Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor.

(1)

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN

TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL

DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR

OLEH LASWATI H14104114

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

LASWATI. Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor. Dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL

Industri kecil mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia, oleh karena perannya dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, namun industri kecil mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Mengingat hal tersebut, perhatian untuk menumbuh kembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu untuk ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan mengingat daerah pedesaan sebagai basis industri kecil. Fenomena di Desa Sirnagalih, tumbuhnya industri kecil sandal mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Desa Sirnagalih merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari. Perkembangan industri kecil sandal ini sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Mei 2008 lalu diduga mengalami penurunan keuntungan. Hal tersebut terkait dengan peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya transportasi dan penurunan daya beli konsumen sandal industri kecil yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Penurunan keuntungan industri kecil sandal bila sampai pada kondisi tidak menguntungkan akan berimplikasi terhadap daya serap tenaga kerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirna setelah kenaikan harga BBM dan faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan. Tujuan kedua penelitian adalah melihat besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal dan merumuskan strategi sederhana dalam pengembangan industri kecil sebagai bahan pertimbangan pemerintah. Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat keuntungan pada industri kecil sandal menggunakan analisis rasio R/C. Rasio R/C pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih rata-ratanya sebesar 1,053 yang berarti industri kecil ini masih menguntungkan untuk diusahakan karena rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan industri kecil sandal Desa Sirnagalih sebesar 1,053 rupiah. Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha secara nyata pada taraf uji 5% adalah volume penjualan dengan koefisien 0,062, upah pekerja per kodi dengan koefisien -9,687 dan pengeluaran bahan baku dengan koefisien -3,153. Pendidikan pengusaha dalam tahun berpengaruh nyata pada taraf uji 10% dengan koefisien 31461,379. Besar penyerapan tenaga kerja pada Industri kecil sandal di desa Sirnagalih Sebesar 10,13 % dari seluruh jumlah penduduk produktif di desa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara nyata adalah pesanan dengan koefisien sebesar masing-masing 0,209 pada taraf uji 5%.

Strategi sederhana yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah atau aparat desa dalam mengembangkan industri kecil terkait sandal di Desa Sirnagalih


(3)

dengan melihat hasil dari regresi keuntungan dan analisis SWOT adalah strategi pengembangan sumber daya manusia yang lebih mengarah pada peningkatan wawasan usaha para pengusaha kecil; mengadakan promosi dagang bagi industri kecil sandal; memberikan kebijakan harga minyak tanah murah terhadap industri kecil sandal atau dengan memberikan pelatihan kepada pekerja dalam penggunaan kompor gas dalam pemanasan sandal; dan memberikan konsultasi perbankan.


(4)

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN

TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL

DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR

Oleh LASWATI H14104114

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DAPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Laswati

Nomor Registrasi Pokok : H14104114 Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor.

Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui

Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D NIP. 131 284 623

Mengetahui

Ketua Departemen Ilmu ekonomi

Rina Oktaviani, Ph.D NIP 131 846 872


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR–BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Februari 2009

Laswati H1410114


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Laswati lahir pada tanggal 24 januari 1985 di Padang, Sumatera Barat. Penulis anak ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Faber Siahaan dan Sondang Pasaribu. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis dimulai dengan menamatkan sekolah dasar pada SD Cikampek Selatan V, Kabupaten Karawang, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cikampek dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Cikampek dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia di beberapa kepanitian baik di kampus maupun di luar kampus, penulis juga aktif di organisasi KPA (Komisi Pelayanan Anak) UKM PMK, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bogor dan sempat menjadi guru privat untuk beberapa bulan.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas segala berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab Bogor. Industri kecil merupakan topik yang sangat menarik karena daya tahannya manghadapi krisis 1998 lalu selain karena keunggulannya dalam penyerapan tenaga kerja. Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini, khususnya di daerah Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Disamping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan. Penulis sadar dan minta maaf atas segala kekurangan penulis dalam bimbingan beliau.

2. Alla Asmara, M.Si, yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Jaenal Effendi, MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. 4. Widyastutik, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik penulis dan

memberi semangat kepada penulis selama berkuliah.

5. Keluarga besar F. siahaan, yaitu Bapa, Mama, Bang Albert, Bang Doni, Kak Nora, Dek Arnot untuk kesempatan penulis berkuliah juga kesabaran dan dorongan semangat yang berarti dalam mennyelelesaikan kuliah dengan segala kekurangan penulis.


(9)

6. Sahabat-sahabat penulis yaitu Asi, Primdut, Terong, Dwince, Nina, Sun, Riris, Nova, Itut, hurum, Esi, Ayu, Nita, Tata, Iren, Lauce, Yanti dan Reta yang telah memberi warna dalam proses kedewasaan.

7. Kepada semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna dan segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, Februari 2009

Laswati H14104114


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Balakang ... 2

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri kecil ... 10

2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja ... 11

2.3. Permasalahan Industri Kecil ... 12

2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya ... 13

2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapannya ... 17

2.6. Analisis SWOT ... 20

2.6.1. Analisis Peluang dan Ancaman ... 20

2.6.2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan ... 20

2.7. Penelitian Terdahulu ... 22

2.7.1. Keuntungan Usaha ... 22

2.7.2. Penyerapan Tenaga Kerja ... 23

2.7.3. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 24


(11)

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN

TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL

DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR

OLEH LASWATI H14104114

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(12)

RINGKASAN

LASWATI. Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor. Dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL

Industri kecil mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia, oleh karena perannya dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, namun industri kecil mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Mengingat hal tersebut, perhatian untuk menumbuh kembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu untuk ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan mengingat daerah pedesaan sebagai basis industri kecil. Fenomena di Desa Sirnagalih, tumbuhnya industri kecil sandal mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Desa Sirnagalih merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari. Perkembangan industri kecil sandal ini sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Mei 2008 lalu diduga mengalami penurunan keuntungan. Hal tersebut terkait dengan peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya transportasi dan penurunan daya beli konsumen sandal industri kecil yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Penurunan keuntungan industri kecil sandal bila sampai pada kondisi tidak menguntungkan akan berimplikasi terhadap daya serap tenaga kerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirna setelah kenaikan harga BBM dan faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan. Tujuan kedua penelitian adalah melihat besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal dan merumuskan strategi sederhana dalam pengembangan industri kecil sebagai bahan pertimbangan pemerintah. Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat keuntungan pada industri kecil sandal menggunakan analisis rasio R/C. Rasio R/C pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih rata-ratanya sebesar 1,053 yang berarti industri kecil ini masih menguntungkan untuk diusahakan karena rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan industri kecil sandal Desa Sirnagalih sebesar 1,053 rupiah. Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha secara nyata pada taraf uji 5% adalah volume penjualan dengan koefisien 0,062, upah pekerja per kodi dengan koefisien -9,687 dan pengeluaran bahan baku dengan koefisien -3,153. Pendidikan pengusaha dalam tahun berpengaruh nyata pada taraf uji 10% dengan koefisien 31461,379. Besar penyerapan tenaga kerja pada Industri kecil sandal di desa Sirnagalih Sebesar 10,13 % dari seluruh jumlah penduduk produktif di desa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara nyata adalah pesanan dengan koefisien sebesar masing-masing 0,209 pada taraf uji 5%.

Strategi sederhana yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah atau aparat desa dalam mengembangkan industri kecil terkait sandal di Desa Sirnagalih


(13)

dengan melihat hasil dari regresi keuntungan dan analisis SWOT adalah strategi pengembangan sumber daya manusia yang lebih mengarah pada peningkatan wawasan usaha para pengusaha kecil; mengadakan promosi dagang bagi industri kecil sandal; memberikan kebijakan harga minyak tanah murah terhadap industri kecil sandal atau dengan memberikan pelatihan kepada pekerja dalam penggunaan kompor gas dalam pemanasan sandal; dan memberikan konsultasi perbankan.


(14)

ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN

TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL

DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR

Oleh LASWATI H14104114

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DAPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Laswati

Nomor Registrasi Pokok : H14104114 Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor.

Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui

Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D NIP. 131 284 623

Mengetahui

Ketua Departemen Ilmu ekonomi

Rina Oktaviani, Ph.D NIP 131 846 872


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR–BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Februari 2009

Laswati H1410114


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Laswati lahir pada tanggal 24 januari 1985 di Padang, Sumatera Barat. Penulis anak ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Faber Siahaan dan Sondang Pasaribu. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis dimulai dengan menamatkan sekolah dasar pada SD Cikampek Selatan V, Kabupaten Karawang, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cikampek dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Cikampek dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia di beberapa kepanitian baik di kampus maupun di luar kampus, penulis juga aktif di organisasi KPA (Komisi Pelayanan Anak) UKM PMK, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bogor dan sempat menjadi guru privat untuk beberapa bulan.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas segala berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab Bogor. Industri kecil merupakan topik yang sangat menarik karena daya tahannya manghadapi krisis 1998 lalu selain karena keunggulannya dalam penyerapan tenaga kerja. Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini, khususnya di daerah Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Disamping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan. Penulis sadar dan minta maaf atas segala kekurangan penulis dalam bimbingan beliau.

2. Alla Asmara, M.Si, yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Jaenal Effendi, MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. 4. Widyastutik, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik penulis dan

memberi semangat kepada penulis selama berkuliah.

5. Keluarga besar F. siahaan, yaitu Bapa, Mama, Bang Albert, Bang Doni, Kak Nora, Dek Arnot untuk kesempatan penulis berkuliah juga kesabaran dan dorongan semangat yang berarti dalam mennyelelesaikan kuliah dengan segala kekurangan penulis.


(19)

6. Sahabat-sahabat penulis yaitu Asi, Primdut, Terong, Dwince, Nina, Sun, Riris, Nova, Itut, hurum, Esi, Ayu, Nita, Tata, Iren, Lauce, Yanti dan Reta yang telah memberi warna dalam proses kedewasaan.

7. Kepada semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna dan segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, Februari 2009

Laswati H14104114


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Balakang ... 2

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri kecil ... 10

2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja ... 11

2.3. Permasalahan Industri Kecil ... 12

2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya ... 13

2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapannya ... 17

2.6. Analisis SWOT ... 20

2.6.1. Analisis Peluang dan Ancaman ... 20

2.6.2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan ... 20

2.7. Penelitian Terdahulu ... 22

2.7.1. Keuntungan Usaha ... 22

2.7.2. Penyerapan Tenaga Kerja ... 23

2.7.3. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 24


(21)

2.8. Kerangka Pemikiran ... 24

III. METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 25

3.3. Metode Pengambilan Sampel ... 25

3.4. Metode Analisis ... 26

3.4.1. Analisis Tingkat Keuntungan R/C ... 26

3.4.2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja ... 27

3.4.2.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 30

3.4.2.2. Parameter untuk Masing–Masing Parameter Regresi ... 31

3.4.2.3. Heteroskedastisitas ... 32

3.4.2.4. Multikolinearitas ... 33

3.4.3. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 33

3.4.4. Analisis SWOT ... 34

3.4.5. Definisi operasional ... 36

IV. GAMBARAN UMUM ... 42

4.1. Gambaran Umum Lokasi ... 42

4.1.1. Letak dan Geografis ... 42

4.1.2. Keadaan Penduduk... 43

4.1.3. Sarana dan Prasarana ... 44

4.2. Gambaran Umum Industri Kecil Sandal di Desa Sirna Galih ... 46

4.2.1. Sejarah Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih ... 46

4.2.2. Tahapan Produksi dan Organisasi Kerja ... 48

4.2.3. Pemasaran Produk ... 53

4.3. Karakteristik Responden Pengrajin ... 54

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

5.1. Analisis Keuntungan ... 61


(22)

5.1.2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan ... 66 5.2...An alisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 67 5.2.1. Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja ... 67 5.2.2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan

Tenaga Kerja ... 68 5.3...An alisis Pendapatan Pekerja ... 60 5.4...An alisis SWOT ... 72 5.4.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 72 5.4.2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan

Ancaman ... 77 5.4.3. Alternatif Pengembangan Usaha Industri Kecil Sandal

Berdasarkan Analisis SWOT ... 80 5.5...Str ategi Pengembangan Industri Kecil yang Disarankan ... 83 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88 6.1...Kes

impulan ... 88 6.2...Sar an ... 89 DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN ... 95


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar

Tahun 2001-2006 di Indonesia (Orang) ... 2 1.2. Jumlah dan Proporsi Unit Usaha, Tenaga Kerja UKM dan

Usaha Besar Tahun 2005-2006 di Indonesia ... 2 1.3. Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun 1999-2006 di

Indonesia (Unit) ... 3 2.1. Srategi Alternatif berdasarkan Analisis SWOT ... 22 4.1. Data Penggunaan Lahan 2007... 42 4.2. Penduduk Desa Sirnagalih Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Tahun 2007 ... 43 4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Sirnagalih, Tahun 2007 ... 44 4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Desa

Sirnagalih, Tahun 2007 ... 45 4.5. Karakteristik Umum Responden Pengrajin Industri Kecil

Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 56 4.6. Kelompok Umur Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di

Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 56 4.7. Tingkat Pendidikan Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal

di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 57 4.8. Jumlah Tanggungan keluarga Responden Pengrajin Industri

Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 57 4.9. Jumlah Karyawan pada Bengkel Sandal Responden Pengrajin

Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 58 4.10. Pengalaman usaha Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal


(24)

5.1. Rata-rata B/C Industri Kecil Sandal Desa Sirnagalih Selama

Seminggu ... 61 5.2. Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Keuntungan Industri Kecil Sandal. ... 62 5.3. Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keuntungan Industri Kecil ... 63 5.4. Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pangrajin Sandal ... 67 5.5. Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang Tingkat

Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal... 72 5.6. Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

penyerapan tenaga kerja... 72 5.7. Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian

Faktor-Faktor yang Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Sandal ... 82 5.8. Kekuatan dan Kelemahan Industri Kecil Sandal ... 85 5.9. Peluang dan Ancaman Industri Kecil Sandal... 86


(25)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. Fungsi permintaan tenaga kerja ... 19 2.2. Kerangka Pemikiran... 26 3.1. Matriks SWOT (Wheelen dan Hunger, 1992) ... 38 3.2. Matriks Strategi Pengembangan SWOT (Wheelen dan Hunger, 1992) ... 39 4.1. Struktur Produksi I ... 52 4.2. Struktur Produksi II... 52 5.1. Matrik Strategi Pengembangan Industri Kecil Sandal Berdasarkan SWOT.. 80


(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Prosedur Pengujian Hipotesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Keuntungan Industri Kecil Sandal ... 95 2. Prosedur Pengujian Hipotesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal ... 97 3. Laporan Keuangan Pengusaha Sampel ... 98 4. Daftar Harga Input Sandal Pengusaha Sampel ... 100


(27)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kulitas hidup masyarakat secara merata. Perkembangan industri kecil mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja juga pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Ciri perekonomian negara berkembang adalah adanya pergeseran struktur dari sektor pertanian ke sektor industri. Industri kecil menempati posisi strategis dalam kebijaksanaan pembangunan nasional karena industri kecil mempunyai karakteristik yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja dibandingkan modal. Hal ini menempatkan industri kecil sebagai salah satu strategi perluasan kesempatan kerja.

Ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap kelebihan tenaga kerja menyebabkan banyak tenaga kerja mencari alternatif lain, yaitu bekerja di sektor informal salah satunya adalah sektor industri kecil. Sektor informal menjadi salah satu alternatif lapangan kerja karena karakteristik yang dimilikinya, yaitu aktivitas yang tidak hanya didasarkan pada kesempatan berinvestasi tetapi lebih didasarkan pada dorongan untuk menciptakan kesempatan bagi diri sendiri. Kehadiran industri kecil dalam jumlah besar yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja menjadi faktor yang menyebabkan aktivitas perekonomian tinggi. Meskipun secara langsung belum memberikan nilai berarti dalam perkembangan daerah,


(28)

Namun dengan tenaga kerja yang diserap telah memberikan andil dalam kemajuan ekonomi. Penyerapan tenaga kerja industri kecil dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 terus mengalami peningkatan (Tabel 1.1). Penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah di Indonesia pada tahun 2005 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 83,2 juta jiwa dengan unit usaha sebanyak 47,1 juta unit (Tabel 1.2.)

