Karakteristik Responden Pengrajin GAMBARAN UMUM

Pengusaha industri kecil memproduksi sandal dan mengirimkannya ke grosir yang telah mengadakan kerjasama. Sistem pembayaran adalah hanya sebagian yang dibayar tunai yaitu untuk biaya tenaga kerja atau biasa disebut biaya imbalan kerja. Imbalan kerja adalah biaya kerja yang dibayarkan grosir kepada pengusaha kecil, yang nantinya oleh pengusaha kecil dibayarkan kepada tukang sebagai upah bekerja dan sisanya adalah keuntungan usaha pengusaha kecil sandal. Sebagian lagi selain imbalan kerja dibayar dalam bentuk “bon putih” untuk memperoleh bahan baku untuk proses produksi selanjutnya. Ada pengusaha lain yang membayar tunai sebagian dan sisanya dengan girocek yang baru dapat dicairkan 1,5 bulan sampai 3 bulan kemudian. Harga pembelian yang dipasang grosir berkisar antara Rp. 150.000 sampai dengan Rp.750.000 per kodi 1kodi = 20 pasang, tergantung kualitas sandal dan modelnya. Dengan perhitungan ini harga perpasang sepatu dapat mencapai RP 7.500 perpasang sandal sampai Rp.37.500. Harga ini akan lebih tinggi lagi bila telah dijual di toko. Selain dipasarkan di dalam negeri, hasil industri kecil ini juga akan di ekspor antara lain ke negara Arab Saudi, Malaysia, Singapura dan Panama. Ekspor ini dilakukan lewat grosir. Para pengusaha yang menerima pesanan dari pihak grosir tidak dapat memasarkan produknya sendiri melainkan harus melalui grosir.

4.3. Karakteristik Responden Pengrajin

Karakteristik responden di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 30 pengrajin sandal. Karakteristik umum responden ini dinilai dari beberapa variabel meliputi usia pengrajin, pendidikan formal yang pernah ditempuh pengrajin, jumlah tanggungan keluarga pengrajin, lama usaha dan jumlah pegawai Tabel 4.5.. Penentuan nilai dalam tabel pada pembahasan bab ini menggunakan nilai rata-rata. Penentuan nilai rata-rata berdasarkan penjumlahan nilai pada baris dalam satu kolom dibagi dengan jumlah data yang ada Tabel 4.5. Karakteristik Umum Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 No Karakteristik Umum Pengrajin Rataan 1 Umur Pengrajin tahun 41,9 2 Tingkat Pendidikan Pengrajin tahun 7 3 Jumlah Tanggungan Keluarga Pengrajin orang 5 4 Lama Usaha tahun 9,7 5 Jumlah Pegawai dalam Bengkel Sandal orang 10,2 Sumber : Data primer diolah, 2008 Data di atas memperlihatkan, pengrajin industri kecil rata-rata berumur 41,9 tahun dengan tingkat pendidikan rata-rata selama 7 tahun atau setara dengan tamat tingkat pendidikan sekolah dasar. Lama usaha pengrajin rata-rata 9,7 tahun dengan rata-rata karyawan 10,2 orang. Pengrajin industri kecil rata-rata memiliki tanggungan keluarga sebanyak 5 orang. Hasil wawancara juga menunjukan bahwa pemilik bengkel sandal semua laki–laki dan merupakan kepala keluarga sudah berkeluarga. Tabel 4.6. Kelompok Umur Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 Rataan No Kelompok Umur Pengrajin Orang Persen 1 Kel Umur 26-35 9 30 2 Kel Umur 36-45 10 33,33 3 Kel Umur 46-55 8 26,67 4 Kel Umur 55-65 3 10 Total 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2008 Tingkat usia responden bervariasi dari 26 tahun hingga 63 tahun dan terlihat menyebar merata pada setiap kelompok umur dengan jumlah yang tidak jauh berbeda. Jumlah responden terbesar terdapat pada kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 10 orang atau 33 persen. Sementara terkecil kelompok umur 55- 65 tahun sebanyak 3 orang atau 10 persen. Tabel 4.7. Tingkat Pendidikan Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 Rataan No Tingkat Pendidikan Orang Persen 1 Tidak Tamat Sekolah Dasar SD 8 26,67 2 Tamat Sekolah Dasar SD 11 36,67 3 Tamat Sekolah Menegah Pertama SMP 7 23,33 4 Tamat Sekolah Menengah Atas SMA 4 13,33 Total 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2008 Mayoritas responden hanya mendapatkan pendidikan formal hingga tamat SD dan responden yang menamatkan SMA hanya empat orang dari 30 responden Tabel 4.8 Jumlah Tanggungan keluarga Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 Jumlah Pengrajin No Jumlah Tanggungan Keluarga Orang Orang Persen 1 1-3 7 23,33 2 4-6 17 56,67 3 7 6 20 Total 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2008 Jumlah tanggungan keluarga antara 2-6 orang menempati posisi tertinggi pada responden pengrajin industri kecil sandal, yaitu sebanyak 17 responden. Tabel 4.9 Jumlah Karyawan pada Bengkel Sandal Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 Jumlah Pengrajin No Jumlah Karyawan Orang Orang Persen 1 5-9 18 60 2 10-14 6 20 3 15-19 6 20 Total 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2008 Mayoritas responden atau sebesar 60 persen memiliki karyawan dikisaran lima sampai dengan sembilan karyawan. Rata-rata dari semua responden yang diwawancarai mereka tidak menetapkan jam masuk atau pulang kerja, hal tersebut tergantung pada para pekerja. Namun pada musim sepi biasanya kegiatan mengerjakan sandal dimulai pada pukul 9.00 pagi dan selesai pada pukul 5.00 sore dan bila ramai bisa sampai pukul dua pagi. Tabel 4.10 Pengalaman Usaha Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 Jumlah Pengrajin No Pengalaman Usaha Responden Tahun Orang Persen 1 1-5 8 26,67 2 6-10 9 30 3 11-15 9 30 4 16-20 4 13,33 Total 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2008 Lama usaha responden bervariasi, hasil wawancara menunjukkan responden yang paling lama berusaha yaitu 20 tahun dan responden yang paling baru sudah memulai usahanya tiga tahun lalu. Namun bila dikelompokan ke dalam skala per lima tahun, terlihat bahwa lama usaha responden tersebar secara merata. Mayoritas responden telah menjalankan usahanya selama lebih dari 6 tahun. Alasan responden memulai usaha bengkel sandal mayoritas karena responden hanya memiliki keahlian membuat sandal, hal ini terlihat melalui jumlah responden sebanyak 26 orang yang memiliki alasan tersebut. Sisanya satu responden memulai usaha dengan alasan mencoba-coba akibat bangkrut dari berjualan di pasar walaupun tanpa keahlian membuat sandal. Dua responden lain merupakan usaha turunan dari orang tuanya. Mayoritas responden mengetahui cara pembuatan sandal dengan terlebih dahulu bekerja sebagai tukang sandal di bengkel orang lain. Modal awal dari pengrajin responden berkisar dari Rp. 500.000-Rp. 5.000.000. Modal awal tergantung dari waktu memulai usaha dan apakah pada saat memulai usaha sudah mendapat pesanan. Produksi rata-rata pada awal memulai usaha dari industri kecil ini berkisar antara delapan sampai 40 kodi. Namun rataan produksi saat ini berkisar antara 20 sampai dengan 150 kodi tergantung pada musim ramai atau sepi. Bangunan bengkel mayoritas responden menyatu dengan rumah responden atau memanfaatkan halaman atau kamar dari responden yang tidak terpakai. Hanya satu dari 30 responden yang diwawancarai yang menyewa bangunan untuk dijadikan bengkel sandal.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Keuntungan

