Ikhtisar PENILAIAN ANAK JALANAN TERHADAP PELAYANAN

Sebanyak 56 persen reponden merasa puas dan sepuluh persen responden merasa sangat puas akan upaya resosialisasi yang dilakukan RSBAP. Mereka yang memiliki penilaian positif ini menyatakan bahwa pembina mengajarkan mereka bagaimana bertingkah laku dengan tetangga di sekitar RSBAP. Apabila mereka membuat kegaduhan seperti bernyanyi dengan keras, akan ditegur oleh pembina karena dapat menganggu tetangga. Selain itu, pembina juga mengajarkan mengenai norma yang berlaku di masyarakat. Salah satu peraturan yang terdapat di RSBAP ialah tidak boleh membawa masuk wanita yang tidak dikenal karena akan mengundang keresahan warga sekitar. Anak binaan juga diajarkan untuk berlaku sopan dan menyapa tetangga sekitar. Namun terdapat 27 persen responden yang merasa tidak puas dan tujuh persen responden yang merasa sangat tidak puas dengan upaya resosialisasi yang dilakaukan RSBAP. Bagi mereka yang memiliki penilaian negatif terhadap fungsi RSBAP dalam melakukan resosialisasi, pembinaan yang diberikan pembina tidak dilakukan secara intensif. Terdapat beberapa pembina yang bersikap acuh tak acuh terhadap perilaku anak binaan, namun ada pula yang peduli dengan perilaku mereka. Inilah yang membuat mereka merasa tidak puas karena tidak semua pembina peduli akan perbuatan yang dilakukan oleh mereka.

6.9 Ikhtisar

Penilaian anak jalanan terhadap pelayanan rumah singgah dilihat dari kepuasan anak jalanan terhadap keberfungsian rumah singgah. Terdapat delapan fungsi rumah singgah, yaitu sebagai tempat pertemuan, pusat asesmen dan rujukan, fasilitator, perlindungan, pusat informasi, kuratif-rehabilitatif, pelayanan sosial dan resosialisasi. Gambar 15 menunjukkan bahwa sebagian besar anak jalanan memiliki penilaian positif terhadap fungsi rumah singgah sebagai tempat pertemuan, perlindungan, pusat informasi, kuratif-rehabilitatif, pelayanan sosial dan resosialisasi. Namun, terdapat dua fungsi rumah singgah yang dinilai tidak memuaskan anak jalanan yaitu fungsi rumah singgah sebagai pusat asesmen dan fasilitator. Rumah singgah melakukan asesmen terhadap setiap anak binaan untuk mengetahui pemasalahan mendasar yang dihadapi anak binaan Namun, asesmen yang diakukan tidak diserta dengan rujukan yang cepat. Rumah singgah dinilai kurang tanggap dalam menyelesaikan permasalahan mendasar dari setiap anak jalanan. Fungsi rumah singgah sebagai fasilitator dinilai kurang memuaskan anak binaan RSBAP. Rumah singgah memiliki fungsi sebagai perantara anak jalanan dengan keluarga, panti, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya. Anak jalanan diharapkan tidak terus-menerus bergantung pada rumah singgah, melainkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik melalui atau setelah proses yang dijalani. Menurut anak binaan yang tidak memiliki keluarga, mereka tidak dirujuk untuk mendapatkan orang tua angkat atau keluarga penganti. Rumah singgah dalam melakukan upaya menghubungkan anak jalanan dengan lembaga yang bermanfaat bagi kehidupannya dinilai kurang. Sebenarnya RSBAP telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk membantu 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Gambar 15. Penilaian Anak Jalanan Terhadap Pelayanan Rumah Singgah kegiatan pembinaan terhadap anak jalanan. Namun, upaya rumah singgah tersebut dinilai belum maksimal oleh anak binaan. Upaya pembinaan yang dilakukan untuk mengubah perilaku mereka agar sesuai dengan norma yang berlaku diwujudkan dengan melakukan perlindungan, memberi pendidikan dan keterampilan serta menghadirkan suasana kekeluargaan di dalam rumah singgah. Upaya tersebut telah dilaksanakan dengan baik sehingga memberikan kepuasan yang tinggi kepada anak binaan.

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN