Kondisi finansial usaha perikanan handline

76 regulasi yang berlaku, ekonomi masyarakat, dan kestabilan harga bahan-bahan pokok. Terkait dengan ini, maka regulasi, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk eksternal usaha perikanan LEX, sedangkan budaya konsumsi dan persepsi terhadap nelayan tidak digunakan. Pada rancangan path diagram awal, industri non usaha perikanan LIN berinteraksi dengan pemasok, barang-barang substitusi, pesaing, pembeli, dan pasar. Menurut Forter 1980 komponen hal yang terkait dengan lingkungan industri pendukung adalah entry barrier, pesaing, supply, barang substitusi, sumberdaya, dan pasar. Sedangkan lingkup usahaindustri dapat berskala besar dan kecil. Terkait dengan ini maka pemasok, barang-barang substitusi, pesaing, dan pasar dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk industri non usaha perikanan LIN, sedangkan pembeli tidak digunakan. Di samping itu, skala besar dan skala kecil digunakan sebagai parameter analisis lingkup usaha perikanan LU. Pada rancangan path diagram awal, kegiatan perikanan tangkap TKP, kegiatan perikanan budidaya BDY, dan kegiatan processingpengolahan hasil perikanan PROS berinteraksi dengan pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja, dan incomependapatan. Menurut Senge 1990, berbagai hal yang terkait dengan keberhasilan usaha adalah feedback period, rugilaba, return of investment ROI, dan growth. Kementerian Kelautan dan Perikanan 2006 menyatakan bahwa tujuan pengembangan kegiatan perikanan perlu diarahkan pada terjadinya pertumbuhan growth, kesinambungan sustainability dan daya saing dalam aktivitas industri perikanan. Sedangkan menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan 2007, keberhasilan kegiatan perikanan dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor perikanan, jumlah investasi sektor perikanan, nilai ekspor hasil perikanan, konsumsi ikan oleh masyarakat, dan pendapatan nelayan. Terkait dengan ini, maka pertumbuhan growth, penyerapan tenaga kerja, dan incomependapatan dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk kegiatan perikanan tangkap TKP, kegiatan perikanan budidaya BDY, dan kegiatan processingpengolahan hasil perikanan PROS. 77 Beberapa komponen yang berinteraksi dengan kewenangan Pemerintah Pusat KP dan kewenangan Pemerintah Otonomi KOT pada rancangan path diagram awal adalah infrastruktur, perijinan, dan kelembagaan. Menurut Dollinger dan Marc 1998 strategi usaha perlu diperkuat pada aspek produksi, pemasaran, dan keuangan, sedangkan pemerintah berkewajiban menyiapkan infrastruktur yang mendukung usaha, mempermudah dalam perijinan, memberikan jaminan keamanan, penguatan kelembagaan yang ada, dan memberikan bantuan pemodalan. Menurut Direktorat Otonomi Daerah OTDA Kementerian Dalam Negeri 2006, Pemerintah Daerah perlu memberi prioritas pada penataan kelembagaan dan perijinan yang mempermudah tumbuh dan berkembangnya kegiatan investasi di daerah. Terkait dengan ini, maka infrastruktur, perijinan, dan kelembagaan digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk kewenangan Pemerintah Pusat KP, dan dalam analisis terkait kewenangan Pemerintah Otonomi KOT hanya digunakan perijinan dan kelembagaan. Pada rancangan path diagram awal, komponen yang berinterkasi dengan dengan kesejahteraan nelayan KN adalah pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja. Menurut Badan Pusat Statistik 1991, kesejahteraan masyarakat termasuk nelayan dapat diukur dari pendapatan, konsumsi, kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, keadaan tempat tinggal, kehidupan beragama, rasa aman, dan kemudahan berolahraga. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan 2006, kesejahteraan nelayan dapat diukur melalui tingkat pendapatan, skala usaha yang dijalankan, pendidikan anak-anaknya, dan daya beli nelayan. Terkait dengan ini, maka pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk kesejahteraan nelayan KN. Berdasarkan hasil konfirmasi teori ini, maka rancangan path diagram yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya disajikan pada Gambar 9. Rancangan path diagram tersebut merupakan hasil revisi terhadap rancangan path diagram pada Gambar 8.