umumnya kecil dan dihitung per hari, 4 umumnya dilakukan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, 5 tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan
khusus, 6 jumlah tenaga kerja sedikit dan umumnya berasal dari keluarga, dan 7 tidak mengenal sistem perbankan Yurfelly, 1997 dalam Siahaan,2008
Posisi industri kecil dalam perekonomian nasional yang sedemikian penting dan memiliki posisi yang strategis harus diupayakan agar semakin efisien,
efektif serta memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini dilakukan agar mampu menembus era pasar global dan semakin berperan untuk mencapai kemakmuran
masyarakat Indonesia, dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
2.3. Permasalahan Industri Kecil
Industri kecil telah menunjukkan hasil–hasil yang sangat mengembirakan namun masih banyak masalah yang dihadapi para pengusaha. Sulaeman, Y.T
1996, mengemukakan bahwa permasalahan yang dihadapi sebagian besar industri kecil tersebut meliputi masalah permodalan, bahan baku, pemasaran dan
persaingan. Modal merupakan penghalang utama industri kecil untuk mengembangkan
usahanya. Kesulitan lain adalah mahalnya harga bahan baku, bahan baku yang sulit terjangkau dan ketidakpastian ketersediaan bahan baku secara terus menerus.
Perkembangan usaha golongan ekonomi lemah sering menghadapi keterbatasan dalam memasarkan produk industri apalagi jika ingin mengembangkan untuk
pasar internasional. Pengusaha industri kecil cenderung sangat pasif karena
kecilnya skala produksi dan keterbatasan dalam memperoleh informasi pasar. Keterbatasan ini pada akhirnya membuat keuntungan pengusaha industri kecil
sangat kecil. Hal ini terjadi karena banyak yang tersedot oleh mata rantai distribusi yang panjang.
Industri kecil sebagian besar berada di daerah pedesaan, sehingga sulit untuk memasarkan produknya keluar karena keterbatasan sarana transportasi.
Untuk dipasarkan sekitar desa juga sulit karena rendahnya pendapatan rata–rata penduduk. Industri kecil yang mengekspor produknya sedikit sekali sekitar 1,70
persen dari semua industri kecil yang ada Kompas, 2007. Ekspor produk industri kecil didominasi oleh barang tekstil, pakaian jadi dan kulit, barang–barang dari
kayu termasuk alat-alat rumah tangga dari kayu.
2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan dari suatu usaha dapat diukur dari analisis efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensinya adalah keuntungan. Nicholson 2002 mengemukakan
keuntungan ekonomis ialah perbedaan antara penerimaan total dengan biaya total. Total penerimaan didapat dari hasil perkalian antara jumlah output dengan harga
output. Sedangkan biaya merupakan penjumlahan dari seluruh hasil kali input dengan jumlah input. Jika total penerimaan dinotasikan dengan TR Total
Revenue dan total biaya dinotasikan sebagai TC Total Cost, maka keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:
π = TR- TC,
Kriteria : Jika Total penerimaan total biaya, maka usaha untung
Jika Total penerimaan = total biaya, maka usaha berada di titik impas Jika Total penerimaan total biaya, maka usaha rugi
Manfaat dari analisis keuntungan menurut Lipsey et al. 1995, ialah keuntungan dari perusahaan merupakan dasar yang dibutuhkan untuk menilai
sejauh mana perusahaan menggunakan sumber dayanya secara optimal. Tingginya tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan parameter tingkat
efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki. Mulyadi 2001, menyatakan laba atau keuntungan yang diperoleh
perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai keuntungan
tertentu. Harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi
mempengaruhi biaya, jadi ketiga faktor terkait satu sama lainnya. Menurut Anggrayni 2006, faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang tanaman hias
adalah harga beli dan harga jual tanaman hias. Sementara faktor–faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang ajungan di Kabupaten Badung Propinsi Bali
yaitu jumlah penjualan, musim wisatawan, pinjaman dan modal kerja, Kiskinda, 1989.
Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan menurut penelitian- penelitian terdahulu menunjukan bahwa keuntungan dipengaruhi beberapa faktor
tergantung pada jenis usaha. Menurut Filaily 2004, faktor–faktor yang
berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan pedagang bunga potong adalah modal rata–rata perhari, pendidikan, pengalaman, serta status pedagang,
sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh. Sehingga untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan perlu
memperhatikan jenis usaha. Bila melihat industri kecil sandal di Desa Sirnagalih dan memperhatikan dari variabel yang berhubungan dengan kenaikan harga BBM
dapat diduga yang berpengaruh terhadap keuntungan adalah : 1.
Nilai Penjualan Nilai penjualan adalah banyaknya produk yang dijual dikali dengan harga
jual dari produk yang dijual. nilai penjualan diduga memiliki pengaruh positif terhadap keuntungan karena semakin tinggi nilai produksi yang
dihasilkan dan dijual maka keuntungan diduga akan semakin besar. 2.
Upah Tenaga Kerja Upah tenaga kerja adalah biaya imbalan terhadap tenaga yang dikeluarkan
tenaga kerja untuk menghasilkan produk tertentu sehingga upah tenaga kerja dapat dikatakan sebagai biaya input, biaya input ini diduga memiliki
pengaruh negatif terhadap keuntungan. Semakin besar upah tenaga kerja maka keuntungan yang didapat semakin kecil
3. Pengeluaran Bahan Baku
Bahan baku adalah segala jenis barang yang digunakan untuk penggunaan pembuatan produk akhir. Sebagai contoh, untuk industri kecil sandal
bahan baku yang dimaksud disini adalah sol, ac dan lem, sehingga sama
dengan upah tenaga kerja, pengeluaran bahan baku diduga memiliki pengaruh negatif terhadap keuntungan.
4. Pendidikan Pengusaha
Pendidikan pengusaha adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh pengusaha sandal. Pendidikan dianggap mempengaruhi keuntungan dari
pengusaha sandal karena pendidikan diduga mampu menjadikan seseorang semakin mampu mengatur sebuah usaha sehingga diduga pendidikan
pengusaha berpengaruh positif terhadap keuntungan. Bila seorang pengusaha mampu mengatur sebuah usaha menjadi efisien dan efektif
maka pencapaian keuntungan pun akan optimal. 5.
Lama Usaha Lama usaha merupakan jangka waktu pengusaha dalam berusaha. Lama
usaha dianggap sebagai pengalaman pengusaha dalam berusaha dibidang pembuatan sandal, sehingga lama usaha diduga memiliki pengaruh positif
dalam keuntungan. Bila pengusaha kecil memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam usaha ini maka pengusaha tersebut dapat dikatakan sudah
terbiasa mengatasi permasalahan umum yang ada dalam industri kecil sandal dibanding pengusaha yang memiliki pengalaman usaha yang
pendek. Hal tersebut menjadikan pengusaha kecil dengan lama usaha yang tinggi memiliki solusi lebih baik karena sudah terbiasa.
2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang