Sentra Penghasil Ikan Hias Air Tawar Pemasaran Ikan Hias Air Tawar Kebijakan Pemerintah terhadap Ikan Hias Air Tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sentra Penghasil Ikan Hias Air Tawar

Pengembangan budidaya ikan hias di Indonesia berada di sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. Produksi ikan hias nasional tahun 2010 mencapai 600 juta ekor, jumlah tersebut merupakan peningkatan dari tahun 2001 hingga 2008 karena memang produksi ikan hias berorientasi ekspor di Indonesia sedang giat dikembangkan. Sentra pengembangan ekspor ikan hias terdapat di Cibinong, atau dikenal dengan Cibinong Raiser yang merupakan terbesar di Indonesia. Selain itu, ada juga pusat pemasaran produk ikan hias lainnya yaitu di daerah Blitar dan Yogyakarta Ramadhan, 2011.

2.2. Pemasaran Ikan Hias Air Tawar

Ikan hias dari produsen ke konsumen akan melalui banyak jalur pemasaran. Gambar 1 menunjukkan jalur pemasaran untuk pasar domestik. Panjang pendeknya jalur pemasaran akan mempengaruhi harga ikan di konsumen. Sumber: Lesmana dan Dermawan 2001 Gambar 1. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Domestik Prosedur dalam perdagangan ikan hias adalah bebas, artinya tidak ada aturan dalam pembatasan jumlah, namun jika perdagangan ikan hias dengan skala ekspor, maka eksportir harus memiliki ijin perdagangan dari Kementrian Industri Perdagangan. Skema rantai pemasaran ikan hias untuk ekspor dapat dilihat pada Gambar 2. Pengumpul di kota besar Konsumen Pengecer Pengumpul Petani Sumber: Lesmana dan Dermawan 2001 Gambar 2. Skema Rantai Pemasaran Ikan Hias Ekspor Selain jalur pemasaran, tingginya resiko pemasaran akan meningkatkan biaya, sehingga harga ikan juga akan meningkat. Ikan hias yang akan dipasarkan harus melalui proses penyeleksian, pengemasan, dan pengangkutan yang baik untuk mengurangi resiko Lesmana dan Dermawan, 2001.

2.3. Kebijakan Pemerintah terhadap Ikan Hias Air Tawar

Kementrian Kelautan dan Perikanan akan mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya hingga 353 persen, yaitu dari 5.37 juta ton pada tahun 2010 menjadi 16.9 juta ton pada tahun 2014 dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar di dunia tahun 2015. Target tersebut dapat terwujud apabila Pemerintah Daerah dan masyarakat memiliki komitmen yang sama dalam meningkatkan produksi perikanan budidaya. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.27MEN2012 menjelaskan bahwa dalam rangka mendorong percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, diperlukan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan melalui peningkatan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan. Industrialisasi kelautan dan perikanan adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi kelautan dan perikanan adalah Pasar Ekspor Pengumpul di kota besar Eksportir Pengumpul Petani terwujudnya percepatan peningkatan pendapatan pembudidaya, nelayan, pengolah, pemasar, dan petambak garam. Selain kebijakan industrialisasi, dalam rangka mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya diperlukan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 4PERMEN-KP2013. Ruang lingkup pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat meliputi kegiatan pembudidayaan ikan dan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat masyarakat berusaha, menumbuh kembangkan kelompok usaha baru, serta meningkatkan produksi dan pendapatan di bidang perikanan. Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok sudah memberikan penyuluhan mengenai budidaya ikan hias dan bantuan berupa modal yang diberikan kepada peternak ikan hias secara bergilir melalui kelompok pembudidaya ikan yang dibentuk di Kelurahan Bojongsari Lama pada tahun 2008. Bantuan berbentuk modal tersebut dirasakan belum cukup meningkatkan produktivitas budidaya ikan hias karena masih banyak kendala dalam proses pengembalian modal, dan tidak berjalan efektif lagi sampai saat ini. Peternak ikan hias dengan skala usaha yang masih kecil sangat bergantung kepada modal usaha yang akan dikeluarkan apabila ingin berkembang lebih luas lagi.

2.4. Penelitian Terdahulu