Tabel 1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun 2001-2006 di Indonesia (Orang)

Tahun Kecil Menengah Besar Jumlah

2001 70.884.594 3.802.834 2.962.943 77.650.371 2002 73.905.002 3.902.895 3.017.995 80.825.892 2003 77.947.490 3.994.863 3.145.736 85.088.089 2004 76.415.980 4.030.620 3.154.771 83.601.371 2005 78.994.872 4.238.921 3.212.033 86.445.826 2006 80.933.384 4.438.109 3.388.462 88.804.955

Sumber : Departemen Koperasi, 2008

Tabel 1.2. Jumlah dan Proporsi Unit Usaha, Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun 2005-2006 di Indonesia

Tahun 2005 Tahun 2006

Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha Tenaga kerja Uraian

Unit Persen Orang Persen Unit Persen Orang Persen

1.UKM 47.102.744 99,9 83.233.793 96,28 48.929.636 99,9 85.416.493 96,18 2.Usaha

Besar

6.811 0,1 3.212.033 3,72 7.204 0,1 3.388.462 3,82 Jumlah 47.109.555 100 86.445.826 100 48.936.840 100 88.804.955 100 Sumber : Badan Pusat Statistik, Jakarta , 2007

Keterangan : dalam kurung ( ) menyatakan persentase (%)

Perkembangan industri kecil selalu menunjukan peningkatan dalam perekonomian indonesia, bahkan pada saat krisis ekonomi tahun 1998 dimana terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah unit usaha industri kecil setiap tahunnya.


(29)

Tabel 1.3 Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun 1999-2006 di Indonesia (Unit)

Tahun Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Skala besar

1999 37.859.509 52.214 1.885

2000 39.705.204 78.832 5.675

2001 39.883.111 80.969 5.915

2002 41.859.444 85.050 6.132

2003 43.372.885 87.357 6.514

2004 44.684.351 93.036 6.686

2005 47.006.889 95.855 6.811

2006 48.822.925 106.711 7.204

Sumber : Departemen Koperasi,Jakarta 2008

Perkembangan industri kecil dalam jumlah, disebabkan oleh : (1) sebagian populasi industri kecil berlokasi di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan yang semakin berkurang maka industri kecil merupakan solusi, (2) beberapa jenis kegiatan industri kecil banyak menggunakan bahan baku dari sumber lingkungan terdekat, tingkat upah yang rendah serta tingkat pendapatan yang rendah telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan, (3) harga jual yang relatif rendah serta tingkat pendapatan yang rendah sesungguhnya merupakan kondisi tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil untuk tetap bertahan (4) tetap adanya permintaan terhadap beberapa komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal merupakan salah satu pendukung yang sangat kuat (Tambunan, 2001).

Perkembangan industri kecil yang mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi merupakan satu tujuan yang harus dicapai oleh kinerja suatu industri kecil. Mengingat hal tersebut, maka perhatian untuk menumbuhkembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan karena daerah pedesaan


(30)

adalah basis industri kecil. Salah satu jenis industri kecil yang dapat dikembangkan adalah industri kecil sandal atau alas kaki.

Industri kecil sandal di Desa Sirnagalih merupakan salah satu fenomena yang memperlihatkan kemajuan industri kecil di daerah pedesaan. Desa Sirnagalih yang merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor mampu memberikan peluang usaha bagi masyarakat desa dalam membuka usaha sehingga mampu memberikan peningkatan kesempatan kerja yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam mendorong ekonomi lokal. Secara umum aktivitas pengrajin sandal dilaksanakan pada skala kecil dan merupakan wadah kegiatan ekonomi yang digeluti banyak orang sehingga mampu menyerap tenaga kerja.

Jumlah pengrajin di industri kecil sandal Desa Sirnagalih pada kondisi normal (bukan saat ramai pesanan) sebanyak 105 pengrajin dengan daya serap pekerja berkisar antara 7 sampai dengan 19 orang. Menurut buku profil Desa Sirnagalih tahun 2007 sekitar 2.752 jiwa masyarakat di desa ini bermata pencarian sebagai pemilik dan pekerja bengkel alas kaki. Jumlah orang yang bekerja sebanyak 2.752 jiwa merupakan jumlah penduduk yang mampu diserap industri kecil dikala musim ramai pesanan (survei yang dilakukan aparat desa pada saat ramai pesanan). Namun pada saat sepi pesanan, menurut data di Kecamatan Tamansari tercatat yang bekerja sebagai pemilik dan pekerja di industri kecil sandal hanya sebesar 832 jiwa yang bekerja sebagai pemilik maupun pekerja, atau kurang dari 10% dari seluruh penduduk di Desa Sirnagalih. Uraian di atas memperlihatkan bahwa industri kecil sandal mampu menjadi tumpuan ekonomi


(31)

lokal masyarakat desa Sirnagalih pada saat ramai pesanan karena mampu meyerap tenaga kerja sebesar 48% masyarakat desa. Namun bila sedang sepi pesanan posisi industri kecil kurang mendukung ekonomi masyarakat desa karena banyak masyarakat Desa Sirnagalih yang mencari pekerjaan di luar daerah Desa Sirnagalih.

Kemampuan industri kecil sandal dalam menyerap tenaga kerja sebesar 2.752 jiwa merupakan potensi dari industri kecil sandal di Desa Sirnagalih, yang mengindikasikan industri kecil sandal dapat lebih dioptimalkan lagi dalam produksi dan pemasaran.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan perkembangan suatu industri kecil dapat memajukan perekonomian suatu daerah melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Perkembangan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih ditunjang melalui kinerja usahanya. Kinerja usaha memperhitungkan aspek pengeluaran dan penerimaan dalam rangka menciptakan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh akan menjadi imbalan bagi setiap faktor produksi yang digunakan dalam industri kecil sandal tersebut. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh ditentukan oleh nilai jual hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan. Artinya, keuntungan optimal hanya bisa dicapai apabila pengusaha mampu meningkatkan produktivitas produksinya atau menekan biaya produksi seminimal mungkin.


(32)

Bila melihat daya tahan industri kecil di Indonesia pada umumnya seperti dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998, kita dapat berasumsi bahwa industri kecil merupakan suatu usaha yang memiliki daya juang yang tinggi. Namun sebenarnya industri kecil semakin terdesak dalam kinerja dengan semua perubahan-perubahan yang terjadi. Hal tersebut diduga menurunkan keuntungan dari industri kecil. Sebagai contoh perubahan dalam bentuk kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Mei 2008, kenaikkan harga BBM diduga berpengaruh terhadap kinerja industri kecil.

Kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu mengakibatkan peningkatan harga bahan baku indutri kecil sandal. Peningkatan harga bahan baku industri kecil sandal di toko-toko bahan baku sandal sekitar kecamatan Tamansari atau kawasan Bogor, untuk bahan baku utama seperti kulit imitasi maupun sol menurut para pengrajin meningkat sekitar 30%-50%. Peningkatan harga lem menurut para pelaku industi kecil sandal justru meningkat sekitar 50%-100%. Peningkatan harga bahan baku pada akhirnya dapat berimplikasi terhadap peningkatan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi tersebut diduga menurunkan tingkat keuntungan industri kecil sandal karena peningkatan biaya produksi tidak seimbang dengan peningkatan harga produk sandal. Hal ini diduga karena konsumen dari industri kecil sandal berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah yang mendapat dampak yang lebih besar karena peningkatan harga-harga umum/inflasi. Kenaikan harga BBM yang menyebabkan inflasi secara langsung menurunkan daya beli dari masyarakat konsumen sandal, karena sandal bukan merupakan kebutuhan primer sehingga pemenuhan kebutuhannya


(33)

tidaklah mendesak. Selain hal tersebut, pelaku industri kecil sandal mayoritas merupakan pengrajin yang menerima pesanan dari para grosir/ agen sehingga pengrajin tidak memiliki daya tawar untuk menaikkan harga sandal lebih tinggi dari permintaan agen/grosir. Hal tersebut diduga menjadi alasan pelaku industri kecil sandal sulit menaikkan harga produknya.

Kenaikan harga BBM yang bersamaan dengan kebijakan pemerintah dalam mengkonversi minyak tanah juga menjadi kendala pelaku industri kecil sandal dalam pencapaian kerja yang maksimal. Kesulitan mendapatkan BBM jenis minyak tanah akibat kebijakan konversi minyak tanah tesebut menjadi masalah bagi pelaku industri sandal dalam berproduksi. Minyak tanah yang merupakan komponen penting pembuatan sandal dalam proses pemanasan lem agar lebih mudah kering manjadi langka dan sangat mahal. Harga mintak tanah sebelum kebijakan konversi minyak tanah berkisar antara Rp. 2.500 sampai Rp.3.500. Namun setelah kebijakan berlaku dan penarikan minyak tanah dari pasaran harga minyak tanah berkisar antara Rp.7000 bahkan mencapai harga Rp. 10.000. Berbagai alasan di atas diduga berdampak pada penurunan tingkat keuntungan dari para pelaku industri kecil sandal.

