Kesehatan anggota keluarga nelayan

66

4.3.3 Kondisi finansial usaha perikanan pengumpul kerang

Usaha perikanan pengumpul kerang termasuk usaha perikanan yang tidak banyak dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Usaha ini umumnya dilakukan secara berkelompok, misalnya dari anggota keluarga, kerabat atau teman dekat. Nilai pengeluaran awal investasi untuk usaha perikanan pengumpul kerang tidak terlalu besar yaitu sekitar Rp 4.388.400 Tabel 24. Hal ini karena nelayan mengusahakannya secara tepat guna, sehingga tidak banyak pembelian atau pembayaran yang dilakukan. Nilai investasi tersebut juga menurun terus menerus setiap tahunnya, sehingga pada ke-5 hanya sekitar Rp 731.400. Pengeluaran yang rendah ini juga didukung oleh operasi yang jarang dilakukan oleh nelayan. Untuk manfaat yang bisa diberikan kepada nelayan dari usaha perikanan pengumpul kerang juga tidak begitu besar, tetapi mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan pada tahun ke-5 mencapai Rp 7.314.000. Tabel 24 Indikator finansial usaha perikanan pengumpul kerang di empat kecamatan pesisir dalam Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau Akhir Tahun PVi Bt Ct PViBt PViCt NPVi 1,00000 - 4.388.400 - 4.388.400 -4.388.400 1 0,92039 2.060.000 3.657.000 1.895.996 3.365.854 -1.469.857 2 0,84711 5.868.000 2.925.600 4.970.850 2.478.309 2.492.541 3 0,77967 5.984.000 2.194.200 4.665.545 1.710.752 2.954.793 4 0,7176 6.050.000 1.462.800 4.341.466 1.049.702 3.291.764 5 0,66047 7.314.000 731.400 4.830.658 483.066 4.347.592 NPV 0,0865 7.228.433 BC 1,78 IRR 38,17 ROI 6,22 PP 0,16 Kondisi usaha perikanan pengumpul kerang seperti ini menyebabkan masih bisa memberikan nilai manfaat bersih yang diterima nelayan NPV pada suku bunga berlaku 8,65, yaitu sekitar Rp 7.228.433 selama periode pengoperasian 5 tahun. Nilai manfaat bersih tersebut memang relatif lebih kecil daripada yang diperoleh pada usaha perikanan payang dan bubu. Hasil analisis finansial lainnya 67 menunjukkan usaha perikanan pengumpul kerang mempunyai nilai BC ratio, IRR, ROI, dan PP berturut-turut 1,78, 38,17, 6,22, dan 0,16.

4.3.4 Kondisi finansial usaha perikanan jaring insang hanyut

Berbeda dengan usaha perikanan pengumpul kerang, usaha perikanan jaring insang hanyut merupakan usaha perikanan yang banyak dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Tabel 25 Indikator finansial usaha perikanan jaring insang hanyut di empat kecamatan pesisir dalam Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau Akhir Tahun PVi Bt Ct PViBt PViCt NPVi 1,00000 - 24.128.400 - 24.128.400 24.128.400 1 0,92039 26.504.000 20.107.000 24.393.925 18.506.213 5.887.713 2 0,84711 30.992.000 16.085.600 26.253.677 13.626.296 12.627.382 3 0,77967 33.490.000 12.064.200 26.111.147 9.406.094 16.705.053 4 0,71760 37.916.000 8.042.800 27.208.437 5.771.495 21.436.942 5 0,66047 40.214.000 4.021.400 26.560.034 2.656.003 23.904.030 NPV 0.0865 56.432.719 BC 2,00 IRR 57,53 ROI 7,01 PP 0,14 Nilai pengeluaran awal untuk usaha perikanan jaring insang hanyut mencapai Rp 24.128.400 Tabel 25. Nilai pengeluaran tersebut mengalami penurunan setiap tahunnya secara signifikan hingga pada tahan ke-5 hanya Rp 4.0214000. Manfaat yang bisa diberikan kepada nelayan dari usaha perikanan jaring insang hanyut meningkat terus menerus hingga pada tahun ke-5 mencapai Rp 40.214.000. Kondisi ini menyebabkan manfaat bersih yang diterima nelayan NPV dari usaha perikanan jaring insang hanyut pada suku bunga berlaku 8,65 mencapai Rp 56.432.719 selama periode pengoperasian 5 tahun. Dalam analisis finansial lanjutan, usaha perikanan jaring insang hanyut tersebut mempunyai nilai BC ratio sebesar 2,00 yang berarti manfaat total yang diberikan masih lebih besar dua kali dari pengeluaran total selama ini. Usaha perikanan jaring insang hanyut tersebut juga mempunyai IRR, ROI, dan PP berturut-turut 57,53, 7,01, dan 0,14. 68

4.3.5 Kondisi finansial usaha perikanan jaring insang lingkar

Usaha perikanan jaring insang lingkar merupakan usaha perikanan yang paling banyak dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Hasil analisis finansial usaha perikanan jaring insang lingkar yang dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau disajikan pada Tabel 26. Tabel 26 Hasil analisis finansial usaha perikanan jaring insang lingkar di empat kecamatan pesisir dalam Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau Akhir Tahun PVi Bt Ct PViBt PViCt NPVi 1,00000 - 23.846.400 - 23.846.400 23.846.400 1 0,92039 8.112.000 21.196.800 7.466.176 19.509.250 12.043.074 2 0,84711 18.916.000 18.547.200 16.023.960 15.711.545 312.415 3 0,77967 20.658.000 10.598.400 16.106.422 8.263.254 7.843.168 4 0,71760 20.110.000 5.299.200 14.430.891 3.802.694 10.628.197 5 0,66047 26.496.000 2.649.600 17.499.743 1.749.974 15.749.768 NPV 0,0865 1.355.926 BC 1,15 IRR 7,58 ROI 3,95 PP 0,25 Nilai pengeluaran awal investasi untuk usaha perikanan jaring insang lingkar hampir sama dengan untuk usaha perikanan jaring insang hanyut, yaitu sekitar Rp 23.846.400. Nilai pengeluaran tersebut menurun terus menerus dengan cukup signifikan setiap tahunnya, sehingga pada tahun ke-5 hanya sekitar Rp 2.649.600. Untuk manfaat yang bisa diberikan kepada nelayan dari usaha perikanan jaring insang lingkar juga cenderung meningkat, namun pada tahun ke- 4 mengalami penurunan. Pada tahun ke-5 manfaat yang diperoleh nelayan sekitar Rp 26.496.000. Bila melihat hasil analisis finansial terhadap NPV, ternyata manfaat bersih yang diterima nelayan pada suku bunga berlaku 8,65 masih negatif, yaitu – Rp 1.355.926 selama periode pengoperasian 5 tahun. Hal ini tentu menyulitkan untuk mengangkat kesejahteraan nelayan yang dominan berusaha pada perikanan