learning di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas
belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar
memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator
sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.
82
6. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang
tidak menyenagkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas
belajar. Oleh karena itu menjad tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan dan anak didikpun
mampu mengkonstruk pengetahuan-pengetahuan yang disediakan.
7. Pembimbing
Peran guru agama yang tidak kalah pentingnya dari semua peran guru yang telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing. Peran ini harus lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik dalam mengkonstruk pengetahuan yang benar yang telah disediakan agar
menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
8. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik konstruk dengan mudah. Apalagi anak didik yang meiliki intelegensi yang sedang
bahkan kurang. Untuk materi agama yang bersifat ritual, guru harus berusaha membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis,
sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik dan tidak
82
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak..., h. 44
terjadi kesalah pengertian antara guru dan anak didik. Sehingga tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
9. Mediator
Sebagai mediator, guru agama hendaknya memiliki pengetauan dan pemahaman yang cukup tentang materi ajar dan media pendidikan dalam berbagai
bentuk dan jenisnya, baik media non-material maupun materil. Materi sebagai dasar acuan penggunaan madia dan media itu sendiri berfungsi sebagai alat
komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif. Sebagai mediator, guru agama juga dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak
didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah, sebagai pengatus lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi akibat anak didik kurang
mampu mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya dapat guru tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan.
83
Guru sebagai mediator dapat juga diartikan sebagai penyedia media pembelajaran kepada
peserta didik agar mereka dapat mengkonstruk pengetahuan dan pemahaman dari materi yang telah disediakan dan presentasikan.
10. Supervisor