Model Layanan Program Kegiatan

permasalahan dan kebutuhan anak tersebut untuk kemudian menetapkan layanan apa yang harus ia terima. b. Rekomendasi anak binaan lain Perekrutan dilakukan berdasarkan rekomendasi anak binaan. Anak binaan membawa teman lainnya untuk bergabung dengan RSBAP dengan bermain bersama dan nongkrong bareng. Ketika calon anak binaan berkunjung ke RSBAP baru dilakukan pemetaan kondisi dan permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya tidak jauh berbeda dengan sistem pendaftaran langsung, ketika anak jalanan bersedia mengikuti aturan yang berlaku di rumah singgah maka mereka akan terdaftar sebagai anak binaan RSBAP. Setelah pemetaan dilakukan baru merancang pelayanan yang harus diberikan kepada mereka untuk meningkatkan taraf hidupnya. Bagi anak jalanan yang sudah tidak aktif mengikuti kegiatan RSBAP maka dilakukan pemantauan melalui anak binaan yang masih aktif dan masih berhubungan dengan mereka. Walaupun sudah tidak aktif mereka tetap terdaftar sebagai anak binaan. Hal ini dilakukan atas pertimbangan jika anak jalanan tersebut tertangkap kamtib atau polisi ia memiliki orang tua asuh untuk mengurusi dan menebusnya. Anak-anak yang bermasalah dengan hukum atau terkena masalah lainnya maka akan didampingi oleh pengelola RSBAP. Seperti kasus AB, anak binaan yang terdaftar tahun 1998 namun sekarang tidak aktif lagi dalam mengikuti kegiatan RSBAP. Ia mengalami kecelakaan dan biaya operasinya ditanggung oleh RSBAP. Walaupun sudah putus hubungan yang cukup lama dengan RSBAP namun tetap diberi pelayanan jika ia membutuhkan. Jika ia masih berhubungan dengan anak yang aktif berarti masih dalam pantauan RSBAP.

4.2.6. Model Layanan

Model layanan khusus anak jalanan dapat dilaksanakan dengan berbagai model, antara lain: 1. Pendidikan Layanan Khusus, merupakan layanan pendidikan bagi anak binaan dengan menerapkan kurikulum Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA. 2. Treatment centre, yaitu layanan pendidikan yang lebih difokuskan pada perubahan sikap mental, perilaku, dan upaya pemulihan lainnya agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan dunianya, serta dapat menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun, sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang Republik Indonesia. 3. Boarding house, adalah tempat tinggal sementara untuk melakukan proses pembelajaran kepada anak jalanan. Boarding house bersifat sementara dan diharapkan dalam jangka waktu tertentu anak akan mengalami proses adaptasi dengan lingkungan sosial yang dibangun dengan memperkenalkan kembali atmosfir keluarga, bahwa dalam hidup ini harus ada hierarki, aturan main, dan lainnya. 4. Pendidikan dan pelatihan-pelatihan keterampilan bermata pencaharian,seperti; Pelatihan Komputer Sandal Sepatu dan Hotel, Montir Motor, dan lain-lain.