Ironisnya industri kecil sandal atau alas kaki merupakan industri padat karya. Dampak penurunan keuntungan industri kecil secara tidak langsung berakibat terhadap penurunan tenaga kerja jika perusahaan (pengrajin) tidak mampu bertahan atau sudah tidak menguntungkan. Melihat kondisi tersebut dirasa perlu diketahui tingkat keuntungan dari industri kecil sandal, apakah masih menguntungkan, dan faktor–faktor apa yang mempengaruhinya. sehingga dapat


(34)

terlihat apakah industri kecil sandal layak untuk dikembangkan sebagai alternatif sektor usaha di pedesaan khususnya Desa Sirnagalih dan faktor apa yang perlu dikembangkan terkait dengan keuntungan usaha.

Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa permasalahan yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor?

2. Faktor–faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan usaha industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor?

3. Berapa besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor?

4. Kebijakan apakah yang dapat disarankan dalam mengembangkan industri kecil sandal?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

2. Menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha indutri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Bogor

3. Menganalisis besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor


(35)

4. Menganalisis kebijakan apakah yang dapat disarankan dalam mengembangkan industri kecil sandal.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri kecil khususnya industri kecil sandal. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang ekonomi industri kecil sandal. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang akan melakukan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja industri kecil.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja industri kecil alas kaki jenis sandal di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Keterbatasan penelitian ini adalah penulis belum melakukan pembahasan efisiensi produksi dan data yang dianalisis dalam rentang waktu produksi yang singkat yaitu hanya satu minggu dan tidak membandingkan antara musim ramai dan sepi.


(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri Kecil

Tiga subsektor dalam struktur perindustrian adalah industri kecil, industri sedang dan industri besar. Perbedaan antara ketiga subsektor tersebut didasarkan atas besar kecilnya modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, pengelolaan perusahaan, teknologi dan jenis produk yang dihasilkan. Penggolongan industri kecil tidak hanya dilihat dari faktor–faktor di atas tetapi juga dapat dilihat dari faktor lainnya.

Pengertian industri kecil menurut Badan Pusat Statistik (2005) adalah usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengelola barang dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi, setengah jadi menjadi barang jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi barang yang nilainya lebih tinggi dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak sembilan belas orang termasuk pengusaha.

Penggolongan industri kecil menurut departemen perindustrian dan perdagangan (1999) adalah sebagai berikut:

1. Industri kecil pangan, yang meliputi makanan ringan.

2. Indutri kecil kimia, agro non-pangan dan hasil hutan, yang meliputi industri minyak atsiri, industri vulkanisir ban, industri kayu, industri komponen karet dan lain-lain.

3. Industri kecil logam, mesin dan elektronik, meliputi industri pengolahan logam, industri komponen dan suku cadang.


(37)

4. Industri kecil sandang, kulit dan aneka, meliputi konveksi/pakaian jadi, tenun adat, tenun ikat, border, industri alas kaki serta industri barang dan kulit. 5. Industri kerajinan dan umum, meliputi anyaman, industri kerajinan ukiran dan

lain–lain.

2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja

Munculnya dilema ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak dari semakin kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat dualistik. Bias pembangunan secara makro akan menghasilkan sistem ekonomi lain, yaitu sistem ekonomi informal khususnya sektor industri kecil yang sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Fenomena dualisme ekonomi yang melahirkan sektor informal khususnya sektor industri kecil menunjukan bukti adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara sektor formal dan sektor informal pada sistem ekonomi nasional.

Perekonomian pada sektor industri kecil relatif dapat lebih mandiri. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan pada sektor industri kecil secara langsung yang dapat memperbaiki kesejahteraan golongan ekonomi lemah. Sehingga kemajuan dalam sektor industri kecil diharapkan mampu meningkatkan pendapatan nasional (meskipun tidak besar) dan memperbaiki distribusi pendapatan.

Umumnya industri kecil termasuk dalam kategori sektor informal kerena memenuhi ciri-ciri dari sektor informal, yaitu : (1) pola kegiatan yang tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan, dan penerimaan, (2) kurang tersentuh peraturan pemerintah, (3) modal, peralatan, dan perlengkapan maupun pendapatan


(38)

umumnya kecil dan dihitung per hari, (4) umumnya dilakukan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, (5) tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan khusus, (6) jumlah tenaga kerja sedikit dan umumnya berasal dari keluarga, dan (7) tidak mengenal sistem perbankan (Yurfelly, 1997 dalam Siahaan,2008)

Posisi industri kecil dalam perekonomian nasional yang sedemikian penting dan memiliki posisi yang strategis harus diupayakan agar semakin efisien, efektif serta memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini dilakukan agar mampu menembus era pasar global dan semakin berperan untuk mencapai kemakmuran masyarakat Indonesia, dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

2.3. Permasalahan Industri Kecil

Industri kecil telah menunjukkan hasil–hasil yang sangat mengembirakan namun masih banyak masalah yang dihadapi para pengusaha. Sulaeman, Y.T (1996), mengemukakan bahwa permasalahan yang dihadapi sebagian besar industri kecil tersebut meliputi masalah permodalan, bahan baku, pemasaran dan persaingan.

Modal merupakan penghalang utama industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Kesulitan lain adalah mahalnya harga bahan baku, bahan baku yang sulit terjangkau dan ketidakpastian ketersediaan bahan baku secara terus menerus. Perkembangan usaha golongan ekonomi lemah sering menghadapi keterbatasan dalam memasarkan produk industri apalagi jika ingin mengembangkan untuk pasar internasional. Pengusaha industri kecil cenderung sangat pasif karena


(39)

kecilnya skala produksi dan keterbatasan dalam memperoleh informasi pasar. Keterbatasan ini pada akhirnya membuat keuntungan pengusaha industri kecil sangat kecil. Hal ini terjadi karena banyak yang tersedot oleh mata rantai distribusi yang panjang.

Industri kecil sebagian besar berada di daerah pedesaan, sehingga sulit untuk memasarkan produknya keluar karena keterbatasan sarana transportasi. Untuk dipasarkan sekitar desa juga sulit karena rendahnya pendapatan rata–rata penduduk. Industri kecil yang mengekspor produknya sedikit sekali sekitar 1,70 persen dari semua industri kecil yang ada (Kompas, 2007). Ekspor produk industri kecil didominasi oleh barang tekstil, pakaian jadi dan kulit, barang–barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga dari kayu.

2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Keberhasilan dari suatu usaha dapat diukur dari analisis efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensinya adalah keuntungan. Nicholson (2002) mengemukakan keuntungan ekonomis ialah perbedaan antara penerimaan total dengan biaya total. Total penerimaan didapat dari hasil perkalian antara jumlah output dengan harga output. Sedangkan biaya merupakan penjumlahan dari seluruh hasil kali input dengan jumlah input. Jika total penerimaan dinotasikan dengan TR ( Total Revenue) dan total biaya dinotasikan sebagai TC ( Total Cost), maka keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:


(40)

Kriteria :

Jika Total penerimaan > total biaya, maka usaha untung

Jika Total penerimaan = total biaya, maka usaha berada di titik impas Jika Total penerimaan < total biaya, maka usaha rugi

Manfaat dari analisis keuntungan menurut Lipsey et al. (1995), ialah keuntungan dari perusahaan merupakan dasar yang dibutuhkan untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan sumber dayanya secara optimal. Tingginya tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan parameter tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki.

Mulyadi (2001), menyatakan laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai keuntungan tertentu. Harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya, jadi ketiga faktor terkait satu sama lainnya. Menurut Anggrayni (2006), faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang tanaman hias adalah harga beli dan harga jual tanaman hias. Sementara faktor–faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang ajungan di Kabupaten Badung Propinsi Bali yaitu jumlah penjualan, musim wisatawan, pinjaman dan modal kerja, (Kiskinda, 1989).

Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan menurut penelitian-penelitian terdahulu menunjukan bahwa keuntungan dipengaruhi beberapa faktor tergantung pada jenis usaha. Menurut Filaily (2004), faktor–faktor yang


(41)

berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan pedagang bunga potong adalah modal rata–rata perhari, pendidikan, pengalaman, serta status pedagang, sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh. Sehingga untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan perlu memperhatikan jenis usaha. Bila melihat industri kecil sandal di Desa Sirnagalih dan memperhatikan dari variabel yang berhubungan dengan kenaikan harga BBM dapat diduga yang berpengaruh terhadap keuntungan adalah :

1. Nilai Penjualan

Nilai penjualan adalah banyaknya produk yang dijual dikali dengan harga jual dari produk yang dijual. nilai penjualan diduga memiliki pengaruh positif terhadap keuntungan karena semakin tinggi nilai produksi yang dihasilkan dan dijual maka keuntungan diduga akan semakin besar.

