Kesejahteraan Kesejahteraan dan Kemiskinan Nelayan
21 publik
powerlessness, ketidakmampuan
menyampaikan aspirasi
voicelessness, serta berbagai masalah yang berkenaan dengan pembangunan manusia human development.
Kemiskinan juga berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial-budaya, dan politik. Rumusan pengertian kemiskinan mencakup unsur-unsur: 1
ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar pangan, pendidikan, kesehatan perumahan air bersih, transportasi dan sanitasi; 2 kerentanan; 3
ketidakberdayaan; dan 4 ketidakmampuan untuk menyalurkan aspirasinya. Adiwibowo 2000 menyebutkan bahwa kemiskinan adalah suatu kondisi
kekurangan barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak. Secara lebih mendalam, Adiwibowo 2000 membedakan paling
sedikit ada 6 enam macam kemiskinan, yaitu: 1 kemiskinan subsisten penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan buruk, fasilitas air bersih
mahal., 2 kemiskinan perlindungan lingkungan buruk: sanitasi, sarana pembuangan sampah, polusi, kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak
pemilikan, 3 kemiskinan pemahaman kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran akan
hak, kemampuan dan potensi untuk mengupayakan perubahan, 4 kemiskinan partisipasi tidak ada akses dan control atas proses pengambilan keputusan yang
menyangkut nasib diri dan komunitas, 5 kemiskinan identitas terbatasnya pembauran, terfragmentasi antara kelompok sosial, dan 6 kemiskinan kebebasan
stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik tingkat pribadi maupun komunitas. Secara teoritis kemiskinan dapat dipahami melalui akar permasalahannya
yang dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1 kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai akibat terbatasnya sumberdaya dan atau karena
tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah, 2 kemiskinan buatan, yakni kemiskinan yang terjadi karena strutur sosial yang ada membuat anggota atau
kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara merata. Definisi lain mengenai kemiskinan adalah seperti yang disebutkan
oleh Sumodiningrat 1999, yang mendefinisikan penduduk miskin ke dalam beberapa golongan, masing-masing:
22 1 Usia di atas 55 tahun aging poor, yaitu kelompok masyarakat yang tidak
produktif usia lanjut dan miskin. Program untuk kelompok ini bersifat pelayanan sosial.
2 Usia antara 15-55 tahun productive poor, yaitu usia sedang tidak produktif usia kerja tetapi menganggur. Program yang dilakukan adalah investasi
ekonomi dan merupakan fokus penanggulangan kemiskinan. 3 Usia di bawah 15 tahun young poor, yaitu kelompok yang belum produktif.
Program yang dilakukan yaitu penyiapan sosial. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan di berbagai bidang
yang ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian, dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi. Selain itu, kondisi miskin dapat
berakibat antara lain: 1 secara sosial ekonomi dapat menjadi beban masyarakat, 2 rendahnya kualitas dan produktifitas masyarakat, 3 rendahnya partisipasi aktíf
masyarakat, 4 menurunnya ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; 5 menurunnya kepercayaan masayarakat terhadap birokrasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat; dan 6 kemungkinan pada merosotnya mutu generasi lost generations.
Mencermati potensi sumberdaya perikanan yang demikian besar seharusnya dapat memberikan kesejahteraan bagi nelayan yang menggantungkan hidupnya
dari sumberdaya laut ini, akan tetapi dikalangan nelayan terjadi ketimpangan distribusi pendapatan yang tajam diantara kelompok nalayan antara patron dan
klien. Koefisien Gini di antara kelompok nelayan ini mencapai 0,73 Kusumastanto 2003 mendekati kesenjangan sempurna apabila angka koefisien
Gini sebesar 1.