4.2.7. Program Kegiatan

5 Program yang diselenggaraka oleh RSBAP ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan taraf hidup anak jalanan. Program-program yang dilaksanakan RSBAP pada tahun 2010 secara rinci terlampir pada Lampiran 5, namun secara umum program-program tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bimbingan Agama dan Etika Bermasyarakat Program ini dalam rangka membangun sikap mental positif, dan menumbuhkan kembali semangat keberagamaan warga belajar. Kegiatan yang dilakukan meliputi bimbingan ibadah praktis wudhu, shalat, puasa, dan lain- lain., mengaji Al- Qur‟an, pengajian tentang budi pekerti akhlak, fiqih pengajian tentang tata cara bersuci, najis, halal haram, penyuluhan tata cara hidup bermasyarakat, dan pelatihan khusus Ramadhan PesantrenRamadhan. 2. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan a Pendidikan Kegiatan ini diadakan dalam rangka mengembalikan anak didik ke dalam suasana belajar kembali. Bentuk kegiatan meliputi pendidikan persekolahan yang merupakan layanan pendidikan bagi anak daerah terpencil, penyelenggaraannya 5 Company profile RSBAP berupa: SD Kecil, SMPMTs Kecil atau Terbuka, SMAMA Kecil atau Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh. Menyekolahkan anak kembali ke sekolah umum. Ini ditujukan bagi anak yang sudah mengalami perubahan sikap mental, serta memiliki motivasi dan minat belajar yang besar, serta masih memungkinkan diterima di sekolah umum. b Pelatihan Keterampilan Kerja dan Kursus Jenis keterampilan yang diberikan adalah keterampilan kerja praktis dan tidak memerlukan legalitas formal akademis serta mudah dilakukan. Dan jenis keterampilan tersebut berorientasi kerja atau terbukanya lapangan kerja baru. Bentuk kegiatan pelatihan meliputi: magang kerja di perkebunan Sukabumi, pelatihan manajemen usaha, pelatihan manajemen produksi, pelatihan manajemen quality control, pelatihan manajemen pemasaran dan distribusi. Kursus-kursus yang telah dilaksanakan meliputi: kursus stir mobil dapat SIM, kursus komputer, kursus montir motor, kursus menjahit, kursus tata boga, kursus sablon, kursus produksi sandal dan sepatu. 3. Pengembangan Minat dan Bakat Seni Budaya Kegiatan ini difokuskan untuk menggali bakat seni yang ada dalam diri anak didik. Bentuk kegitan meliputi: grup vokal, sanggar tari, teater dan musikalisasi puisi. 4. Kesejahteraan dan Pelayanan Kesehatan. Program ini ditekankan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak binaan. Bentuk kegitan meliputi: penyuluhan kesehatan, pemberian makan bergizi, pemeriksaan dan pengobatan kesehatan secara berkala dan olahraga. 5. Pengembangan Usaha Mandiri Program ini dimaksudkan untuk membuka lapangan kerja baru. Bentuk kegitan meliputi: budidaya belimbing manis, bengkel service motor, outlet sandal dan sepatu, warung kelontong, dan koperasi. 6. Pola Pemberdayaan Ekonomi Produktif a Manajemen Pelaksanaan program pengembangan usaha produktif dikelola dengan pola central management manajemen terpusat. Modal barang ataupun tunai dijadikan modal kelompok usaha pemandirian anak binaan yang dikelola secara bergulir. Anak binaan dikelompokkan menjadi lima orang. Dari kelima anak tersebut ditunjuk seorang koordinator yang merupakan hasil kesepakatan bersama. Lalu dibuat sebuah komitmen bersama bahwa ia akan menjalankan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh, jujur serta tidak akan berkhianat satu sama lain. Jika ada salah seorang yang berkhianat atau berlaku curang, maka dengan sendirinya ia akan dikeluarkan dari kelompok usaha produktif dan keanggotaannya dinyatakan gugur. Untuk itu haknya terhadap usaha tersebut dialihkan kepada anak binaan yang lain. Dalam menjalankan usahanya, kelompok usaha tersebut dibantu oleh suatu tim manajemen dari pengurus yayasan. Koordinator kelompok bertugas mencatat segala jenis pengeluaran serta pendapatan setiap hari yang kemudian disetorkan kepada tim manajemen. Tim manajemen mengatur sirkulasi keuangan dalam kelompok, sedangkan kelompok usaha hanya memegang dalam bentuk barang yang setelah terjual hasilnya diserahkan kepada tim, yang kemudian dibelanjakan kembali bersama kordinator kelompok. Perhitungan rugilaba dilakukan setiap akhir pekan secara bersama-sama. Pendekatan ini digunakan sebelum kelompok usaha belum secara mandiri mampu mengelola usahanya. Namun apabila warga belajar dipandang mampu mengelolausahanya secara mandiri, maka secara bertahap akan dilakukan pendelegasian yang pada akhirnya dikelola secara mandiri. b Bimbingan Motivasi dan Pendampingan Usaha Bimbingan motivasi diberikan dalam bentuk dukungan moral, sharing, bertukar pengalaman hidup seorang wiraswastawan. Sedangkan pendampingan usaha diberikan dalam bentuk bimbingan manajemen dan pengembangan usaha seperti langkah-langkah dalam pencatatan, mengatur pengeluaran, serta bagaimana agar usaha tersebut bisa lebih berkembang. Kiat-kiat semacam itu diberikan juga dalam bentuk konsultasi serta bimbingan teknis. Ada juga dikemas dalam bentuk pertemuan sekaligus pengajian bulanan. Pada kesempatan tersebut tim manajemen secara khusus mendatangkan orang yang ahli di bidang pengembangan usaha.

4.2.8. Fasilitas