1. Korektor
Dalam perspektif konstruktivisme, seorang guru agama hendaknya membimbing siswa dalam kegiatan konstruksi pemahaman mereka tentang nilai-
nilai dalam hidup. Sehingga para siswa secara otomatis dapat mengamalkan sifat- sifat terpuji atau nilai-nilai yang baik dan membuang jauh sifat-sifat tercela atau
nilai-nilai yang buruk.
2. Inspirator
Sebagai inspirator, guru agama harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk ilham
bagaimana cara belajar yang baik. Seorang guru agama dapat menggunakan pengalamannya untuk dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang
penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik. Terlebih untuk pembelajaran pendidikan agama Islam yang materinya
memiliki banyak karakteristik.
81
3. Informator
Untuk menjadi informatori yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan disediakan
kepada anak didik. Informatori yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak didik dalam mengkonstruksi pengetahuan agama mereka dan
sepenuhnya mengabdi untuk anak didik.
4. Organisator
Dalam bidang ini guru agama memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya yang
dapat mendukung kegiatan belajar siswa dalam mengkonstruk pengetahuan. Semua diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
belajar pada diri anak didik.
5. Motivator
Sebagai motivator, guru agama hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar
81
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak..., h. 43
learning di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas
belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar
memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator
sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.
82
6. Fasilitator