58 dengan mengembangkan sistem informasi dan teknologi manajemen kepegawaian
agar pelayanan prima terhadap pegawai dapat dilakukan dengan baik. Sehingga diharapkan para pegawai terutama tenaga fungsional akan fokus dan professional
dalam bidangnya karena tidak lagi disibukkan dengan urusan administrasi birokrasi.
4.3.2 Aspek Teknis brainware, dataware, hardware, software, dan netware
Dari hasil wawancara, obervasi, dan survei di lokasi penelitian, diperoleh rekap jumlah pegawai di masing-masing UPT lokasi penelitian seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4. Pada Tabel 4 terlihat perbandingan jumlah tenaga administrasi dan fungsional. Secara keseluruhan perbandingan tenaga administrasi
lebih banyak dari pada tenaga fungsional. Tenaga administrasi berjumlah 1179 orang atau 57,4 dan tenaga fungsional berjumlah 876 atau sekitar 42,6. Hal ini
menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga administrasi lebih banyak dan rumit karena harus melayani banyak pegawai. Oleh sebab itu
diperlukan suatu sistem yang dapat memproses administrasi kepegawaian secara mudah, cepat, tepat, dan transparan.
Tabel 4 Rekapitulasi jumlah pegawai di UPT lokasi penelitian berdasarkan jabatan
No. Unit Kerja
Jabatan Jumlah
Administrasi Fungsional 1
Balit Serealia, Maros 162
76 238
2 Balitkabi, Malang
179 70
249 3
Balitsa, Lembang 96
112 208
4 Balittas, Malang
110 86
196 5
Balitka, Manado 74
46 120
6 BPTP Riau
42 40
82 7
BPTP Jawa Barat 83
61 144
8 BPTP Jawa Tengah
108 89
197 9
BPTP Jawa Timur 76
140 216
10 BPTP Bali
33 46
79 11
BPTP Sulawesi Selatan 149
79 228
12 BPTP Sulawesi Utara
67 31
98 Total
1179 876
2055 Jumlah tenaga administrasi yang terlihat pada Tabel 4, tersebar di
beberapa bidang pekerjaan diantaranya adalah bidang sumberdaya manusia atau
59 kepegawaian. Setiap UPT mempunyai sub bagian yang menangani kepegawaian
dan jumlah pegawainya berbeda-beda seperti yang terlihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah pengelola kepegawaian di UPT lokasi penelitian
No. Unit Kerja
Pengelola Kepegawaian Jumlah
Administrasi Operator SIMPEG 1
Balit Serealia, Maros 3
2 5
2 Balitkabi, Malang
4 1
5 3
Balitsa, Lembang 4
1 5
4 Balittas, Malang
4 1
5 5
Balitka, Manado 1
1 2
6 BPTP Riau
4 1
5 7
BPTP Jawa Barat 4
1 5
8 BPTP Jawa Tengah
3 1
4 9
BPTP Jawa Timur 4
1 5
10 BPTP Bali
2 1
3 11
BPTP Sulawesi Selatan 4
1 5
12 BPTP Sulawesi Utara
4 1
5 Total
41 13
54 Dari Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa rata-rata di setiap UPT lokasi
penelitian mempunyai 2 sampai 5 orang yang bertugas melayani pegawai. Dari kelima pengelola kepegawaian tersebut, rata-rata hanya 1 orang yang bertugas
menangani SIMPEG atau sebagai operator SIMPEG dan selebihnya bertugas memproses usulan kepegawaian di UPT masing-masing. Namun demikian
operator SIMPEG tersebut terkadang harus membantu pegawai lainnya dalam memproses usulan kepegawaian.
Jika dibandingkan dengan jumlah pegawai yang terdapat di setiap UPT lokasi penelitian, maka setiap 1 pegawai pengelola kepegawaian harus melayani
banyak pegawai. Rata-rata setiap 1 pegawai pengelola kepegawaian harus melayani antara 16 – 60 pegawai yang mencakup semua urusan kepegawaian dan
rumah tangga. Hal ini yang menyebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan oleh pengelola kepegawaian sehingga terkadang dapat
memperlambat proses usulan kepegawaian. Oleh sebab itu perlu dilakukan perancangan sistem yang mudah, cepat, dan transparan dalam memproses usulan
kepegawaian.
