BAB II KONSTRUKTIVISME
A. Sejarah Singkat Konstruktivisme
Menurut Von Glasersfeld sebagaimana yang telah dikutip oleh Paul Suparno,
6
pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ke-20 dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget.
Namun, bila ditelusuri lebih jauh, gagasan pokok tentang konstruktivisme sebenarnya sudah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari
Italia. Dialah kemudian yang menjadi cikal bakal konstruktivisme. Pada sekitar tahun 1710, Vico dalam karyanya De Antiquissima Italorum
Sapientia , mengungkapkan filsafat dengan berkata “Tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan”. Dia menjelaskan bahwa, mengetahui berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu. Ini berarti bahwa
seseorang itu baru mengetahui sesuatu jika ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Menurut Vico, hanya Tuhan sajalah yang dapat
mengerti alam raya ini, karena hanya Dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari apa Ia membuatnya. Sementara itu orang hanya dapat mengetahui sesuatu
yang telah dikonstruksinya. Bagi Vico, pengetahuan selalu menunjuk kepada struktur konsep yang dibentuk. Ini berbeda dengan kaum empirisme yang
menyatakan bahwa pengetahuan itu harus menunjuk kepada kenyataan luar. Menurut Vico, pengetahuan tidak lepas dari orang subyek yang tahu.
Pengetahuan merupakan struktur konsep dari pengamat yang berlaku. Akan tetapi sayangnya bahwa Vico, menurut banyak pengamat, tidak membuktikan teorinya.
Berdasarkan identifikasi “mengetahui sesuatu” dengan “membuat sesuatu”, Vico mengatakan bahwa “matematika adalah cabang pengetahuan yang
paling tinggi”. Ia beralasan bahwa, “Dalam matematika, orang menciptakan dalam pikirannya semua unsur dan aturan-aturan yang secara lengkap dipakai untuk
mengerti matematika.” Kemudian orang itu sendirilah yang menciptakan
6
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, h. 24
8
matematika, sehingga orang dapat mengerti secara penuh. Sedangkan dalam pengetahuan fisika dan terlebih humaniora, manusia tidak dapat mengeti secara
penuh dan hanya Tuhan yang dapat mengerti secara penuh karena Tuhanlah yang menciptakan mereka. Oleh karena itu bagi Vico, mekanika adalah kurang pasti
daripada matematika, fisika kurang pasti daripada mekanika, kegiatan-kegiatan manusiawi kurang pasti daripada fisika. Dengan cara ini Vico membedakan tarap-
tarap pengetahuan manusia. Kemudian Rorty lebih lanjut menilai konstruktivisme sebagai salah satu
bentuk pragmatisme. Terlebih dalam soal pengetahuan dan kebenaran, karena hanya mementingkan bahwa suatu konsep itu berlaku atau dapat digunakan. Para
konstruktivis sekarang melihat kesesuaian Vico dengan model ilmiah yang digunakan untuk menganalisis dan mengerti pengalamanfenomena baru.
Cukup lama gagasan Vico tidak diketahui orang dan seakan dipendam. Piaget menuliskan gagasan konstruktivisme dalam teori tentang perkembangan
kognitif dan juga dalam epistemologi genetiknya. Piaget mengungkapkan teori adaptasi kognitifnya, yaitu bahwa pengetahuan kita diperoleh dari adaptasi
struktur kognitif kita terhadap lingkungannya, seperti suatu organisme harus beradaptasi dalam lingkungannya untuk dapat melanjutkan kehidupan. Gagasan
Piaget ini lebih cepat tersebar, melebihi gagasan Vico. Tidak jelas apakah pendapat Piaget juga dipengaruhi oleh pendapatnya Vico.
7
B. Pengertian dan Tujuan Konstruktivisme