2. Upah Tenaga Kerja

Upah tenaga kerja adalah biaya imbalan terhadap tenaga yang dikeluarkan tenaga kerja untuk menghasilkan produk tertentu sehingga upah tenaga kerja dapat dikatakan sebagai biaya input, biaya input ini diduga memiliki pengaruh negatif terhadap keuntungan. Semakin besar upah tenaga kerja maka keuntungan yang didapat semakin kecil

3. Pengeluaran Bahan Baku

Bahan baku adalah segala jenis barang yang digunakan untuk penggunaan pembuatan produk akhir. Sebagai contoh, untuk industri kecil sandal bahan baku yang dimaksud disini adalah sol, ac dan lem, sehingga sama


(42)

dengan upah tenaga kerja, pengeluaran bahan baku diduga memiliki pengaruh negatif terhadap keuntungan.

4. Pendidikan Pengusaha

Pendidikan pengusaha adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh pengusaha sandal. Pendidikan dianggap mempengaruhi keuntungan dari pengusaha sandal karena pendidikan diduga mampu menjadikan seseorang semakin mampu mengatur sebuah usaha sehingga diduga pendidikan pengusaha berpengaruh positif terhadap keuntungan. Bila seorang pengusaha mampu mengatur sebuah usaha menjadi efisien dan efektif maka pencapaian keuntungan pun akan optimal.

5. Lama Usaha

Lama usaha merupakan jangka waktu pengusaha dalam berusaha. Lama usaha dianggap sebagai pengalaman pengusaha dalam berusaha dibidang pembuatan sandal, sehingga lama usaha diduga memiliki pengaruh positif dalam keuntungan. Bila pengusaha kecil memiliki pengalaman yang cukup panjang dalam usaha ini maka pengusaha tersebut dapat dikatakan sudah terbiasa mengatasi permasalahan umum yang ada dalam industri kecil sandal dibanding pengusaha yang memiliki pengalaman usaha yang pendek. Hal tersebut menjadikan pengusaha kecil dengan lama usaha yang tinggi memiliki solusi lebih baik karena sudah terbiasa.


(43)

2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Dasar pemikiran kesempatan kerja adalah investasi dan atau target hasil yang direncanakan, atau secara umum rencana pembangunan (Sulaeman,1996). Tiap kegiatan mempunyai daya serap yang berbeda akan tenaga kerja, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Daya serap tersebut berbeda secara struktural dan menurut penggunaan teknologi. Sektor kegiatan yang dibangun dengan padat karya pada dasarnya dapat menciptakan penyerapan tenaga kerja yang relatif besar dan tidak terlalu terikat kepada persyaratan keterampilan yang tinggi, sebaliknya sektor yang padat modal memerlukan tenaga dengan keterampilan yang cukup tinggi.

Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh permintaan pengusaha atau pengrajin atas tenaga. Permintaan akan tenaga kerja oleh pengusaha atau pengrajin, berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Seseorang membeli barang karena barang tersebut memberikan kepuasan (utility), akan tetapi pengusaha atau pengrajin mempekerjakan seseorang untuk membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen, dengan kata lain penambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derive demand. Meningkatnya permintaan terhadap sandal misalnya, akan menimbulkan tambahan permintaan terhadap karyawan industri tersebut, seperti tukang lem,


(44)

tukang potong, tukang pola, tukang gunting, tukang sambung, tukang jahit dan lain–lain.

Jika suatu pengusaha atau pengrajin berniat menambah jumlah tenaga kerja, maka pengusaha tersebut perlu memperkirakan tambahan hasil atau output yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang karyawan. Tambahan hasil tersebut dinamakan tambahan hasil marjinal atau marginal physical product dari karyawan (MPPL), lalu pengusaha perlu menghitung jumlah uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut, dengan kata lain disebut penerimaan marjinal atau marginal revenue (MR).

MR = V MPPL = MPPL x P Keterangan:

MR = Marginal Revenue (penerimaan marjinal)

V MPPL = Value Marginal Physical Product of Labor (nilai pertambahan hasil marjinal dari karyawan)

MPPL = Marginal Physical Product of Labor

P = Harga jual barang yang diproduksikan per unit

Akhirnya pengusaha tersebut membandingkan MR tersebut dengan biaya mempekerjakan tambahan karyawan tadi. Tambahan biaya yang dikeluarkan pengusaha terhadap karyawan dinamakan biaya marjinal (MC) dan upahnya sendiri (W). Selama MR lebih besar dari W, maka pengusaha tersebut manambah jumlah karyawannya, karena keuntungan yang diperoleh pengusaha masih mengutungkan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(45)

W1 W W2

0 A N B Upah

D = MPPL x P

Penempatan D

V MPPL

Gambar 2.1. Fungsi Permintaan Tenaga Kerja.

Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga yang digunakan secara produktif dalam satu bulan, diukur dari jumlah jam kerja satu bulan. Dalam model ini penyerapan tenaga kerja hanya dicari untuk penyerapan tenaga kerja untuk satuan waktu seminggu.

Adapun jumlah tenaga kerja yang diserap diduga dalam penelitian ini dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor produksi (pesanan) dan faktor upah tenaga kerja. Produksi (pesanan) merupakan hasil akhir dari proses pembuatan sandal sehingga terwujud bentuknya menjadi suatu produk akhir berupa sandal. Semakin meningkat produksi (pesanan) per minggu diharapkan penyerapan tenaga kerja meningkat. Upah pekerja adalah besarnya uang yang dikeluarkan oleh pengusaha sebagai imbalan atas jasa yang dikeluarkan pekerja dalam bekerja di usaha tersebut. Diduga dengan semakin meningkat upah yang dikeluarkan pengusaha, maka kemampuan pengusaha untuk membayar pekerja menurun dan penyerapan tenaga kerja menurun.


(46)

2.6. Analisis SWOT

2.6.1 Analisis Peluang dan Ancaman

Suatu perusahaan dalam menyusun strategi harus mengidentifikasi kesempatan atau peluang dan ancaman yang timbul dalam lingkungan perusahaannya. Profil peluang dan ancaman lingkungan (Enviromment Threat and Oppurtunity) adalah salah satu cara yang sistematis dalam menganalisis sektor lingkungan. Metode analisis dan diagnosa lingkungan tersebut disebut metode ETOP.

Glueck dan Jauch (1991) dalam Septiadi (1998), menyatakan analisis dan diagnosis dengan menggunakan ETOP pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) pengumpulan informasi lingkungan berupa faktor sosial, ekonomi, teknologi, pemasok, pesaing, pemerintah dan pelanggan. Informasi dapat diperoleh dari sumber lisan, tertulis (dokumentasi), memata-matai, studi peramalan formal dan penggunaan sistem informasi manajemen terhadap setiap faktor lingkungan. Langkah selanjutnya (2) ialah mendiagnosis terhadap informasi yang diperoleh. Diagnosis lingkungan yaitu memutuskan sumber informasi yang penting dan kurang penting. Terakhir (3) pengambilan keputusan mengenai faktor lingkungan yang paling kritis mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan.

2.6.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan faktor intern perusahaan yang menunjukan kemungkinan adanya beberapa startegi tertentu yang akan


(47)

berhasil, sedangkan kelemahan perusahaan menunjukan bahwa terdapat hal-hal yang harus diperbaiki.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui keunggulan strategi perusahaan adalah metode SAP (Strategic Advantage Profile). Langkah-langkah dalam analisis SAP menurut Glueck dan Jauch (1991) dalam Septiadi (1998), yaitu: (1) pengumpulan data bidang–bidang intern perusahaan yaitu bidang pemasaran, produksi dan operasi, keuangan, karyawan serta bidang penelitian dan pengembangan, (2) diagnosis keunggulan strategis perusahaan. Setiap bidang memiliki penampakan masing–masing yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Bidang intern didiagnosis mana yang merupakan kekuatan yang dapat dijadikan keunggulan bersaing. Bidang yang merupakan kelemahan diusahakan diperbaiki atau ditingkatkan efisisinsi dan efektivitasnya.

Perusahaan dapat menentukan suatu strategi pemasaran setelah peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan teridentifikasi. Wheelen dan Hunger (1992), memperkenalkan sebuah matrik yang disebut matrik SWOT. Matrik ini memberikan gambaran bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan dapat digabungkan dengan kekuatan dan kelemahan di lingkungan perusahaan.