60 Dalam proses usulan kepegawaian, data berasal dari setiap UPT lingkup
Badan Litbang Pertanian. Data kepegawaian masih tersebar di setiap simpul, sehingga pada saat mengusulkan administrasi kepegawaian dilakukan pengiriman
data dengan menggunakan media seperti Compact Disk CD, dan e-mail. Hal ini yang menyebabkan kesulitan pada saat menggabungkan data di tingkat eselon II
dan di Badan Litbang Pertanian karena adanya format data yang berbeda seperti excel dan word office. Oleh sebab itu perlu dibuat suatu database yang terpusat
agar dapat mempermudah dalam penggabungan data dan tidak terjadi redundancy data.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara serta kuesioner, ketersediaan perangkat keras hardware di unit kerja dan UPT sudah cukup
memadai. Semua unit kerja dan UPT yang peneliti amati sudah mempunyai
komputer yang memadai tidak terkecuali bagian pengelola kepegawaian
. Rata-rata komputer yang dimiliki oleh unit kerja dan UPT adalah jenis komputer Pentium 4
walaupun masih terdapat beberpa jenis komputer Pentium 3. Hampir di setiap pengelola kepegawaian unit kerja dan UPT rata-rata memiliki sejumlah perangkat
komputer yang mencukupi. Semua unit kerja dan UPT sudah terhubung dengan jaringan internet. Internet sangat dibutuhkan bagi semua pegawai di unit kerja dan
UPT khususnya bagi tenaga fungsional untuk mencari informasi, literatur, dan berkomunikasi dengan pihak lain yang mendukung bidang keahlian pegawai.
Jumlah perangkat keras komputer dan UPT yang sudah terhubung jaringan internet dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah komputer dan UPT yang terhubung dengan jaringan Internet
No. Unit KerjaUPT
Jumlah komputer
Spesifikasi Jaringan
Internet Keterangan
1. Bagian
Kepegawaian Sekretariat Badan
Litbang 13
Pentium 4 Sudah Ada
• Dari 13 komputer, 1
komputer khusus
untuk SIMPEG
2. Puslitbang
Tanaman Pangan 3
• Semuanya Pentium 4,
RAM : 512, HD : 40 GB
Sudah Ada
61
No. Unit KerjaUPT
Jumlah komputer
Spesifikasi Jaringan
Internet Keterangan
3. Balit Serealia
1 • Pentium 4
Sudah Ada 4.
Balitkabi, Malang 2
• Pentium 4 Sudah Ada
5. Puslitbang
Hortikultura 2
• Pentium 4 Sudah Ada
6. Balitsa, Lembang
2 • Pentium 4
Sudah Ada 7.
Puslitbang Perkebunan
4 + 1 laptop
• Semuanya Pentium 4
Sudah Ada • Dari 4
komputer, 1 komputer
khusus untuk
SIMPEG
8. Balitka, Manado
2 • Pentium 4
Sudah Ada 9.
Balittas, Malang 2
• Pentium 4 Sudah Ada
10. Puslitbang
Peternakan 4
• 3 Pentium 4 dan 1
pentium 3 Sudah Ada
11. BBP2TP
7 • 6 komputer
mempunyai processor
Pentium 4, RAM : 512,
HD : 40 GB
• 1 komputer Pentium 3
Sudah Ada • Dari 7
komputer, 1 komputer
khusus untuk
SIMPEG
12. BPTP Riau
1 + 1 laptop
Pentium 4 Sudah Ada
13. BPTP Jabar
2 Pentium 4
Sudah Ada 14.
BPTP Jateng 1
Pentium 4 Sudah Ada
15. BPTP Jatim
2 Pentium 4
Sudah Ada 16.
BPTP Sulut 2
Pentium 4 Sudah Ada
17. BPTP Sulsel
2 Pentium 4
Sudah Ada 18.
BPTP Bali 3
Pentium 4 Sudah Ada
Perangkat lunak yang tersedia sebagian besar hanya untuk kebutuhan perkantoran saja diantaranya adalah Mincrosoft Excel, Word Office, dan Power
Point. Disamping itu hanya beberapa unit kerja yang menerapkan perangkat lunak
62 bahasa pemprograman untuk mendukung SIMPEG yang ada sekarang. Bahasa
pemrograman yang digunakan oleh sebagian unit kerja dan UPT adalah Visual FoxPro dan Microsoft Access. Namun sebagian besar semua unit kerja dan UPT
sudah mengenal bahasa pemrograman PHP yaitu suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat web. Sedangkan di pengelola kepegawaian unit
kerjaUPT belum ada yang menerapkan bahasa pemrograman yang berkaitan dengan pengembangan SIMPEG online berbasis web seperti PHP, Java, dsb.
4.3.3 Aspek Operasional