Kondisi Umum Pasar Tradisional Kabupaten Bogor

41 Tabel 3. Hasil pengujian akar tingkat level dan first difference Variabel Level First difference T statistik probabilitas T statistik probabilitas Cibinong -0.756617 0.8189 -4.415648 0.0013 Citereup -2.796657 0.0690 -7.843715 0.0000 Jasinga -2.411591 0.1460 -7.677574 0.0000 Leuwiliang -1.128967 0.6932 -5.626424 0.0000 Keterangan: signifikan pada taraf nyata 5 signifikan pada taraf nyata 5

6.2.2 Penentuan Lag Optimal

Penentuan lag optimal diperlukan dalam penggunaan metode VAR. Penentuan lag optimal sangat penting dalam pendekatan VAR karena lag dari variabel endogen dalam sistem persamaan akan digunakan sebagai variabel eksogen. Pengujian panjang lag optimal ini sangat berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi dalam sistem VAR. Tabel 4. Hasil pengujian lag optimal Keterangan : lag optimal Semakin panjang lag yang digunakan akan mengurangi derajat bebas dan jumlah observasi. Sedangkan lag yang terlalu pendek akan memberikan spesifikasi yang keliru. Untuk menetapkan lag yang optimal digunakan nilai dari Akaike Information Criteria AIC, Schwarz Criteria SC dan Hannan-Quinn Information Criteria HQ. Hasil pengujian lag optimal dapat dilihat pada tabel empat. Dengan demikian maka lag tiga dipilih untuk digunakan dalam model VAR.

6.2.3 Uji Stabillitas VAR

Uji stabilitas data dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan stabil atau tidak. Sebelum menganalisis perlu dilakukan uji stabilitas data agar estimasi VAR yang digunakan menjadi baik dan Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 199.2409 NA 8.54e-11 -11.83278 -11.65139 -11.77175 1 266.8725 114.7688 3.77e-12 -14.96197 -14.05500 -14.65680 2 287.1565 29.50400 3.05e-12 -15.22161 -13.58905 -14.67230 3 321.1552 41.21047 1.16e-12 -16.31243 -13.95430 -15.51899 42 terhindar dari pendugaan model yang kurang baik atau tidak sempurna. Menurut Gujarati 2004 Suatu model VAR dikatakan stabil jika seluruh nilai roots-nya memiliki nilai modulus yang kurang dari satu. Tabel 5. Hasil uji stabilitas VAR Root Modulus 0.955191 0.955191 -0.367636 - 0.586106i 0.691865 -0.367636 + 0.586106i 0.691865 0.496438 - 0.229203i 0.546795 0.496438 + 0.229203i 0.546795 0.463471 0.463471 0.110110 - 0.191665i 0.221043 0.110110 + 0.191665i 0.221043 Berdasarkan hasil uji stabilitas VAR yang dilakukan, terlihat bahwa nilai modulus dari seluruh roots memiliki nilai modulus kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini stabil pada lag optimal nya.

6.2.4 Analisis Kointegrasi

Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen dengan membandingkan antara trace statistic dengan critical value dan maksimum eigenvalue dengan critical value pada taraf nyata 5 persen. Jika trace statistic atau maksimum eigenvalue lebih besar dari critical value maka terdapat kointegrasi dalam sistem persamaan tersebut. Hubungan saling mempengaruhi dapat terlihat dari kointegrasi variabel yang terjadi. Jika terdapat kointegrasi antar variabel maka hubungan saling mempengaruhi berjalan dan informasi tersebar secara pararel. Tabel 6. Hasil uji kointegrasi johhansen trace statistic Hypotesized no of CEs Eigenvalue Trace statistics 0.05 critical value Prob. None 0.724132 55.58993 40.17493 0.0007 At most 1 0.188536 11.80367 24.27596 0.7214 At most 2 0.107968 4.700572 12.32090 0.6099 At most 3 0.023713 0.815955 4.129906 0.4224 43 Berdasarkan tabel diatas, hasil uji kointegrasi ditemukan bahwa terdapat satu persamaan yang terkointegrasi pada taraf signifikan 5. Hal ini berarti hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada kointegrasi ditolak. Hal ini menyatakan bahwa maksimal ada satu kointegrasi diterima. Uji kointegrasi menunjukkan bahwa diantara variabel yang ada di penelitian ini memiliki hubungan kombinasi linear yang bersifat stasioner kointegrasi. Adanya kointegrasi di dalam persamaan menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang diantara variabel-variabel tersebut.

6.2.5 Uji kausalitas Granger

Uji kausalitas granger digunakan untuk membuktikan apakah suatu variabel memmpunyai hubungan dua arah atau hanya satu arah saja. Uji kausalitas granger melihat apakah adakah pengaruh masa lalu terhadap kondisi saat ini. uji kausalitas granger melihat adakah hubungan kausal sebab akibat antara pasar pasar yang menjadi sample dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian kausalitas granger terlihat bahwa bahwa harga ayam broiler di pasar Jasinga dan pasar Citeureup terjadi hubungan kausalitas dua arah atau hubungan sebab akibat. Hal ini dapat diartikan apabila terjadi perubahan harga ayam broiler pada pasar Jasinga maka akan mempengaruhi pada perubahan harga ayam broiler di pasar Citeureup. Demikian pula sebaliknya, apabila terjadi perubahan harga ayam broiler di pasar Citeureup maka akan memperngaruhi harga ayam broiler di pasar Jasinga. Hubungan kausalitas dua arah yang signifikan juga terjadi antara harga ayam broiler di pasar Cibinong dan pasar Citeureup. Hal ini berarti apabila terjadi perubahan harga ayam broiler pada pasar Cibinong maka akan mempengaruhi pada perubahan harga ayam broiler di pasar Citeureup. Demikian pula sebaliknya, apabila tejadi perubahan harga ayam broiler di pasar Citeureup maka akan mempengaruhi harga ayam broiler di pasar Cibinong.Uji kausalitas granger antara harga ayam broiler di pasar Cibinong dengan harga di pasar Jasinga menunjukkan hubungan kausalitas satu arah