Konstruktivisme radikal Realisme hipotesis Konstruktivisme yang biasa

b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaanya. c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap. d. Mengembangkan kemampuan sisiwa untuk menjadi seorang intelektual atau pemikir yang mandiri. e. Konstruktivisme lebih menekankan pada proses belajar, yakni bagaimana belajar itu sendiri. 13

C. Macam-Macam Konstruktivisme

Von Glaserfeld sebagai mana dikutip oleh Paul Suparno membedakan tiga level konstruktivisme dalam kaitan hubungan pengetahuan dan kenyataan, yakni konstruktivisme radikal, realisme hipotesis, dan konstruktivisme yang biasa.

1. Konstruktivisme radikal

Para kaum konstruktivis mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran. Bagi kaum radikal, pengetahuan adalah suatu pengaturan atau organisasi dari suatu obyek yang dibentuk oleh seseorang. Menurut aliran ini kita hanya tahu apa yang dikonstruksi oleh pikiran kita. Pengetahuan bukanlah representasi kenyataan. 14 Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari seseorang yang mengetahui, maka tidak dapat ditransfer kepada penerima yang pasif. Penerima sendiri yang harus mengkonstruksi pengetahuan itu. Sementara yang lain, entah objek maupun lingkungan, hanyalah sarana untuk terjadinya konstruksi tersebut. Dalam pandangan konstruktivisme radikal sebenarnya tidak ada konstruksi sosial, di mana pengetahuan itu dikonstruksikan bersama, karena masing-masing orang harus menyimpulkan dan menangkap sendiri makna terakhir. Pandangan orang lain adalah bahan untuk dikonstruksikan dan diorganisasikan dalam pengetahuan yang sudah dipunyai orang itu sendiri. 15 13 http:www.freewebs.comarrosailtepmakalahkonstruktivisme2.htm 14 http:www.hamline.eduapakabarbasisdata199611180236.html 15 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam ..., h. 26

2. Realisme hipotesis

Selain konstruktivisme radikal, juga terdapat konstruktivisme realisme hipotesis. Paham ini memandang bahwa pengetahuan sebagai suatu hipotesis dari suatu struktur kenyataan dan sedang berkembang menuju pengetahuan yang sejati yang dekat dengan realitas. 16 Menurut Manuvar, pengetahuan kita mempunyai relasi dengan kenyataan tetapi tidak sempurna. Menurutnya pula, Lorenz dan Popper dan banyak epistemolog evolusioner dapat dikatakan termasuk realisme hipotesis. 17

3. Konstruktivisme yang biasa

Sedangkan konstruktivisme yang biasa masih melihat pengetahuan sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek. Dari segi subyek yang membetuk pengetahuan, dapat dibedakan antara konstruktivisme psikologis personal, sosiokulturalisme, dan konstruktivisme sosiologis. 1. Konstruktivisme psikologis personal dengan tokohnya Piaget, menekankan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh seseorang secara pribadi subjek dalam berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapinya. Orang itu sendirilah yang kemudian membentuk suatu pengetahuan baru. 2. Sosiokulturalisme dengan tokohnya Vygotsky, menjelaskan bahwa pengetahuan dibentuk, baik secara pribadi maupun oleh interaksi sosial dan kultural dengan orang-orang yang lebih tahu tentang hal itu dan lingkungan yang mendukung. Dengan dimasukkannya seseorang dalam suatu masyarakat ilmiah dan kultur yang sudah punya gagasan tertentu, maka orang itu akan membentuk pengetahuannya. 3. Sedangkan konstruktivisme sosiologis menyatakan bahwa, pengetahuan itu dibentuk oleh masyarakat sosial. Unsur masyarakatlah yang penting, sedang unsur pribadi tidak diperhatikan. 18 16 http:www.hamline.eduapakabarbasisdata199611180236.html 17 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam ..., h. 26 18 http:www.hamline.eduapakabarbasisdata199611180236.html

D. Prinsip-prinsip Konstruktivisme