(48)

Tabel 2.1 Srategi Alternatif berdasarkan Analisis SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor Internal

Faktor Eksternal

Daftar Kekuatan Faktor internal

Daftar Kelemahan Faktor internal

Peluang (O) STRATEGI S - O STRATEGI W – O Daftar Peluang dari Faktor

Eksternal

Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang yang ada

Strategi dengan mengambil keuntungan untuk mengatasi kelemahan

Ancaman (T) STRATEGI S - T STRATEGI W – T Daftar Ancaman dari Faktor

Eksternal

Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman

Strategi dengan

meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : wheelen dan Hunger, 1992 2.7. Penelitian Terdahulu

2.7.1 Keuntungan Usaha

Beberapa penelitian terdahulu mengenai keuntungan dan faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan, menunjukan bahwa keuntungan di pengaruhi oleh beberapa faktor tergantung pada jenis usaha. Filaily (2004) dalam penelitiannya tentang faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan pedagang bunga potong di rawa belong menggunakan metode Ordinary Least Square menyatakan bahwa faktor–faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan adalah modal rata–rata per hari, pendidikan, pengalaman, serta status pedagang, sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh nyata terhadap keuntungan dengan R2 sebesar 90,6 %.

Casdimin (2004) dalam penelitiannya tentang keterkaitan antara kemandirian pengrajin dengan tingkat pendapatannya menyatakan bahwa kemandirian pengrajin dalam segi modal mempengaruhi pendapatan pengrajin. Pendapatan industri non mandiri rata-rata lebih besar dari industri mandiri. Pendapatan non mandiri atas biaya total sebesar Rp. 887.901, sedangkan mandiri


(49)

sebesar Rp. 668.675. Hal tersebut karena penghematan bahan baku yang diberikan Bapak angkat kepada non mandiri. Serta R/C rasio mandiri lebih besar yaitu sebesar 1.236 dibanding yang non sebesar 1.135.

Boa (2007) dalam analisis dampak sumber modal terhadap produksi dan keuntungan usaha tambak udang di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara menduga dengan ordinary Least Square (OLS) menunjukan bahwa modal sendiri, pinjaman dari bank dan modal bergulir pemerintah lebih mampu mengatasi keterbatasan penguasaan input produksi dan lebih menguntungkan dari sisi tingkat keuntungan usaha dibanding modal dari ponggawa/tengkulak, namun melalui importance–performance analisis modal melalui ponggawa/tengkulak lebih baik karena kemudahan prosedur.

2.7.2 Penyerapan Tenaga Kerja

Salah satu tujuan penelitian ini membahas mengenai kesempatan kerja dalam industri kecil khususnya industri kecil sandal. Sebenarnya penelitian mengenai pengembangan industri kecil sebagai salah satu solusi mengatasi kelebihan tenaga kerja sebelumnya sudah pernah dilakukan. Cawley (1979) dalam Evelina (1990) mengenai peranan industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja menyatakan bahwa, industri kecil dan kerajinan rumah tangga menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan industri sedang dan besar. Perbandingan jumlah usaha penduduk adalah 11.429 dan 73.410 unit usaha, berturut-turut untuk industri besar, dan kecil terhadap satu juta penduduk. Miharja (2002) dalam penelitiannya mengenai peranan industri kecil di desa dalam menyediakan lapangan kerja non pertanian menyatakan bahwa sekitar 42 persen dari total


(50)

angkatan kerja, atau sekitar 544 orang tenaga kerja dimana sekitar 285 diantaranya adalah pemuda bekerja pada industri kecil di Desa Girimulya. Selain itu banyak penduduk desa yang lebih menyukai bekerja di desa dari pada pergi ke kota bila kebutuhan mereka dapat terpenuhi, sehingga keberadaan industri kecil mampu menyerap pengangguran di desa.

Penelitian lain yang sepadan dengan penelitian ini dilakukan oleh Sulaeman (1996). Penelitian Sulaeman mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan pekerja pada industri kecil tas kulit, menyatakan bahwa yang mempengaruhi kesempatan kerja dari sebuah industri kecil adalah pesanan produksi dan upah dari pekerja, sedangkan yang mempengaruhi pendapatan pekerja adalah pengalaman kerja.

2.7.3. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian Sebelumnya

Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah produk yang diteliti serta faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan industri kecil sandal, dan penambahan analisis SWOT untuk perumusan strategi pengembangan industri kecil sandal.

2.8. Kerangka Pemikiran

Kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu diduga mempengaruhi kinerja industri kecil sandal. Kenaikan harga BBM berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku pembuatan sandal. Kenaikan harga bahan baku tentu berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi yang berdampak terhadap penurunan keuntungan industri kecil sandal. Hal ini diduga disebabkan oleh :


(51)

1. Dari sisi penawaran; kenaikan harga BBM yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku industri kecil sandal.

2. Dari sisi permintaan; kenaikan harga BBM, menyebabkan terjadi inflasi. Industri kecil memiliki pangsa pasar masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah yang mengalami penurunan daya beli sehingga sandal yang bukan merupakan barang primer diduga mengalami penurunan permintaan.

Industri kecil sandal merupakan sumber pendapatan dan penyerap tenaga kerja masyarakat desa Sirnagalih. Kenaikan harga BBM diduga menyebabkan keuntungan berkurang yang lebih lanjut berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat. Sehingga perlu melihat bagaimana rasio keuntungan pada industri kecil sandal, serta faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan agar mampu merumuskan strategi pengembangan.


(52)

Perekonomian Masyarakat Desa Sirnagalih

Kenaikan harga BBM Potensi industri kecil sandal

• Penyerapan tenaga kerja

• Sumber pendapatan masyarakat

Mempengaruhi keuntungan Paningkatan biaya produksi

• Peningkatan harga bahan baku

• Peningkatan biaya transportasi

• Peningkatan biaya lembur pekerja

Apakah industri kecil sandal masih menguntungkan

Permintaan sandal berkurang

Penurunan volume produksi

Analisis keuntungan

Strategi sederhana pengembangan Industri Kecil

Sandal

Faktor yang mempengaruhi keuntungan

Bagaimana penyerapan tenaga kerja

Inflasi/ harga barang – barang meningkat

Daya beli masyarakat menurun

Penurunan volume penjualan

Analisis faktor yang menpengaruhi keuntungan

Faktor menpengaruhi penyerapan tenaga kerja

Penyerapan TK, Pendapatan Masyarakat meningkat

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Keterangan :


(53)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bersifat studi kasus dengan daerah penelitian Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa Sirnagalih merupakan sentra pengrajin sandal di Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 yang dimulai dengan persiapan penelitian, pengambilan data dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pengusaha industri kecil sandal melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya sebagai panduan dalam menjawab tujuan penelitian. Data primer yang dibutuhkan yaitu karakteristik pengrajin, jumlah pesanan seminggu, jumlah biaya produksi selama seminggu, harga bahan baku dan harga sandal perkodi. Data sekunder sebagai penunjang penelitian ini diperoleh dari instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, Kantor Kecamatan Tamansari, Kantor Desa Sirnagalih, media massa dan media elektronik, serta berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang di butuhkan diataranya adalah penyerapan tenaga kerja usaha kecil, menengah dan besar tahun 2001-2006 di Indonesia ; jumlah dan proporsi unit usaha, tenaga kerja UKM dan usaha besar


(54)

tahun 2005-2006 di Indonesia; jumlah usaha kecil, menengah dan besar tahun 1999-2006 di Indonesia; jumlah penduduk desa Sirnagalih; dan monografi desa Sirnagalih lainnya.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi merupakan objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik bengkel usaha industri kecil sandal di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari, Bogor. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau Simple Random Sampling sebanyak 30 responden, yang merupakan pengrajin yang masih aktif dan bersedia untuk diwawancarai dan 20 pekerja di industri kecil sandal.

3.4. Metode Analisis

Tujuan pertama penelitian adalah menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor dianalisis menggunakan analisis Tingkat keuntungan rasio R/C. Tujuan kedua penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan metode ordinary least

square serta pengolahan data menggunakan software SPSS versi 15. Tujuan

ketiga menganalisis besar penyerapan tenaga kerja menggunakan analisis proporsi penyerapan tenaga kerja yaitu dengan membandingkan jumlah tenaga kerja yang terserap oleh industri kecil sandal dengan jumlah angkatan kerja. Tujuan keempat adalah merumuskan strategi sederhana dalam pengembangan industri kecil sandal


(1)

Lampiran 2

Regression

Model Summary

b

.896

a

.802

.787

1.76488

.802

54.691

2

27

.000

1.858

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change

F Change

df1

df2

Sig. F Change

Change Statistics

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Pesanan, Upah/Kodi

a.

