiga sampai enam tahun sebanyak 23,3 persen. Sebanyak 16,7 persen responden yang memiliki pengalaman menjadi anak jalanan kurang dari tiga tahun. Anak jalanan yang pengalamannya belum begitu lama biasanya masih berpenampilan rapi dan tingkah lakunya masih sopan. MHR 16 tahun merupakan anak jalanan yang berasal dari Madura. Ia kabur dari rumah menuju Jakarta karena ia dijodohkan oleh orang tuanya. Ia berprofesi menjadi pengamen selama kurang dari satu tahun. Tidak lama kemudian ia menjadi anak binaan di RSBAP. Ia termasuk anak binaan yang hidupnya teratur dibanding dengan anak binaan yang sudah lama menjadi anak jalanan, hingga ia diberi kepercayaan oleh pengelola untuk memegang kunci RSBAP.

5.7 Tingkat Kekerasan yang Dialami