Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan

Sedangkan keuntungan yang diterima pengrajin sampel untuk yang terbesar sebesar Rp. 2.117.300 dan terkecil sebesar Rp. 321.000 . Perhitungan efisiensi industri kecil sandal di Desa Sirnagalih dengan RC Ratio diperoleh angka sebesar antara 1,026 sampai 1,078 artinya untuk setiap rupiah yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,028 sampai Rp. 1,078. Rata-rata RC Ratio industri kecil sandal sebesar 1,053 mengindikasikan rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan industri kecil sandal Sirnagalih sebesar 1,053 dan keragamannya sebesar 0,015 menunjukan bahwa rata-rata imbangan penerimaan atas biaya cukup. Tabel5.1 Rata-Rata RC Industri Kecil Sandal Desa Sirnagalih Selama Seminggu Keterangan Nilai Rata–Rata RC Produksi Seminggu Standard Deviasi Rasio RC 1,053 0,015 Sumber : Data primer diolah Melihat nilai RC Ratio terlihat bahwa industri kecil masih menguntungkan karena nilai RC Ratio lebih dari satu. Namun tingkat keuntungan yang dicapai hanya lebih besar 0,053 dari titik Break Even Point BEP. sehingga industri kecil sandal dapat disimpulkan pada posisi bertahan. Jadi usaha industri kecil sandal di Desa Sirnagaliah Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor kurang efisien untuk diusahakan atau dikembangkan.

5.1.2 Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan

Analisis keuntungan para pemilik industri kecil sandal menggunakan variabel-variabel eksogen berupa nilai penjualan V, upah pekerja U, bahan baku B, lama Usaha L dan pendidikan pengusaha P. Satuan yang digunakan untuk menghitung keuntungan dalam penelitian ini adalah rupiah per minggu RpMinggu. Variabel bebas nilai penjualan adalah jumlah uang yang diterima pengrajin untuk output yang terjual selama seminggu. Satuan yang digunakan adalah rupiah per minggu Rpminggu. Variabel bebas bahan baku adalah jumlah pengeluaran yang dikeluarkan pengrajin untuk menghasilkan suatu produk dimana satuan yang digunakan adalah rupiah per kodi Rpkodi. Variabel bebas upah pekerja diperoleh dari pengeluaran pengusaha untuk membayar upah para pekerja untuk menghasilkan satu kodi produknya, satuannya adalah rupiah per kodi Rpkodi. Variabel lama usaha diperoleh dari lamanya pengrajin sandal menekuni bidang pekerjaan yang sama dalam hal ini adalah pengrajin atau pengusaha sandal. Satuan yang digunakan dalam perhitungannya adalah tahun. Untuk peubah pendidikan, digunakan satuan berupa tahun. Dalam tabel 5.2 dapat dilihat deskripsi statistik dari masing–masing faktor–faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan pengrajin sandal. Tabel 5.2 Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Keuntungan Industri Kecil Sandal. Mean Std. Deviation N Keuntungan 756.683,33 400664,525 30 Nilai penjualan 2E+007 9528908,828 30 UpahKodi 38.750,00 12503,620 30 Bahan BakuKodi 239.797,85 103818,139 30 Pendidikan 7,00 2,691 30 Lama Usaha 9,77 5,177 30 Sumber : diolah Uji korelasi terhadap variabel-variabel bebas dengan tingkat keuntungan industri kecil sandal dilakukan sebelum pembentukan model regresi tidak terdapat gangguan kolinearitas pada model regresi berganda yang diajukan pada bab metode penelitian sebelumnya. Setelah uji korelasi dibuat model regresi dengan memasukkan variabel- variabel persamaan regresi. Dalam tabel 5.3 tampak nilai koefisien regresi faktor- faktor yang mempengaruhi keuntungan industri kecil sandal, hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Tabel 5.3 Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Industri Kecil Coefficients Standard Error t Stat Constant 7109,219 207047,0 0,034 Nilai Penjulan 0,062 0,011 5,516 Upahkodi -9,687 5,736 -1,689 Bahan Bakukodi -3,153 1,121 -2,813 Pendidikan 31462,379 16292,640 1,931 Nyata pada Taraf uji 5 persen Nyata Pada Taraf uji 10 persen Model persamaannya menjadi : Y =7.109,219 + 0,062 V- 9,687U – 3,153B + 31.462,379P Y = Keuntungan RpMinggu V = Nilai Penjualan RpMinggu U = Upah Pekerja RpKodi B = Bahan Baku RpKodi P = Pendidikan Pengrajin Tahun Nilai koefisien regresi memperlihatkan bahwa variabel nilai penjualan dan pendidikan memiliki hubungan positif dengan tingkat keuntungan yang berarti setiap peningkatan variabel-variabel tersebut menyebabkan peningkatan keuntungan. Variabel upah pekerjakodi, bahan bakukodi, dan lama usaha memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat keuntungan industri kecil sandal yang berarti peningkatan tersebut di atas menyebabkan penurunan keuntungan. Hasil regresi linear faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan industri kecil sandal menunjukan koefisien determinasi R 2 adalah sebesar 0,785 Hal ini berarti 78,5 persen keragaman tingkat keuntungan industri kecil sandal perminggu dapat diterangkan oleh Nilai penjulan, upah pekerja, bahan baku, lama usaha dan pendidikan pengusaha. Nilai adjusted R 2 adalah 74,0 persen, yang artinya meskipun nilai R 2 Koefisien determinasi sudah dikoreksi, namun masih dapat menunjukan model persamaan di atas dipengaruhi oleh veriabel nilai penjualan, upah pekerja, bahan baku, lama usaha dan pendidikan pengusaha lebih dari 70 persen. Pengujian kelinearan model dilakukan dengan uji-F tabel pada taraf kepercayaan 95 persen. Penelitian ini menggunakan software SPSS sehingga dengan melihat sig pada tabel ANNOVA lampiran 4 maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut dapat digunakan untuk menerangkan hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel tidak bebas, yaitu tingkat keuntungan. Dapat pula dikatakan bahwa secara statistik variabel-variabel tersebut secara bersama-sama mempengaruhi keuntungan rata-rata perminggu industri kecil sandal pada taraf kepercayaan 95 persen. Selain uji F, dilakukan uji-t untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Hasil uji-t diperoleh nilai t-hitung untuk masing-masing koefisien regresi termasuk konstanta. Untuk menilai apakah variabel-variabel dalam model berpangaruh nyata terhadap tingkat keuntungan, maka nilai t-hitung dibandingkan dengan t-tabel pada taraf kepercayaan tertentu. Hasil uji-t menunjukan bahwa seluruh variabel-variabel nilai penjualan, upah pekerja, bahan baku mempunyai pengaruh nyata terhadap keuntungan industri kecil sandal nyata pada taraf kepercayaan 95 persen. lama usaha dan pendidikan tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 persen Dibawah ini diuraikan peranan dari masing-masing peubah. a. Nilai Penjualan Tanda pada peubah Nilai penjualan adalah positif. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, dimana nilai penjualan sebagai penerimaan memiliki hubungan positif terhadap keuntungan industri kecil. Nilai penjualan memiliki nilai koefisien 0.062, yang artinya peningkatan nilai penjualan sebesar 1000 rupiah selama seminggu akan meningkatkan keuntungan sebesar 62 rupiah selama seminggu keuntungan. b. Upah Pekerja Tanda pada peubah upah pekerja adalah negatif . Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, dimana upah sebagai biaya input memiliki hubungan negatif terhadap keuntungan industri kecil. Peranan peubah ini secara statistik adalah nyata pada taraf uji α = 5 persen. Upah memiliki nilai koefisien 9,687, yang artinya peningkatan upah sebesar Rp. 1000 akan menurunkan keuntungan sebesar Rp. 9.687. c. Bahan Baku Tanda pada peubah bahan baku adalah negatif . Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, dimana bahan baku sebagai biaya input memiliki hubungan negatif terhadap keuntungan industri kecil. Peranan peubah ini secara statistik adalah nyata pada taraf uji α = 5 persen. Bahan baku memiliki nilai koefisien 3,153, yang artinya peningkatan bahan baku sebesar 1000 rupiah akan menurunkan keuntungan sebesar 3.513 rupiah. d. Pendidikan Selanjutnya pendidikan memiliki hubungan yang positif terhadap tingkat keuntungan. Pendidikan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tingkat keuntungan tersebut. Ini sesuai dengan hipotessi awal bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengusaha industri kecil, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diperolehnya. Jika dilihat dari tingkat pendidikan pengusaha atau pengrajin industri kecil sandal, rata-rata tingkat pendidikannya relatif rendah yaitu tamat Sekolah Dasar. Penyerapan tenaga kerja pada usaha kecil informal memang tidak didasarkan pada tingkat pendidikan yang dimiliki, namun didasarkan pada kemauan untuk berusaha. Pada dasarnya untuk bekerja pada sektor informal tidak dibutuhkan persyaratan yang ketat, seperti tingkat pendidikan formal, sejumlah modal tertentu, ataupun perizinan formal. Hal ini menunjukan bahwa usaha induatri kecil sandal cukup berperan dalam penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja kurang terdidik. Walaupun demikian halnya, tingkat pendidikan tetaplah penting dalam menjalankan usaha ini karena pendidikan akan mempengaruhi pola pikir seseorang. Pengrajin atau pengusaha industri kecil sandal yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi akan lebih cermat dalam menghitung dan memperkirakan keuntungan yang diperolehnya. Nilai koefisien dari peubah bebas pendidikan adalah sebesar 31.462,379 yang berarti peningkatan pendidikan formal satu tahun akan meningkatkan keuntungan sebesar 31,462,379 rupiah. Secara singkat hasil diatas dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pangrajin Sandal Hipotesis Awal Hasil Penelitian Variabel Bebas Hubungan Terhadap Keuntungan Berpengaruh Nyata Hubungan Terhadap Keuntungan Berpengaruh Nyata Nilai penjualan + √ + √ Bahan Baku - √ - √ Upah Pekerja - √ - √ Lama Usaha + √ - x Pendidikan Pengrajin + √ + √ Catatan : + berpengaruh posistif √ berpengaruh nyata - berpengaruh negatif x tidak berpnegaruh nyata

5.2. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Keberadaan Industri Kecil Sepatu Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Medan Area

1 53 88

Pengaruh Pengrajin Industri Kecil Terhadap Tingkat Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di...

0 37 3

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN MAKANAN DI KABUPATEN JEMBER

1 6 18

ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

0 5 18

Kondisi, Motivasi Kerja dan Keuntungan yang Diberikan Pekerja Anak pada Industri Kecil (Kasus Pekerja Anak pada Industri Sandal di Desa Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 10 111

Analisis kinerja dan penyerapan tenaga kerja industri kecil mochi di kota Sukabumi

1 8 86

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 14

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 12

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus Industri Kecil Jamu di Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo).

0 0 19

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN ROTAN (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Kerajinan Rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 14