19 Harga komoditas pangan di pasar umumnya, didominasi penentuan
harganya oleh harga di tingkat produsen, tetapi tidak semua perubahan harga di tingkat konsumen ditransmisi ke pasar produsen, sehingga
melemahnya keterpaduan pasar secara vertikal di sisi lain melemah nya keterpaduan horisontal sebagai akibat lokasi yang berjauhan dan merupakan
pembatas lancarnya komunikasi antara dua level pasar yang berjauhan. Keterpaduan pasar vertikal digunakan untuk melihat tingkat keeratan
hubungan antar pasar produsen dan ritel pedagang. Pasar produsen adalah pasar yang di dalamnya bekerja kekuatan permintaan dari pedagang dan
kekuatan penawaran dari produsen, sedangkan pasar ritel adalah pasar yang di dalamnya bekerja kekuatan permintaan dari konsumen akhir dan
penawaran dari pedagang. Suatu pasar dikatakan terintegrasi vertikal dengan baik apabila harga pada suatu lembaga pemasaran ditransformasikan kepada
lembaga pemasaran lainnya dalamsatu rantai pemasaran. Tingkat keterpaduan pasar yang tinggi menunjukkan telah lancarnya
arus informasi diantara lembaga pemasaran sehingga harga yang terjadi pada pasar yang dihadapi oleh lembaga pemasaran yang lebih rendah
dipengaruhi oleh lembaga pemasaran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan apabila arus informasi berjalan dengan lancar dan seimbang, tingkat
lembaga pemasaran yang lebih rendah mengetahui informasi yang dihadapi oleh lembaga pemasaran di atasnya, sehingga dapat menentukan posisi
tawarnya dalam pembentukan harga Sianturi , 2005.
3.1.4 Keterpaduan Pasar Horisontal
Menurut Tomek dan Robinson 1990, Ketepaduan pasar horisontal digambarkan sebagai hubungan harga dari pasar yang terpisah secara
geografis. Keterpaduan pasar horisontal merupakan tingkat keterkaitan hubungan antara pasar regional dan pasar regional lainnya. Keterpaduan
pasar horisontal menunjukkan pergerakan harga, dan secara umum merupakan signal dari transmisi harga dan informasi diantara pasar yang
terpisah secara spasial.
20 Keterpaduan pasar dapat menunjukkan pergerakan harga dan secara
umum merupakan signal dari transmisi harga dan informasi diantara pasar yang terpisah secara horisontal. Menurut Ratnasari 2010 pasar yang tidak
terintegrasi bisa membawa informasi harga yang tidak akurat yang dapat mendistorsi keputusan pasar produsen dan kontribusi pergerakan produk
menjadi tidak efisien. Menurut Nugroho 2011 Transmisi harga yang tidak berjalan dengan
baik merupakan akibat dari kebijakan stabilisisasi yang dijalankan pemerintah, melalui berbagai instrumen kebijakan perdagangan, pasar yang
tidak terintegrasi secara sempurna, atau tingginya biaya transaksi yang membuat pasar menjadi tersegmen.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kabupaten Bogor merupakan sentra produksi ayam terbesar di Provinsi Jawa barat. Tingginya produksi Ayam broiler Kabupaten Bogor
berkorelasi positif dengan besarnya permintaan masyarakat akan kebutuhan protein hewani asal ayam broiler. Namun harga ayam yang di terima
produsen sangat fluktuatif, sehingga seringkali harga yang di terima di tingkat produsen rendah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asmarantaka et al 1994, pasar ayam di Jabodetabek termasuk kabupaten Bogor, menghadapi
struktur pasar oligopoli pada pasar output serta oligopsoni pada pasar input nya, sehingga hal ini menyebabkan tidak efisiennya sistem pemasaran ayam
broiler di Kabupaten Bogor Penelitian ini menganalisis integrasi harga pasar ayam broiler di
Kabupaten Bogor. Dalam suatu sistem pemasaran sering terjadi tidak seimbangnya adanya gap antara penawaran dan permintaan, sulitnya arus
informasi antara pelaku pasar, serta ketidakefisien sistem pemasaran, hal ini mengindikasikan pentingnya riset mengenai pasar market research
mengenai pemasaran dan informasi harga yang terjadi pada pasar ayam broiler.