Dependent Variable: Tenaga Kerja

b.

ANOVA

b

340.700

2

170.350

54.691

.000

a

84.100

27

3.115

424.800

29

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Constant), Pesanan, Upah/Kodi

a.

Dependent Variable: Tenaga Kerja

b.

Coefficientsa

-4.590 1.466 -3.131 .004 -7.598 -1.582

.000 .000 .358 4.060 .000 .000 .000 .535 .616 .348 .943 1.061

.209 .025 .740 8.387 .000 .158 .261 .825 .850 .718 .943 1.061

(Constant) Upah/Kodi Pesanan Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Tenaga Kerja a.


(2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 .0000000 1.70293525 .121 .121 -.076 .662 .774 N

Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

x

pe

cted Cum Prob

Dependent Variable: Tenaga Kerja

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regr

ession Studentized Residual

Dependent Variable: Tenaga Kerja

Scatterplot


(3)

Lampiran 3

no P/Kodi Q Total Benefit Upah Tk1 Upah Tk2 Upah Tk3 MinyakTnh Transport Sol Texon Spon Ac LemKuning Lem PU Lem PC

1 250,000

30 7,500,000 420,000 540,000 105,000 44,000 2,160,000 135,000 150,000 1,890,000 132,000 300,000 95,000

2 300,000

40 12,000,000 1,280,000 800,000 127,500 53,000 3,000,000 160,000 200,000 3,200,000 176,000 400,000 112,000

3 180,000

70 12,600,000 1,260,000 1,540,000 210,000 67,000 - - - 4,900,000 490,000 1,050,000 221,700

4 700,000

70 49,000,000 1,400,000 3,500,000 490,000 210,000 67,000 - 385,000 312,000 5,950,000 308,000 770,000 228,700

5 270,000

50 13,500,000 600,000 1,000,000 140,000 62,000 3,900,000 150,000 300,000 4,150,000 541,700 500,000 450,000

6 240,000

40 9,600,000 600,000 360,000 200,000 119,000 53,000 3,000,000 90,000 280,000 2,280,000 184,000 373,450 126,700

7 270,000

50 13,500,000 500,000 500,000 350,000 147,000 62,000 3,750,000 250,000 333,450 3,600,000 237,500 650,000 350,000

8 250,000

40 10,000,000 400,000 400,000 280,000 112,000 53,000 3,000,000 160,000 280,000 2,520,000 176,000 440,000 140,000

9 300,000

30 9,000,000 750,000 450,000 180,000 105,000 44,000 2,250,000 120,000 150,000 2,400,000 132,000 300,000 84,000

10 270,000

70 18,900,000 1,050,000 1,400,000 225,000 77,000 5,390,000 315,000 350,000 4,515,000 308,000 700,000 221,700

11 280,000

50 14,000,000 500,000 500,000 250,000 150,000 52,000 3,750,000 200,000 250,000 4,000,000 220,000 500,000 140,000

12 260,000

30 7,800,000 525,000 600,000 105,000 44,000 2,250,000 165,000 150,000 1,935,000 132,000 300,000 95,000

13 240,000

50 12,000,000 800,000 625,000 147,000 62,000 3,625,000 150,000 350,000 3,150,000 220,000 500,000 175,000

14 290,000

50 14,500,000 900,000 1,000,000 147,000 62,000 3,750,000 200,000 250,000 4,000,000 220,000 500,000 140,000

15 320,000

50 16,000,000 1,600,000 1,100,000 154,000 62,000 3,900,000 275,000 350,000 4,250,000 220,000 500,000 150,000

16 200,000

70 14,000,000 1,260,000 910,000 210,000 77,000 - 280,000 350,000 7,000,000 490,000 1,120,000 221,700

17 240,000

70 16,800,000 1,260,000 1,120,000 210,000 77,000 2,900,000 155,600 490,000 3,990,000 322,000 653,450 2,216,700

18 650,000

70 45,500,000 1,400,000 2,800,000 420,000 225,000 67,000 - 385,000 312,000 5,950,000 308,000 770,000 228,700

19 550,000

50 27,500,000 1,000,000 2,000,000 157,500 52,000 - 275,000 216,700 4,250,000 220,000 550,000 163,450

20 280,000

40 11,200,000 640,000 840,000 126,000 53,000 3,000,000 200,000 266,700 2,880,000 190,000 520,000 280,000

21 320,000

50 16,000,000 1,350,000 1,000,000 250,000 157,500 62,000 3,850,000 250,000 300,000 4,300,000 220,000 550,000 140,000

22 250,000

30 7,500,000 540,000 360,000 105,000 44,000 2,250,000 73,450 210,000 1,710,000 138,000 280,000 95,000

23 270,000

50 13,500,000 650,000 1,050,000 157,500 62,000 3,750,000 250,000 333,450 3,600,000 237,500 650,000 350,000

24 250,000

60 15,000,000 720,000 900,000 175,000 68,000 4,590,000 213,450 420,000 3,600,000 276,000 560,000 190,000


(4)

26 230,000

50 11,500,000 900,000 550,000 154,000 62,000 3,750,000 100,000 350,000 2,850,000 230,000 466,700 158,450

27 300,000

50 15,000,000 1,050,000 850,000 165,000 62,000 3,900,000 200,000 1,900,000 4,150,000 541,700 500,000 450,000

28 280,000

50 14,000,000 1,000,000 750,000 147,000 62,000 3,750,000 250,000 333,450 3,600,000 237,500 650,000 350,000

29 280,000

70 19,600,000 1,470,000 945,000 225,000 67,000 5,320,000 210,000 875,000 5,880,000 758,450 700,000 630,000

30 300,000

50 15,000,000 1,100,000 900,000 150,000 62,000 3,900,000 225,000 400,000 4,300,000 541,700 500,000 450,000

Lampiran 3

no Latex Tamsin Benang Hak Dll Sewa Bengkel Uang Makan Listrik

Bongkar

Muat Pulsa Hp Total Cost B/C Profit 1 210,000 138,000

50,000 - 450,000 75,000 150,000 10,000 20,000 30,000

7,104,000 1.0557 396,000 2 350,000 184,000

50,000 -

1,000,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

11,352,500 1.057 647,500

3

595,000 -

50,000 -

1,400,000 - 200,000 10,000 20,000 50,000

12,063,700 1.0445 536,350 4 700,000 322,000 150,000 1,960,000

29,750,000 - 300,000 10,000 20,000 50,000

46,882,700 1.0452 2,117,350

5

250,000 -

50,000 -

250,000 - 250,000 10,000 20,000 50,000

12,673,700 1.0652 826,350 6 240,000 184,000

50,000 -

640,000 - 250,000 10,000 20,000 30,000

9,090,100 1.0561 509,900 7 300,000 210,000

50,000 -

1,250,000 - 200,000 10,000 20,000 50,000

12,819,950 1.0531 680,100

8

253,450 -

50,000 -

1,000,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

9,524,450 1.0499 475,600 9 262,500 138,000

50,000 -

900,000 - - 10,000 20,000 30,000

8,375,500 1.0746 624,500 10 490,000 322,000

150,000 -

1,750,000 - 300,000 10,000 20,000 50,000

17,643,700 1.0712 1,256,350 11 437,500 230,000

50,000 -

1,550,000 - 200,000 10,000 20,000 50,000

13,059,500 1.072 940,500 12 210,000 138,000

50,000 -

540,000 - 150,000 10,000 20,000 30,000

7,449,000 1.0471 351,000

13

300,000 -

50,000 -

1,100,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

11,514,000 1.0422 486,000 14 437,500 230,000

50,000 -

1,500,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

13,646,500 1.0625 853,500 15 525,000 230,000

50,000 -

1,500,000 - - 10,000 20,000 30,000

14,926,000 1.072 1,074,000

16

630,000 -

50,000 -

350,000 - 250,000 10,000 20,000 50,000

13,278,700 1.0543 721,350 17 420,000 322,000

75,000 -

1,330,000 - 250,000 10,000 20,000 30,000

15,851,700 1.0598 948,350 18 700,000 322,000 100,000 1,820,000

28,000,000 - 300,000 10,000 20,000 50,000

44,187,700 1.0297 1,312,350 19 500,000 230,000 50,000 1,400,000

15,000,000 - 300,000 10,000 20,000 30,000

26,424,600 1.0407 1,075,400


(5)

20 240,000 168,000

50,000 -

1,080,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

10,793,700 1.0376 406,350 21 450,000 240,000

50,000 -

1,750,000 - - 10,000 20,000 30,000

14,979,500 1.0681 1,020,500 22 180,000 138,000

50,000 -

750,000 - 150,000 10,000 20,000 30,000

7,133,450 1.0514 366,600 23 300,000 210,000

50,000 -

1,250,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

13,160,450 1.0258 339,600 24 360,000 276,000

75,000 -

1,200,000 - 250,000 10,000 20,000 50,000

13,953,450 1.075 971,600 25 150,000

50,000 -

660,000 - 150,000 10,000 20,000 30,000

7,779,000 1.0413 321,000 26 283,450

50,000 -

1,000,000 - 210,000 10,000 20,000 30,000

11,174,550 1.0291 325,500

27

250,000 -

50,000 -

250,000 - 210,000 10,000 20,000 30,000

14,588,700 1.0282 411,350 28 300,000 210,000

50,000 -

1,550,000 - 200,000 10,000 20,000 30,000

13,499,950 1.037 500,100

29

350,000 -

50,000 -

700,000 - 220,000 10,000 20,000 50,000

18,480,450 1.0606 1,119,600

30

375,000 -

50,000 -

900,000 - - 10,000 20,000 30,000

13,913,700 1.0781 1,086,350 Rata2 1.0528 756,700

Lampiran 4

No Tk1 Tk2 Tk3 minyak Sol Texon/lbr Spon/lbr Ac /M Lem Kuning Lem PU Lem PC Latex Tamsin Hak Dll 1 14,000 18,000 7,000 72,000 9,000 15,000 42,000/M

Ikodi/1,5M 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi

95,000/Galon/30 kodi 14000ltr/2kodi 23,000 - 15,000 2 32,000 20,000 7,500 75,000 8,000

15,000 40,000/M/0.5kodi 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 28,000/Kg/10kodi 17500/ltr/2kodi 23,000 - 25,000 3 18,000 22,000 7,000 - - - 28.000/M

2,5M/kodi 350,000/blek/50kodi 450,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 17000/ltr/2kodi

- - 20,000 4 20,000 50,000 7,000 7,000 - 11,000

13,000 42.500/M 2M/kodi 220,000/blek/50kodi 330,000/Blek/30kodi 98,000/Galon/30kodi 10000/ltr/kodi 23,000 28,000 425,000 5 12,000 20,000 7,000 78,000 6,000

18,000 41,500/m 2M/kodi 65,000/galon/6kodi 80,000/galon/8kodi

90,000/Galon/10 kodi 10000/ltr/2kodi - - 5,000 6 15,000 9,000 5,000 7,000 75,000 5,000 21,000 38,000/M 1,5

M/kodi 230,000/blek/50kodi 280,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 18000/ltr/3kodi 23,000 - 16,000 7 10,000 10,000 7,000 7,000 75,000 10,000 20,000 48,000/M 1.5

M/kodi 19,000/Kg/4kodi 26,000/Kg/2kodi 28,000/Kg/4kodi 18000/ltr/3kodi 21,000 - 25,000 8 10,000 10,000 7,000 7,000 75,000 9,000 21,000 42,000/M

Ikodi/1,5M 220,000/blek/50kodi 330,000/Blek/30kodi 28,000/Kg/10kodi 19000/ltr/3kodi

- - 25,000 9 25,000 15,000 6,000 7,000 75,000 8,000

15,000 40,000/M/0.5kodi 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 28,000/Kg/10kodi 17500/ltr/2kodi 23,000 - 30,000 10 15,000 20,000 7,500 77,000 9,000 15,000 43000/M

1.5M/kodi 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 14000/ltr/2kodi 23,000 - 25,000 11 10,000 10,000 5,000 7,500 75,000 8,000

15,000 40000/M 2m/kodi 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 28,000/Kg/10kodi 17500/ltr/2kodi 23,000 - 31,000 12 17,500 20,000 7,000 75,000 11,000 15,000 43000/M

1.5M/kodi 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 14000/ltr/2kodi 23,000 - 18,000 13 16,000 12,500 7,000 72,500 6,000 21,000 42,000/M

Ikodi/1,5M 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 28,000/Kg/10kodi 18000/ltr/3kodi - - 22,000


(6)

15 32,000

22,000

7,000

78,000

11,000

21,000 42.500/M 2M/kodi 220,000/blek/50kodi 300,000/Blek/30kodi 30,000/Kg/10kodi 21000/ltr/2kodi 23,000

-

30,000 16

18,000

13,000

7,000

-

8,000

15,000

40000/M

2.5m/kodi 350,000/blek/50kodi 480,000/blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 18000/ltr/2kodi

-

-

5,000 17

18,000

16,000

7,000

72,500

5,500

21,000

38,000/M 1,5

M/kodi 230,000/blek/50kodi 280,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 18000/ltr/3kodi 23,000

-

19,000 18

20,000

40,000

6,000

7,500

-

11,000

13,000 42.500/M 2M/kodi 220,000/blek/50kodi 330,000/Blek/30kodi 98,000/Galon/30kodi 10000/ltr/kodi 23,000

26,000

400,000 19

20,000

40,000

7,500

-

11,000

13,000 42.500/M 2M/kodi 220,000/blek/50kodi 330,000/Blek/30kodi 98,000/Galon/30kodi 10000/ltr/kodi 23,000

28,000

300,000 20

16,000

21,000

7,000

75,000

10,000

20,000

48,000/M 1.5

M/kodi 19,000/Kg/4kodi 26000/kg/2kodi 28,000/Kg/10kodi 18000/ltr/3kodi 21,000

-

27,000 21

27,000

20,000

5,000

7,500

77,000

10,000

18,000 43000/M 2M/kodi 220,000/blek/50kodi 330,000/Blek/30kodi 28,000/Kg/10kodi 18000/ltr/2kodi 24,000

-

35,000 22

18,000

12,000

7,000

75,000

5,500

21,000

38,000/M 1,5

M/kodi 230,000/blek/50kodi 280,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 18000/ltr/3kodi 23,000

-

25,000 23

13,000

21,000

7,500

75,000

10,000

20,000

48,000/M 1.5

M/kodi 19,000/Kg/4kodi 26000/kg/2kodi 28,000/Kg/10kodi 18000/ltr/3kodi 21,000

-

25,000 24

12,000

15,000

7,000

76,500

8,000

21,000

40,000/m

1.5M/kodi 230,000/blek/50kodi 280,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 18000/ltr/3kodi 23,000

-

20,000 25

16,000

19,000

7,500

75,000

10,000

20,000

48,000/M 1.5

M/kodi 19,000/Kg/4kodi 26000/kg/2kodi 28,000/Kg/10kodi 15000/ltr/3kodi -

-

22,000 26

18,000

11,000

7,000

75,000

21,000

38,000/M 1,5

M/kodi 230,000/blek/50kodi 280,000/Blek/30kodi 95,000/Galon/30kodi 17000/ltr/3kodi

-

-

20,000 27

21,000

17,000

7,500

78,000

8,000

38,000 41,500/m 2M/kodi 65,000/galon/6kodi 80,000/galon/8kodi

90,000/Galon/10

kodi 10000/ltr/2kodi

-

-

5,000 28

20,000

15,000

7,000

75,000

10,000

20,000

48,000/M 1.5

M/kodi 19,000/Kg/4kodi 26000/kg/2kodi 28,000/Kg/10kodi 18000/ltr/3kodi 21,000

-

31,000 29

21,000

13,500

7,500

76,000

6,000

12,500 42,000/m 2m/kodi 65,000/galon/6kodi 80,000/galon/8kodi

90,000/Galon/10

kodi 10000/ltr/2kodi -

-

10,000 30

22,000

18,000

7,500

78,000

9,000

24,000 43,000/m 2m/kodi 65,000/galon/6kodi 80,000/galon/8kodi

90,000/Galon/10

kodi 15000/ltr/2kodi -

-

18,000


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Keberadaan Industri Kecil Sepatu Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Medan Area

1 53 88

Pengaruh Pengrajin Industri Kecil Terhadap Tingkat Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di...

0 37 3

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN MAKANAN DI KABUPATEN JEMBER

1 6 18

ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

0 5 18

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Analisis kinerja dan penyerapan tenaga kerja industri kecil mochi di kota Sukabumi

1 8 86

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 14

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 12

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus Industri Kecil Jamu di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo).

0 0 19

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN ROTAN (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Kerajinan Rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 14