Nilai Rasio Subsidi bagi Produsen RSP Kerangka Pemikiran Operasional

produsen lebih kecil bila dibandingkan tidak ada kebijakan, dan sebaliknya apabila KK bernilai negatif KK0. Koefisien Keuntungan dapat diperoleh dengan rumus : euntungan Privat euntungan So ial

d. Nilai Rasio Subsidi bagi Produsen RSP

RSP adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seluruh dampak transfer. RSP merupakan ukuran proteksi yang disetarakan dengan tarif atas output. RSP yang bernilai negatif RSP0 artinya kebijakan pemerintah menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya sosial opportunity cost untuk berproduksi. RSP dapat diperoleh dengan rumus : SP ran fer er ih Penerimaan So ial

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kebijakan yang dibuat pemerintah dapat mempengaruhi usaha pembudidayaan ikan hias air tawar. Kebijakan tersebut dapat menimbulkan perbedaan harga input dan output yang berpengaruh pada biaya produksi dan harga jual ikan. Biaya produksi dan harga jual yang meningkat dapat menimbulkan perubahan pada penerimaan atau keuntungan perusahaan. Kota Depok merupakan salah satu sentra budidaya ikan hias air tawar di Provinsi Jawa Barat. Pengembangan usaha dan peningkatan produksi ikan hias tersebut harus didukung dengan kebijakan yang mampu memberikan insentif bagi peternak ikan sehingga diharapkan komoditas ikan hias memiliki daya saing terhadap produk sejenis serta dapat memperluas skala usahanya. Peternak ikan hias masih kesulitan dalam memperoleh input produksi. Jenis pakan ikan yang Gambar 7. Alur Kerangka Pemikiran Operasional 1. Tingginya harga pakan karena merupakan produk impor 2. Posisi tawar-menawar peternak ikan yang rendah 3. Kendala permodalan bagi peternak ikan yang skala usahanya masih kecil Daya Saing Usaha Pembudidayaan Ikan Hias Neon Tetra Policy Analysis Matrix PAM Analisis Perubahan Keunggulan Kompetitif 1. Keuntungan Finansial 2. Rasio Biaya Privat Keunggulan Komparatif 1. Keuntungan Ekonomi 2. Biaya Sumberdaya Dampak Kebijakan 1. Transfer Output 2. Transfer Input 3. Transfer Faktor 4. Transfer Bersih 5. Koefisien Proteksi 6. Koefisien Keuntungan 7. Rasio Subsidi Produsen Alternatif Kebijakan digunakan dalam budidaya ikan hias salah satunya adalah artemia salina yang masih di impor dari luar negeri. Hal ini menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan oleh para peternak tetap tinggi. Peternak ikan hias yang usahanya masih dalam skala usaha kecil juga masih terkendala dalam permasalahan permodalan, sehingga belum bisa mengembangkan usahanya lebih luas lagi. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Policy Analysis Matrix PAM, yaitu matriks analisis kebijakan yang bertujuan untuk mengukur tingkat daya saing suatu komoditi, mengetahui keuntungan ekonomi dan finansial dari suatu usahatani, serta menghitung transfer effects sebagai dampak dari sebuah kebijakan. Analisis keunggulan komparatif dilihat dari nilai keuntungan sosial dan rasio biaya sumberdaya domestik, sedangkan keunggulan kompetitif dilihat dari keuntungan privat dan rasio biaya privat. Dampak kebijakan pemerintah yang berlaku pada kondisi existing dilihat dari Transfer Output, Transfer Input, Transfer Bersih, Transfer Faktor, Koefisien Proteksi, Koefisien Keuntungan, dan Rasio Subsidi Produsen. Namun analisis PAM hanya mampu menganalisis pada kondisi existing saja. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis perubahan untuk mengetahui dampak apabila terjadi perubahan keadaan atau kebijakan yang dapat memengaruhi keunggulan komparatif dan kompetitif usaha pembudidayaan Ikan Neon Tetra. Kerangka pemikiran operasional dapat dijelaskan lebih lanjut pada Gambar 7.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja purposive dengan pertimbangan karena wilayah tersebut merupakan salah satu pemasok ikan hias bagi eksportir di Jakarta dan Bekasi. Selain itu, Kecamatan Bojongsari merupakan sentra produksi ikan hias dengan jumlah petani, luas lahan, serta volume dan nilai produksi terbesar di Kota Depok. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli hingga September 2012.

4.2. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara dengan peternak yang menjalankan usaha budidaya Ikan Neon Tetra. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok, Badan Pusat Statistik, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Teknik sampling tersebut digunakan karena jumlah elemen dalam populasi tidak diketahui atau tidak dapat diidentifikasi. Sampel pada penelitian ini adalah 45 usaha budidaya Ikan Neon Tetra, kemudian dibagi menjadi tiga skala usaha berdasarkan jumlah akuarium yang dimiliki oleh peternak. Rincian sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rincian Sampel Usaha Budidaya Ikan Neon Tetra Berdasarkan Skala Usaha No. Skala Usaha Jumlah Akuarium Unit Sampel Usaha 1. Kecil 50 - 125 15 2. Sedang 126 - 200 15 3. Besar 200 15 Sumber: Data Primer, diolah 2012