Pengertian dan Penggolongan Industri Kecil Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri Kecil

Tiga subsektor dalam struktur perindustrian adalah industri kecil, industri sedang dan industri besar. Perbedaan antara ketiga subsektor tersebut didasarkan atas besar kecilnya modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, pengelolaan perusahaan, teknologi dan jenis produk yang dihasilkan. Penggolongan industri kecil tidak hanya dilihat dari faktor–faktor di atas tetapi juga dapat dilihat dari faktor lainnya. Pengertian industri kecil menurut Badan Pusat Statistik 2005 adalah usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengelola barang dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi, setengah jadi menjadi barang jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang nilainya lebih tinggi dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak sembilan belas orang termasuk pengusaha. Penggolongan industri kecil menurut departemen perindustrian dan perdagangan 1999 adalah sebagai berikut: 1. Industri kecil pangan, yang meliputi makanan ringan. 2. Indutri kecil kimia, agro non-pangan dan hasil hutan, yang meliputi industri minyak atsiri, industri vulkanisir ban, industri kayu, industri komponen karet dan lain-lain. 3. Industri kecil logam, mesin dan elektronik, meliputi industri pengolahan logam, industri komponen dan suku cadang. 4. Industri kecil sandang, kulit dan aneka, meliputi konveksipakaian jadi, tenun adat, tenun ikat, border, industri alas kaki serta industri barang dan kulit. 5. Industri kerajinan dan umum, meliputi anyaman, industri kerajinan ukiran dan lain–lain.

2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan

Kesempatan Kerja Munculnya dilema ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari semakin kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat dualistik. Bias pembangunan secara makro akan menghasilkan sistem ekonomi lain, yaitu sistem ekonomi informal khususnya sektor industri kecil yang sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Fenomena dualisme ekonomi yang melahirkan sektor informal khususnya sektor industri kecil menunjukan bukti adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara sektor formal dan sektor informal pada sistem ekonomi nasional. Perekonomian pada sektor industri kecil relatif dapat lebih mandiri. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan pada sektor industri kecil secara langsung yang dapat memperbaiki kesejahteraan golongan ekonomi lemah. Sehingga kemajuan dalam sektor industri kecil diharapkan mampu meningkatkan pendapatan nasional meskipun tidak besar dan memperbaiki distribusi pendapatan. Umumnya industri kecil termasuk dalam kategori sektor informal kerena memenuhi ciri-ciri dari sektor informal, yaitu : 1 pola kegiatan yang tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan, dan penerimaan, 2 kurang tersentuh peraturan pemerintah, 3 modal, peralatan, dan perlengkapan maupun pendapatan umumnya kecil dan dihitung per hari, 4 umumnya dilakukan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, 5 tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan khusus, 6 jumlah tenaga kerja sedikit dan umumnya berasal dari keluarga, dan 7 tidak mengenal sistem perbankan Yurfelly, 1997 dalam Siahaan,2008 Posisi industri kecil dalam perekonomian nasional yang sedemikian penting dan memiliki posisi yang strategis harus diupayakan agar semakin efisien, efektif serta memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini dilakukan agar mampu menembus era pasar global dan semakin berperan untuk mencapai kemakmuran masyarakat Indonesia, dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

2.3. Permasalahan Industri Kecil

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Keberadaan Industri Kecil Sepatu Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Medan Area

1 53 88

Pengaruh Pengrajin Industri Kecil Terhadap Tingkat Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di...

0 37 3

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN MAKANAN DI KABUPATEN JEMBER

1 6 18

ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

0 5 18

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Analisis kinerja dan penyerapan tenaga kerja industri kecil mochi di kota Sukabumi

1 8 86

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 14

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 12

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus Industri Kecil Jamu di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo).

0 0 19

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN ROTAN (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Kerajinan Rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 14