Proses Pengelolaan Kepegawaian Pengumpulan Data

54 Perbandingan jenis kelamin responden pengelola kepegawaian adalah 1 banding 2, artinya responden laki-laki lebih banyak 2 kali lipat dibanding responden perempuan atau sekitar 66,7 laki-laki dan 33,3 perempuan. Tabel 3 terlihat bahwa terdapat 148 atau 82,2 responden dari pejabat fungsional peneliti yang mengumpulkan kuesioner. Dari 148 responden terdapat 88 59,5 responden berjenis kelamin laki-laki dan 60 40,5 responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada dominasi terhadap suatu gender tertentu, karena untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecepatan proses terhadap jenis kelamin tertentu atau tidak . Tabel 3 Rekapitulasi jumlah responden dari pejabat fungsional peneliti yang mengumpulkan kuesioner No. Unit Kerja Jenis kelamin Jumlah L P 1 BPTP Jawa Barat 8 7 15 2 Balitka Manado 6 4 10 3 Balit Serealia 9 6 15 4 BPTP Jawa Timur 5 4 9 5 Balitsa Lembang 10 5 15 6 BPTP Sulut 10 5 15 7 BPTP Bali 4 4 8 8 BPTP Sulsel 8 7 15 9 Balittas 9 5 14 10 BPTP Riau 6 4 10 11 BPTP Jawa Tengah 10 5 15 12 Balitkabi Malang 3 4 7 Jumlah 88 60 148

4.2.1 Proses Pengelolaan Kepegawaian

Badan Litbang Pertanian merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian. Dalam mengembangkan kapasitas institusi, Badan Litbang Pertanian sangat menyadari bahwa aspek sumber daya manusia SDM merupakan aset yang paling penting dan sangat menentukan kapabilitas dan kompetensi suatu lembaga litbang. Oleh karena itu pelayanan administrasi yang prima sangatlah penting termasuk pengelolaan dan evaluasinya. 55 Salah satu pelayanan administrasi yang dilakukan adalah proses kepegawaian bagi pejabat fungsional diantaranya adalah proses KP fungsional, pembebasan sementara, dan aktif bekerja kembali. Selain itu adalah proses usulan tugas belajar bagi pegawai Badan Litbang Pertanian. Proses tersebut dilakukan rutin setiap tahun. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, survei, dan kuesioner, maka diperoleh proses pengelolaan kepegawaian yang dilakukan secara manual dan berjenjang. Sebelum melakukan proses pengusulan administrasi kepegawaian, sebagian dari responden 50,6 menyatakan bahwa untuk proses KP fungsional dan pembebasan sementara, pengelola kepegawaian di UPT masing-masing menginformasikan kepada yang bersangkutan bahwa yang bersangkutan sudah dapat mengusulkan KP fungsional atau pembebasan sementara. Selanjutnya pejabat fungsional yang bersangkutan mengajukan usulan administrasi kepegawaian ke pengelola kepegawaian di instansi masing-masing. Kemudian sekitar 52 responden menyatakan bahwa pengusulan ke unit kerja eselon II masing-masing dilakukan oleh pengelola kepegawaian UPT masing-masing setelah mendapat persetujuan dari pimpinan. Berdasarkan hasil kuesioner rata-rata responden 45 mengemukakan bahwa yang menyiapkan berkas usulan adalah pejabat fungsional yang bersangkutan. Hal ini karena sebagian kelengkapan berkas terdapat pada masing-masing pejabat fungsional. Kemudian dari unit eselon II mengusulkan dan mengirim kelengkapan berkas usulan ke Badan Litbang Pertanian yang selanjutnya diteruskan ke kementerian pertanian.

4.2.2 Dukungan Sistem Informasi Manajemen SIM