Pengertian dan Tujuan Konstruktivisme

matematika, sehingga orang dapat mengerti secara penuh. Sedangkan dalam pengetahuan fisika dan terlebih humaniora, manusia tidak dapat mengeti secara penuh dan hanya Tuhan yang dapat mengerti secara penuh karena Tuhanlah yang menciptakan mereka. Oleh karena itu bagi Vico, mekanika adalah kurang pasti daripada matematika, fisika kurang pasti daripada mekanika, kegiatan-kegiatan manusiawi kurang pasti daripada fisika. Dengan cara ini Vico membedakan tarap- tarap pengetahuan manusia. Kemudian Rorty lebih lanjut menilai konstruktivisme sebagai salah satu bentuk pragmatisme. Terlebih dalam soal pengetahuan dan kebenaran, karena hanya mementingkan bahwa suatu konsep itu berlaku atau dapat digunakan. Para konstruktivis sekarang melihat kesesuaian Vico dengan model ilmiah yang digunakan untuk menganalisis dan mengerti pengalamanfenomena baru. Cukup lama gagasan Vico tidak diketahui orang dan seakan dipendam. Piaget menuliskan gagasan konstruktivisme dalam teori tentang perkembangan kognitif dan juga dalam epistemologi genetiknya. Piaget mengungkapkan teori adaptasi kognitifnya, yaitu bahwa pengetahuan kita diperoleh dari adaptasi struktur kognitif kita terhadap lingkungannya, seperti suatu organisme harus beradaptasi dalam lingkungannya untuk dapat melanjutkan kehidupan. Gagasan Piaget ini lebih cepat tersebar, melebihi gagasan Vico. Tidak jelas apakah pendapat Piaget juga dipengaruhi oleh pendapatnya Vico. 7

B. Pengertian dan Tujuan Konstruktivisme

Secara etimologi, konstruktivisme memiliki akar kata yaitu konstruktif, yang dalam bahasa inggris constructive artinya “yang membangun.” 8 Sedangkan dalam kamus ilimiah berarti “kehidupan merancang dan membangun.” 9 Dan konstruktif juga menurut psikologi dapat dipakai untuk pemikiran yang 7 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam ..., h. 24-25 8 John M. Echols dan Hassan Syadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000, Cet. XXIV, h. 142 9 Widodo, Amd. Dkk., Kamus Ilmiah Populer; Dilengkapi EYD dan Pembentukan Istilah, Yogyakarta: Absolut, 2002, Cet. II, h. 332 menghasilkan kesimpulan baru. 10 Dalam konteks filsafat pendidikan, kostruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme juga dapat diartikan sebagai suatu paham yang mengatakan bahwa, siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang telah ia miliki untuk membina pengetahuan baru. 11 Lebih lanjut, konstruktivisme merupakan suatu madzhab psikologi yang berorientasi pada pemberian struktur terhadap konsep-konsep primer tentang belajar, yang terutama bertolak dari “kaca mata” peserta didik valuing students point of view . Teori tersebut mengkaji masalah relevansi konsep belajar berkenaan dengan konstruk konsep yang muncul dan makin berkembang. Apabila Piaget sebagai pelopor madzhab ini berpendapat bahwa peningkatan pengetahuan adalah hasil konstruksi belajar, maka ternyata bahwa akal budi manusia human mind merupakan struktur kognitif yang berupa perangkat dinamis yang karena interaksi dengan lingkungannya dapat berubah dalam menanggapi duniannya. Ini berarti bahwa guru dalam mengenal muridnya harus memahami cara muridnya mengkonstruksi dunia yang perkembangannya tumbuh dari dalam dirinya. 12 Menurut Tran Vui, kostruktivime adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa belajar adalah merefleksikan pengalaman- pengalaman sendiri. Konstruktivime mempunyai beberapa tujuan, di antaranya dalah sebagai berikut: a. Adanya motivasi untuk siswa yang berorientasi pada pemahaman bahwa belajar adalah tanggungjawab siswa itu sendiri. 10 James Drever, Kamus Psikologi; judul asli: The Penguin Dictionary of Psychology, Jakarta: Bina Aksara, 1988, h. 77 11 http:myschoolnet.ppk.kpm.mybhn_pnpmodul_psv03konstruk1.pdf 12 Conny R. Semiawan, Makalah tentang Suatu Orientasi tentang Kurikulum Berbasis Konstruktivisme untuk Pendidikan Agama; Jenjang Pendidikan DasarMenengah , dipresentasikan pada seminar Pendidikan Kondtruktivisme dalam Pembelajaran PAI dalam rangka menyambut HUT 50 Tahun FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaanya. c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap. d. Mengembangkan kemampuan sisiwa untuk menjadi seorang intelektual atau pemikir yang mandiri. e. Konstruktivisme lebih menekankan pada proses belajar, yakni bagaimana belajar itu sendiri. 13

C. Macam-Macam Konstruktivisme