23
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan
bahwa Kabupaten Bogor merupakan sentra produksi ayam broiler terbesar di Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan juni-agustus
2012.
4.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga mingguan di tingkat produsen dan konsumen serta data mingguan di tingkat konsumen
empat pasar di kabupaten bogor, yaitu pasar Cibinong, Leuwiliang, Cieteureup II serta Jasinga. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
yaitu Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Bogor, Perusahaan Daerah Pasar Tohaga PD TOHAGA Kabupaten Bogor, Dinas Perdagangan
Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik BPS, Pusat Data dan Informasi. Pusat informasi harga peternakan PINSAR, Selain itu diperoleh informasi
melalui situs web internet, buletin, literatur-literatur serta sumber-sumber yang terkait dengan judul penelitian.
4.3 Metode Analisis Data
Data yang diolah dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder harga ayam broiler di tingkat konsumen dan produsen. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model integrasi pasar Ravalion untuk menganalisis keterpaduan pasar secara vertikal dan
model Vektor Autoregression VAR untuk menganalisis transmisi harga secara horisontal. Pengolahan data dilakukan secara bertahap, dimulai
dengan mengelompokkan data Pengolahan data analisis kuantitatif menggunakan Microsoft Excel dan sistem tabulasi data. keterpaduan pasar
jangka panjang dan jangka pendek dilihat dari indeks of market connection
24 IMC dengan penggunaan software yang digunakan dalam penelitian ini
yaituu program Minitab versi 14. Pengolahan data transmisi harga horisontal dilakukan secara bertahap, sebelum sampai pada analisis VAR
perlu dilakukan beberapa pengujian praestimasi. Pengajuan praestimasi yang dilakukan adalah uji akar unit root test atau uji stationeritas data,
penentuan lag optimal, uji kointegrasi, dan uji stabilitas VAR. Adapun software yang digunakan adalah program Eviews 6.
4.4 Analisis Keterpaduan Pasar Vertikal
Analisis keterpaduan pasar bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pembentukan harga ayam broiler pada suatu tingkat lembaga pemasaran
dipengaruhi oleh harga di tingkat lembaga pemasaran lainnya. Penelitian ini menganalisis keterpaduan pasar antara peternak dengan pedagang akhir,
Data harga yang digunakan adalah data mingguan selama satu tahun dari januari 2011 hingga desember 2012. Model Ravallion digunakan untuk
mengukur indeks keterpaduan pasar antara harga di pasar lokal dan harga di pasar acuan. Penyusunan persamaan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan regresi sederhana OLS dimana persamaannya sebagai berikut: P
it
= b
1
P
it-1
+ b
2
P
jt
- P
jt-1
+ b
3
P
jt-1
+ e
t
Keterangan : P
it
= Harga ayam broiler di tingkat pasar lokal pada waktu ke t rupiahkilogram
P
it-1
= Harga ayam broiler di tingkat pasar lokal pada waktu ke t-1 rupiahkilogram
P
jt
= Harga ayam broiler di tingkat pasar rujukanacuan pada waktu ke t bi
= Parameter estimasi dengan i = 1,2,3,....nrupiahkilogram P
jt-1
= Harga ayam broiler di tingkat pasar rujukanacuan pada waktu ke t-1 rupiahkilogram
e
t
= Random error Nilai IMC ini dapat digunakan untuk mengetahui keterpaduan pasar
dalam jangka pendek. Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut :
25 IMC =
atau IMC = Untuk menguji apakah secara statistik peubah bebas yang dipilih
berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah tidak bebas dapat dilakukan uji statistik t dan uji statistik F. Uji statistik t dapat digunakan untuk menguji
koefisien regresi dari masing-masing peubah, apakah secara terpisah dan apakah peubah ke-i berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas. Uji F
digunakan untuk menguji koefisien regresi secara serentak, apakah peubah- peubah bebas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi dari peubah
tidak bebas. Pengujian dari masing-masing koefisien regresi dilakukan dengan uji t-student dengan hipotesis:
H : b
1
= 0 H
1
: b
1
≠ 0 Pengujian dengan t hitung :
T hitung = Keterangan : Se bi adalah standar error parameter dugaan bi
Kriteria uji : t hitung t tabel : terima H t hitung t tabel : tolak H
Jika hipotesa nol ditolak, berarti peubah yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas. Sebaliknya jika hipotesis nol diterima, maka
peubah yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap peubah bebas. Sedangkan mekanisme yang digunakan untuk menguji koefisien regresi
secara serentak adalah: H
: B
1
= B
2
= ..... = B
k
=0 H
: B
1
≠ B
2
≠.....≠ B
k
≠0 Statistik uji yang digunakan dalam uji F adalah :
Fhit = Dengan derajat bebas k-1, N-k
Keterangan : SSR = jumlah kuadrat regresi
SSE = jumlah kuadrat sisa N = jumlah pengamatan
26 k = jumlah parameter
kriteria uji : t hitung t tabel : terima H t hitung t tabel : tolak H
Jika hipotesa nol ditolak berarti minimal ada satu peubah yang digunakan berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas. Sebaliknya jika
hipotesa nol diterima berarti secara bersama peubah yang digunakan tidak bisa menjelaskan variasi dari peubah tidak bebas. Uji autokorelasi bertujuan
untuk melihat apakah ada korelasi antar pengamatan. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson. Pengujian dengan metode ini dilakukan
karena di dalam model terdapat variabel lag. Pengujian ini digunakan dengan hipotesa:
H : ρ = 0 dan H
1
: ρ ≠ 0 Sedangkan koefisien Durbin-h diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
dw = Keterangan:
dw = nilai Durbin Watson
e
t
-
et-1 =
log nilai kesalahan e e
2
t = kuadrat nilai kesalahan
Koefisien durbin watson d hitung dibandingkan dengan nilai tabel dU dan nilai dL. Jika nilai d hitung dL maka terdapat autokorelasi + dan
d hitung 4-dL terdapat autokorelasi -. Jika nilai d hitung terdapat pada daerah lain, maka tidak terdapat autokorelasi antar pengamatan.
Artinya model dapat digunakan dalam pembahasan selanjutnya. Untuk mengetahui apakah suatu pasar terpadu dalam jangka panjang
maupun jangka pendek, maka dilakukan pengujian hipotesis terhadap keterpaduan pasar.
1. Keterpaduan Pasar Jangka Panjang H
:B
2
=1 H
:B
2
≠1 Pengujian dengan t hitung :
t hitung :