5.5 Tipe Anak Jalanan
Depdiknas 2002 membagi tipe anak jalanan berdasarkan hubungannya dengan keluarga dan dikategorikan menjadi tiga tipe yaitu children of the street,
children on the street dan vulnerable to be street children. Hasil penelitian menunjukkan hanya terdapat dua tipe anak jalanan, yaitu children of the street
dan children on the street. Sebagian besar anak jalanan merupakan children on the street yaitu sebesar 83,3 persen. Children on the street adalah anak yang bekerja
dan hidup di jalanan dan berhubungan tidak teratur dengan keluarganya. Biasanya anak jalanan masih berhubungan dengan keluarganya melalui jaringan
komunikasi dengan menelepon atau mengirim pesan elektronik kepada keluarganya. Hal ini dilakukan oleh anak jalanan yang keluarganya jauh dari
Jakarta. Sedangkan anak jalanan yang memiliki keluarga di sekitar Jakarta terkadang mengunjungi secara tidak teratur sebulan sekali hingga seminggu
sekali. SHR 16 tahun merupakan anak jalanan yang memiliki sanak saudara di
Jakarta. Ia hanya tinggal bersama neneknya dan tidak tahu akan keberadaan orang tuanya. Ia bekerja di jalanan untuk membantu neneknya dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari sejak kecil. Semenjak menjadi anak jalanan ia biasanya tidur di kolong jembatan atau di pasar. Melihat kondisinya tersebut
kakak angkat jalanan membawa SHR ke RSBAP untuk mendapat pembinaan. Setelah itu ia tinggal di RSBAP dan tidak lagi tinggal di jalanan. Walaupun sudah
tidak tinggal bersama neneknya, ia masih berhubungan dengan neneknya. Sebulan sekali biasanya ia pulang ke rumah neneknya yang berada di Grogol.
Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia dan Tipe Anak Jalanan, Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, 2010.
Usia Tipe Anak Jalanan
Total Children on the street
Children of the street
n n
n 15 sampai 18 tahun
14 46,7
2 6,7
16 53,3
19 sampai 22 tahun 11
36,7 3
10,0 14
46,7 Total
25 83,3
5 16,7
30 100
Anak jalanan yang termasuk ke dalam tipe children of the street sebesar 16,7 persen yang artinya anak jalanan ini bekerja dan tinggal di jalanan dan sudah
putus hubungan dengan keluarga. Anak jalanan ini berasal dari daerah di Jakarta seperti Sukabumi, Riau dan Padang. Ada pula anak jalanan yang kedua orang
tuanya meninggal dan berpisah dengan saudara kandungnya. Hal inilah yang mendorong mereka untuk hidup di jalanan tanpa memiliki ketergantungan dengan
sanak saudara. ANT 17 tahun merupakan anak jalanan yang berasal dari Riau. Orang
tuanya mempekerjakan ia kepada pedangan yang merupakan tetangganya. Ketika bekerja ia kabur dari toko dan bermigrasi ke Jakarta. Ketika di Serang ia bekerja
sebagai pengamen agar mendapat uang agar bisa membayar ongkos ke Jakarta. Melihat anak yang masih kecil namun sudah hidup di jalan, maka ada keluarga
yang mengadopsinya. Merasa bukan keluarganya maka ia kabur dan pergi ke Jakarta. Saat di perjalanan, ia jatuh dari kereta dan mengalami amnesia selama
seminggu. Setelah sampai di Jakarta ia bekerja apa saja yang dapat menghasilkan uang untuk dirinya seperti mengemis, menyapu kereta, menjadi pelayan warung
nasi, dan mengamen. Selama menjadi anak jalanan ia sudah tidak pernah lagi menghubungi keluarganya di Riau. Ia hidup mandiri di Jakarta hingga akhirnya ia
menemukan RSBAP.
5.6 Pengalaman Menjadi Anak Jalanan