dalam kehidupan sehari-hari, dan 3.
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator,
fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
36
Untuk mencapai tujuan dari pendekatan konstruktivisme itu sindiri, maka dalam peroses pembelajaran, seorang murid sejatinya memiliki peran-peran yang
semestinya dilakukan. Peran-peran iutu adalah sebagai berikut: 4.
Pelajar membangun sendiri pengetahuannya, dengan cara mencari sendiri arti dari yang mereka pelajari.
5. Pelajar sendirilah yang bertanggungjawab atas hasil lpelajarannya.
6. Pelajar harus menggabungkan pengertian yang lama dengan pengertian
yang baru. 7.
Pelajar harus membuat penalaran dari apa yang mereka ketahui dengan apa yang mereka perlukan dengan pengalaman yang baru.
8. Setiap pelajar diharapkan mengerti akan kekhasannya sendiri, juga
keunggulan dan kelemahannya dalam mengerti sesuatu. 9.
Pelajar harus menemukan sendiri cara belajar yang cocok untuk mengkonstruksi pengetahuannya yang kadang berbeda dengan teman yang
lain, sehingga dimungkinkan menggunakan bermacam-macam cara yang cocok dengan kekhasannya itu.
37
H. Ayat al-Qur’an tentang Konstruktivisme
Pada dasarnya praktik pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme sudah ada sejak lama, yakni dari zaman nabi Adam as.. akan tetapi dalam al-
Qur’an tercatat bahwa proses itu secara gamblag dijelaskan dalam surat al-An’am ayat 76-79 yang menceritakan tentang proses pencarian nabi Ibrahim akan
Tuhannya. Ayat dimaksud adalah sebagai berikut:
36
http:www.depdiknas.go.idjurnal40Pembelajaran20Matematika20Menurut20 Teori20Belajar20Konstruktivisme.htm
37
http:www.depdiknas.go.id
☺
⌧ ⌧
⌧ ☺
☺ ☺
⌧ ☺
☺ ☺
⌧ ⌧
⌧ ☺
⌦ ☺
☺ ☺
Ketika malam Telah gelap, dia melihat sebuah bintang lalu dia berkata: Inilah Tuhanku, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata:
Saya tidak suka kepada yang tenggelam.. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: Inilah Tuhanku. tetapi setelah bulan itu
terbenam, dia berkata: Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, Pastilah Aku termasuk orang yang sesat.. Kemudian
tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: Inilah Tuhanku, Ini yang lebih besar. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: Hai
kaumku, Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb
yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan Aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan
.
BAB III PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
A. Pendidikan Agama Islam
Secara umum pendidikan agama Islam memiliki makna sebagai upaya sadar dan terencana yang dilakukan peserta didik dalam rangka mempersiapkan
peserta untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang
telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
38
Dan dalam kurikulum pendidikan agama Islam ditambahkan dengan “dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujudlah kesatuan dan persatuan
bangsa.” Sedangkan menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam memiliki
definisi sebagai berikut: Suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-
ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyikininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu
sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat kelak.
39
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam di sekolah ialah segenap usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik di
sekolah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik menjadi
38
Abdul Majid, S. Ag. dan Dian Andiani, S. Pd., Pendidikan Gama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 132
39
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. VI, h. 86
29