produksinya sehingga nilai keuntungan privat bernilai positif pada setiap skala usaha.
Berdasarkan Tabel 21, keuntungan sosial pada skala usaha kecil diperoleh sebesar Rp 25 367 740.44 per tahun, pada skala usaha sedang diperoleh sebesar
Rp 50 026 849.90 per tahun, sedangkan pada skala usaha besar diperoleh sebesar Rp 78 120 915.43 per tahun. Usaha budidaya Ikan Neon Tetra menghasilkan
penerimaan sosial yang lebih besar dari biaya input produksinya sehingga nilai keuntungan sosial bernilai positif pada setiap skala usaha.
7.2. Analisis Daya Saing
Analisis daya saing budidaya Ikan Neon Tetra dapat diukur melalui keunggulan komparatif dan kompetitif. Analisis keunggulan kompetitif dilihat
dari Rasio Biaya Privat RBP. Analisis keunggulan komparatif dilihat dari Rasio Biaya Sumberdaya Domestik BSD.
7.2.1. Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif dapat dilihat dari indikator nilai Rasio Biaya Privat RBP. Nilai RBP yang dihasilkan pada setiap skala usaha kurang dari satu
menunjukkan bahwa usaha budidaya Ikan Neon Tetra memiliki keunggulan kompetitif Tabel 22. Pada skala usaha kecil nilai RBP diperoleh sebesar 0.58
artinya untuk meningkatkan nilai tambah output Ikan Neon Tetra sebesar 100 persen, usaha budidaya Ikan Neon Tetra tersebut membutuhkan biaya faktor
domestik sebesar 58.60 persen. Pada skala usaha sedang nilai RBP diperoleh sebesar 0.42 artinya untuk meningkatkan nilai tambah output sebesar 100 persen
usaha budidaya ikan neon tetra tersebut membutuhkan biaya faktor domestik sebesar 42.40 persen. Pada skala usaha besar nilai RBP diperoleh sebesar 0.39
artinya untuk meningkatkan nilai tambah output sebesar 100 persen usaha budidaya Ikan Neon Tetra tersebut membutuhkan biaya faktor domestik sebesar
39.70 persen. Nilai RBP yang semakin kecil menunjukan usaha budidaya Ikan Neon
Tetra ini semakin efisien secara privat dan semakin besar keunggulan kompetitifnya. Nilai RBP yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin besar
skala usaha, maka semakin tinggi tingkat keunggulan kompetitifnya dan sebaliknya. Usaha budidaya Ikan Neon Tetra ini dapat dikatakan telah mampu
membiayai faktor domestik pada harga privatnya.
7.2.2. Keunggulan Komparatif
Keunggulan komparatif dapat dilihat dari indikator nilai Rasio Biaya Sumberdaya Domestik BSD. Nilai BSD yang dihasilkan pada setiap skala usaha
kurang dari satu menunjukkan bahwa usaha budidaya Ikan Neon Tetra memiliki keunggulan komparatif Tabel 22. Pada skala usaha kecil nilai BSD diperoleh
sebesar 0.44 artinya untuk meningkatkan nilai tambah output Ikan Neon Tetra sebesar 100 persen usaha budidaya Ikan Neon Tetra tersebut membutuhkan biaya
korbanan sumberdaya domestik sebesar 44.00 persen. Pada skala usaha sedang nilai BSD diperoleh sebesar 0.33 artinya untuk meningkatkan nilai tambah output
Ikan Neon Tetra sebesar 100 persen usaha budidaya Ikan Neon Tetra tersebut membutuhkan biaya korbanan sumberdaya domestik sebesar 33.40 persen. Pada
skala usaha besar nilai BSD diperoleh sebesar 0.31 artinya untuk meningkatkan nilai tambah output Ikan Neon Tetra sebesar 100 persen usaha budidaya Ikan
Neon Tetra tersebut membutuhkan biaya korbanan sumberdaya domestik sebesar 31.30 persen.
Nilai BSD pada skala usaha besar memperoleh nilai yang paling kecil. Nilai BSD yang semakin kecil menunjukan usaha budidaya Ikan Neon Tetra
tersebut semakin efisien dalam penggunaan sumberdaya dan dapat dikatakan efisien secara ekonomi serta memiliki keunggulan komparatif. Secara ekonomi
dalam memenuhi kebutuhan domestik komoditas Ikan Neon Tetra lebih baik diproduksi di dalam negeri dibandingkan mengimpor dari negara lain.
7.3. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah