Struktur Organisasi Anak Binaan

Memberikan gambaran akan kepastian masa depan dengan berbekal berbagai keterampilan kerja dan pengembangan usaha mandiri, serta penempatan kerja. RSBAP dalam menjalankan aktivitasnya selalu bersama-sama masyarakat di mana kegiatan tersebut dilangsungkan. Adanya pengakuan masyarakat serta rasa memiliki yang sangat tinggi terhadap lembaga merupakan modal utama keberhasilan kelangsungan program. Maka dilakukan sinergi antara kepentingan lembaga dengan kebutuhan masyarakat. Pihak lembaga harus mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan, potensi yang dimiliki serta menampung berbagai aspirasi yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian, program yang dirancang oleh lembaga adalah merupakan cerminan dari suatu kebutuhan serta harapan segmen- segmen masyarakat tertentu yang akan diberdayakannya. Bina Anak Pertiwi, dengan motto “bersama untuk bangsa”, telah melaksanakan berbagai program riil di masyarakat, seperti, bimbingan agama dan etika bermasyarakat, pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja, pengembangan seni-budaya minat dan bakat, pelayanan kesehatan dan kesejahteraan, pengembangan usaha mandiri serta penempatan kerja.

4.2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi Lampiran 1 terdiri dari seorang pimpinan yaitu Abdus Saleh Maller dibawah binaan Ahmad Zayadi. Terdapat seorang tenaga administrasi Ali Muhtar, dua pendamping anak jalanan Ali Santso dan Suhardi, dua staff Siti Wahdah Zaini dan Suliyati Sanaf dan dua Sakti Peksos RR Zulia K. dan Novita Dewi. Hubungan antara pimpinan dan beberapa pengelola RSBAP dengan anak binaan sangat dekat bahkan seluruh anak binaan menganggap ia sebagai keluarganya sendiri. Menurut mereka, pimpinan RSBAB dianggap sebagai orangtua dan kakaknya. Perhatian yang diberikannya kepada anak binaan membuat anak binaan merasa dianggap sebagai anggota dari sebuah keluarga. Namun terdapat pula beberapa pengelola yang memiliki hubungan yang tidak begitu dekat dengan anak binaan karena dalam melakukan pembinaan kepada anak binaan terdapat jarak di antara mereka. Perekrutan pengelola RSBAP tidak didasarkan kriteria layaknya sebuah perusahaan mempekerjakan karyawan. Modal utama untuk menjadi pengelola adalah keikhlasan untuk memberikan pelayanan kepada anak jalanan. Pengelola RSBAP bertindak sebagai pembina anak jalanan. Sebagian besar pengelola di RSBAP merupakan volunteer. Namun ada pula pengelola atau pembina yang bekerja karena ditugaskan oleh Kementrian Sosial RI yakni Satuan Bakti Pekerja Sosial Sakti Peksos. Sakti Peksos bertugas untuk memantau dan membantu pelaksanaan program-program pemberdayaan anak jalanan di rumah singgah.

4.2.4. Anak Binaan

3 Anak binaan yang menjadi sasaran RSBAP adalah anak-anak putus sekolah, anak jalanan, serta anak kurang mampu yang rentan menjadi anak jalanan. Anak jalanan yang dibina di RSBAP seluruhnya berjenis kelamin laki- laki. RSBAP menggunakan kriteria usia untuk menentukan anak binaan yang akan mendapatkan pelayanan di RSBAP. Kriteria usia dipakai ketika anak jalanan tersebut terdaftar di RSBAP. Ada dua golongan usia yaitu usia tujuh sampai 18 tahun untuk sasaran yang berkaitan dengan pendidikan formal dan usia tujuh sampai 20 tahun untuk sasaran yang terkait dengan pembinaan secara keseluruhan. Pembinaan secara keseluruhan meliputi kegiatan peningkatan keterampilan hidup dan pembinaan metal spiritual. Sasaran yang terkait dengan pendidikan formal yaitu anak jalanan yang berusia antara tujuh sampai 18 tahun yang memungkinkan untuk disekolahkan di 3 Hasil wawancara mendalam dengan pimpinan RSBAP 44 39 17 Gambar 2. Jumlah Anak Jalanan yang Dibina Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi Berdasarkan Kelompok Usia 15 sampai 18 tahun 19 sampai 22 tahun 22 tahun sekolah formal. Anak yang memiliki kemampuan dan keinginan yang tinggi untuk belajar akan dibiayai untuk melanjutkan ke sekolah formal. Pada prakteknya, dalam proses pembinaan terdapat beberapa anak jalanan yang usianya lebih dari 20 tahun karena proses pembinaan tidak bisa diputuskan begitu saja. Anak jalanan yang pendidikan dan keterampilannya lemah dapat tinggal lebih lama di RSBAP. Mereka masih membutuhkan pembinaan di RSBAP, oleh karena itu RSBAP memberikan keterampilah hidup dan diusahakan untuk menyalurkan mereka ke dunia kerja.

4.2.5. Rekruitment Anak Binaan