16 diproduksi; Fungsi penanda Signalling: Harga menandakan situasi
permintaan dan penawaran. Kelangkaan tercermin dalam harga tinggi, dan surplus tercermin dalam harga yang lebih rendah; Fungsi penyeimbang
equalibriating harga memfasilitasi sesuai permintaan dan supply sehingga pasar terdeterminasi; Fungsi rationing: masalah sumber daya yang terbatas
versus keinginan yang tidak terbatas; Fungsi Transmisi: Harga mengirimkan informasi ke berbagai aktor di pasar sehingga memungkinkan mereka untuk
membuat keputusan tentang apa dan kapan harus membeli dan menjual; Penyediaan insentif: harga bertindak sebagai insentifdisinsentif untuk
konsumen dan produsen.
Tomek dan Robinson 1990 dan Dahl and Hammond 1977 memberikan contoh dalam penentuan harga dan penyesuaiannya dalam
pasar bersaing price determination and adjustment in a competitive market. Pada prinsipnya ada dua kelompok struktur pasar yaitu pasar persaingan
sempurna perfecly competitive market dan monopoli absolute monopoly; sedangkan kelompok lainnya merupakan kelompok kelompok diantara
kedua kelompok yang ekstrim tersebut.
3.1.3 Keterpaduan Pasar Vertikal
Menurut Asmarantaka 2009, keterpaduan pasar atau integrasi pasar merupakan indikator dari efisiensi pemasaran, khususnya efisiensi harga
yaitu suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi pada pasar acuan pasar di dingkat yang lebih tinggi, misalnya
pengecer akan menyebabkan terjadi perubahan pada pasar pengikutnya misalnya di tingkat petani. Keterpaduan pasar dapat terjadi jika terdapat
informasi pasar yang memadai dan informasi ini disalurkan dengan cepat dari satu pasar ke pasar lainnya misalnya perubahan harga dari salah satu
pasar disalurkan atau ditransfer secara cepat ke pasar lain, dengan demikian fluktuasi perubahan harga terjadi pada suatu pasar dapat segera tertangkap
oleh pasar lain dengan ukuran perubahan yang sama. Hal tersebut merupakan faktor yang dapat digunakan sebagai sinyal dalam pengambilan
keputusan bagi produsen.
17 Goletti dan Christina-Tsigas 1996 dalam Sianturi 2005
mendefinisikan integrasi pasar sebagai kondisi yang dihasilkan akibat tindakan pelaku pemasaran serta lingkungan pemasaran yang mendukung
terjadinya perdagangan, yang meliputi infrasruktur pemasaran dan kebijakan pemerintah, yang menyebabkan harga di suatu pasar ditransformasikan ke
pasar lainnya. Suryana 1998 mengartikan integrasi pasar sebagai hubungan yang erat antara kekuatan supply dan demand pada suatu pasar
terhadap kekuatan supply dan demand pada pasar lainnya. Simatupang dan Situmorang 1988 mengatakan bahwa dua pasar
terpadu apabila perubahan harga di salah satu pasar dirambatkan ke pasar lain, semakin cepat perambatan maka semakin terpadu pasarnya.
Berdasarkan hubungan pasar yang dianalisis, Keterpaduan pasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a Keterpaduan pasar Horisontal , merupakan
tingkat keterkaitan hubungan antara pasar regional dan pasar regional lainnya, dan b Keterpaduan pasar vertikal, merupakan tingkat keterkaitan
hubungan suatu lembaga pemasaran dengan lembaga pemasaran lainnya dalam suatu rantai pemasaran.
Menurut Conforti, 2004 Keterpaduan harga yang simetris terjadi pada pasar yang menganut prinsip law of one price, artinya jika harga pada
suatu pasar mengalami peningkatan maka pasar yang menjual produk yang sama akan merespon perubahan harga tersebut mengikuti harga yang terjadi
di pasar. Hal ini menandakan bahwa pasar sudah terintegrasi dengan baik dan sudah efisien karena persebaran informasinya merata yang dapat dilihat
melalui respon yang ditimbulkan terhadap perubahan harga tersebut, sehingga tidak menimbulkan adanya kemungkinan timbulnya abnormality
return. Law of One Price diharapkan dapat mengukur hubungan harga spasial, yang mana harga pada setiap rantai produksi akan berbeda,
bergantung pada biaya produksi. Ada enam faktor yang mempengaruhi transmisi harga;
1. Biaya Transportasi dan Transaksi Hal ini dapat diklasifikasi kembali menjadi tiga grup yang terdiri atas
biaya informasi, biaya negosiasi dan biaya monitoring serta biaya