Peraturan Pengelolaan Kepegawaian Studi Pustaka dan Perumusan Masalah

50 dianggarkan pada institusi dimaksud bersumber pada anggaran Badan Litbang Pertanian, namun pengelolaan administrasi dilakukan pada organisasi induknya yang berada di luar Badan Litbang Pertanian atau eselon I yang lain. • Kepanjangan nama unit kerja dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.1.2 Peraturan Pengelolaan Kepegawaian

Dalam memahami proses bisnis dan permasalahan yang terdapat pada pengelolaan kepegawaian Badan Litbang Pertanian, maka perlu dilakukan pembelajaran terhadap literatur dan aturan-aturan yang ada. Peraturan yang digunakan dalam pengelolaan kepegawaian di Badan Litbang Pertanian mengacu pada peraturan pemerintah PP Republik Indonesia, keputusan presiden kepres, instruksi presiden inpres, peraturan kepala lembaga terkait, peraturan menteri pertanian, keputusan lembaga terkait, dan keputusan kepala Badan Litbang Pertanian. Adapun peraturan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil PNS. 2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. 3. Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Nomor 06E2009 menjelaskan tentang petunjuk teknis jabatan fungsional peneliti yang termasuk didalamnya membahas pembebasan sementara dari jabatan fungsional peneliti. 4. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. 5. Peraturan bersama Menteri Pertanian Nomor 54PermentanOT.210112008 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 A Tahun 2008 mengatur tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh pertanian dan angka kreditnya yang termasuk di dalamnya membahas pembebasan sementara dari jabatan fungsional penyuluh pertanian. 51 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 236KptsOT.21042003 tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Departemen Pertanian. 7. Pembebasan sementara jabatan fungsional teknisi litkayasa dijelaskan dalam keputusan kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 147KpBPPTV2007 tentang petunjuk teknis jabatan fungsional teknisi penelitian dan perekayasaan litkayasa dan angka kreditnya. 8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132KEPM.PAN122002 dan keputusan bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2003 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2003 membahas tentang jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. 9. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor 17.1KptsKP.410J12007 tentang petunjuk pelaksanaan program tugas belajar jangka panjang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 10. Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2009-2014. 11. Pedoman ringkas administrasi jabatan fungsional peneliti Badan Litbang Pertanian Tahun 2007. Berdasarkan struktur dan profil Badan Litbang Pertanian serta aturan kepegawaian, maka saat ini proses administrasi kepegawaian dilakukan secara manual dan berjenjang. Pengusulan dilakukan mulai dari pegawai yang bersangkutan ke pengelola kepegawaian di UPT masing-masing. Selanjutnya usulan dan berkas dikirim secara berjenjang ke unit eselon II, eselon I Badan Litbang Pertanian, kementerian pertanian, Badan Kepegawaian Negara BKN, dan sampai ke Sekretaris Negara Setneg. Proses seperti ini dapat memakan waktu yang cukup lama, oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan sistem yang mudah, cepat, tepat, dan transparan. Pengelolaan SDM secara komputerisasi merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan di Badan Litbang Pertanian untuk menjamin terselenggaranya proses administrasi kepegawaian yang baik. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian SIMPEG harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan 52 pengguna. Untuk menghasilkan sistem komputerisasi yang mudah, cepat, tepat, dan transparan maka harus dikembangkan SIMPEG online berbasis web.

4.2 Pengumpulan Data