diberikan kepada ikan. Penetasannya dilakukan dengan memasukkan larva Artemia salina
ke dalam toples yang telah diisi 2 liter air dan 50 gram garam dapur, sehingga menghasilkan larutan bersalinitas sekitar 25 ppt. Larva tersebut
akan menetas setelah 24 jam dalam larutan garam yang diberi aerasi. Ikan-ikan yang baru menetas diberi pakan Artemia salina hingga berumur 10 hari, setelah itu
diganti dengan kutu air. Kutu air dapat diperoleh secara cuma-cuma di kolam-kolam ikan,
khususnya lele, sehingga yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi tersedianya pakan. Kutu air diberikan
sebagai pakan setelah ikan berumur 10 hari. Pada masa peralihan dari pakan Artemia salina ke kutu air, kutu air yang akan diberikan harus disaring terlebih
dahulu, sehingga ikan hanya akan memakan kutu air yang berukuran kecil. Setelah itu, secara bertahap ikan dapat memakan kutu air tanpa disaring hingga
ikan mencapai ukuran S.
e. Pemeliharaan
Penggantian air dalam akuarium dilakukan setiap hari, tetapi tidak seluruhnya. Akuarium terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan serok
besar untuk mengangkat sisa-sisa makanan dan kotoran ikan. Setelah itu, air diputar hingga membentuk pusaran dan ke dalamnya dimasukkan selang kecil
untuk menyedot air hingga kotorannya akan ikut tersedot. Penyedotan dilakukan hingga air yang tersisa hanya tinggal sepertiganya ± 10 cm.
Air diisi kembali dengan selang hingga mencapai ketinggian 30 cm. Pada saat memasukkan air sebaliknya digunakan aliran air yang tidak terlalu kuat agar
ikan tidak terkejut. Selain itu, aliran air yang terlalu kuat akan menyebabkan
kandungan oksigen air kurang memadai. Kondisi ini akan menyebabkan ikan kekurangan oksigen dan berkumpul di permukaan air untuk memperoleh lebih
banyak oksigen. Kondisi ini dapat diatasi dengan melarutkan sedikit garam ke dalam akuarium. Garam berfungsi meningkatkan kemampuan air dalam mengikat
oksigen dan sebagai penenang sehingga ikan tidak kekurangan oksigen lagi dan kembali masuk ke dalam air.
Akuarium pemijahan harus dibersihkan dengan baik segera setelah digunakan agar jangan sampai ada telur rusak atau kotoran yang tersisa di
dalamnya, sedangkan akuarium pemeliharaan hanya dikosongkan jika ikan sudah diangkat. Akuarium dibersihkan dengan menyedot air di dalamnya hingga habis.
Seluruh sisi dinding dan dasarnya dibersihkan dengan menggunakan spons. Setelah itu, cuci sekali lagi dengan air bersih dan diangin-anginkan hingga kering
sebelum digunakan kembali. Kebersihan alat-alat seperti selang, serok, dan baskom juga harus selalu
dijaga agar tidak menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit. Penyimpanannya pun harus memperhatikan kemudahan memperolehnya. Selang-selang untuk
penyifonan dan serok harus digantung setelah digunakan agar air yang terkandung di dalamnya segera kering. Jika serok kurang bersih dan masih basah dapat
dikerumuni semut sehingga serok menjadi mudah rusak.
f. Penanganan Ikan Sakit