5.1.1 Rasio RC

Analisis penerimaan atas biaya menunjukkan industri kecil sandal yang dilakukan menguntungkan atau tidak. Usaha yang dikatakan menguntungkan jika nilai RC yang didapat lebih dari satu dan jika tidak menguntungkan kurang dari satu. Hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pengrajin sandal rata-rata biaya total produksi yang harus dikeluarkan sebesar Rp 14.910.816 selama seminggu, dengan pengeluaran biaya total terbesar sebesar Rp. 46.882.700 dan yang terkecil sebesar Rp. 7.104.000. Pengeluaran biaya produksi per kodi pengrajin sandal berkisar antara Rp.172.338 sampai Rp. 669.753 tergantung pada bahan baku pembuatan sandal, dengan rata-rata sebesar Rp. 12.446.967. Sedangkan biaya yang dikeluarkan paling besar adalah biaya bahan baku seperti kulit imitasi, sol, spon, texon dan lainnya yaitu rata-rata sebesar Rp 12.446.967 selama seminggu atau 83,5 . Pengeluaran bahan baku dari pengrajin sampel penelitian terbesar sebesar Rp. 40.835.700 dan terkecil sebesar Rp. 5.710.000. Pengeluaran untuk upah pekerja rata-rata hanya 13,3 atau Rp. 1.989.500 dengan pengeluaran upah terbesar selama seminggu sebesar Rp. 5.390.000 dan terkecil sebesar Rp.900.000. Penerimaan pengrajin sandal perminggu rata-rata sebesar Rp 15.670.000 dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp.756.683. Penerimaan terbesar yang diterima pengrajin sampel adalah Rp. 49.000.000 dan terkecil Rp. 7.500.000.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Keberadaan Industri Kecil Sepatu Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Medan Area

1 53 88

Pengaruh Pengrajin Industri Kecil Terhadap Tingkat Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di...

0 37 3

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN MAKANAN DI KABUPATEN JEMBER

1 6 18

ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

0 5 18

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Analisis kinerja dan penyerapan tenaga kerja industri kecil mochi di kota Sukabumi

1 8 86

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 14

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 12

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus Industri Kecil Jamu di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo).

0 0 19

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN ROTAN (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Kerajinan Rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 14