Metode pengumpulan data Pengumpulan Data

39 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik; 2 analisis usaha perikanan dan pengembangan usaha perikanan yang dapat memperbaiki kesejahteraan nelayan dengan menggunakan analisis finansial dengan menghitung indikator-indikator yang lazim digunakan yaitu NPV net present value, NBC net benefit cost ratio, IRR internal rate of return, ROI return of investment, dan PP payback period dan 3 analisis kebijakan menggunakan hasil simulasi SEM sebagai interpretasi model. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan nelayan di wilayah pesisir Rokan Hilir Provinsi Riau. Analisis ini merupakan titik awal untuk analisis-analisis selanjutnya dalam upaya perbaikan kesejahteraan nelayan melalui perbaikan kinerja usaha perikanan. Analisis dilakukan dengan mengembangkan analisis indikator kesejahteraan masyarakat menurut BPS 1991 dan analisis finansial usaha nelayan. 3.3.3 Analisis finansial usaha perikanan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan nelayan berdasarkan data kuantitatif kondisi finansial usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan di Rokan Hilir Analisis ini juga berfungsi sebagai bentuk audit bagi nelayan agar mereka mengetahui kondisi usahanya dan tidak terjebak oleh kegiatan usaha yang tidak menguntungkan yang berdampak kepada keterpurukan. Beberapa penelitian menggunakan analisis finansial usaha perikanan seperti Gil et. al 2008 dan Gil dan Lafuente 2005 menggunakan Average Rate of Return ARR sebagai indikator keuntungan dan mengestimasi PP payback period untuk mengetahui lamanya pengembalian investasi. Le Floc’h et al 2008 mengukur performa ekonomi dari suatu kapal ikan di Eropa berdasarkan pada pemasukan, biaya, keuntungan, jumlah tenaga kerja dan komposisi hasil tangkapan yang didaratkan. Data yang diperoleh digunakan untuk mengukur performa ekonomi dan finansial dari kapal perikanan. Analisis finansial usaha dilakukan untuk mengukur kinerja usaha penangkapan ikan dengan menerapkan metode yang dipakai Djamin 1993, Simanjuntak 1997, Sugiyono 2001, yaitu menghitung nilai-nilai NPV net present value, NBC net benefit cost ratio, IRR internal rate of return, ROI 40 return of investment, dan PP payback period. Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara penghitungan indikator finansial tersebut. 1 NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat bunga tertentu, yang dinyatakan dengan rumus : i 1 Ct Bt NPV n t t      2 NBC Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif, dinyatakan dengan rumus;          n 1 t t n t t C t - B t i 1 B t - C t C t - B t i 1 C t - B t B C 3 IRR adalah tingkat discount discount rate interest rate pada saat NPV = 0. Suatu investasi dapat dikatakan layak apabila IRR lebih besar dari nilai interest rate yang ditentukan, semakin tinggi nilai IRR maka investasi akan semakin layak feasible. IRR dihitung dengan rumus; Nilai suku bunga yang digunakan adalah nilai suku bunga Deposito Bank yaitu 8,65 4 ROI yaitu untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi dari benefit pendapatan yang diterima pemilik, dihitung dengan rumus; Investasi Benefit ROI  5 PP yaitu untuk mengetahui lamanya pengembalian investasi dari benefit pendapatan yang diterima, dihitung dengan rumus; Benefit Investasi PP      i i NPV NPV NPV i IRR 1 2 2 1 1 1     41

3.3.4 Analisis structural equation modeling SEM

Structural Equation Modeling SEM merupakan multivariate analysis yang mempunyai kemampuan dan keunggulan dapat menganalisis model yang bersifat multivariabel, multihubungan dan berjenjang secara simultan . Di samping itu SEM juga merupakan measurement model yang dapat digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen secara terintegrasi. Dalam penelitian ini, analisis SEM digunakan untuk menganalisis berbagai komponen yang berpengaruh terhadap kinerja usaha perikanan dan interaksinya, serta tingkat pengaruhnya dalam interaksi baik secara langsung direct effect maupun tidak langsung indirect effect. Interaksi yang terjadi dan tingkat pengaruhnya memberi arahan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan dalam perbaikan kesejahtreraan nelayan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisis SEM ini adalah sebagai berikut. 1 Pengembangan model teoritis Pengembangan model teoritis merupakan upaya pengembangan struktur interaksi dari beberapa komponen yang menjadi lingkup model usaha perikanan di wilayah pesisir Provinsi Riau sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan atau memenuhi kaidah-kaidah ilmiah Pengembangan model teroritis penting dan perlu dilakukan di tahap awal agar tidak ada keraguan terhadap struktur model yang digunakan yang menjadi titik awal pengembangan analisis. Untuk mendukung pengembangan model teoritis ini, maka berbagai telaah terhadap pustaka, hasil studi dan penelitian yang berkaitan, diskusi atau pendapat pakar sangat dibutuhkan untuk memilih komponen yang berinteraksi dan bentuk interaksinya. Telaah ini perlu dilakukan untuk memilih berbagai komponen yang berinteraksi yang mendukung kinerja usaha perikanan untuk memperbaiki kesejahteraan nelayan di lokasi. Tahapan awal dari maksud ini adalah mengkaji, mengidentifikasi, dan menganalisis berbagai komponen yang sesuai, kemudian merancang interaksinya dalam kaitannya dengan usaha perikanan yang dapat memperbaiki kesejahteraan nelayan sasaran. Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telaah pustaka yang dilakukan, berbagai komponen yang terkait dengan usaha perikanan di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau dan simbolnya dalam aplikasi SEM sebagai berikut : 42 1 Internal Usaha Perikanan LINT, dapat berinteraksi dengan : i Sumberdaya manusia X11 ii Modal X12 iii Teknologi X13 2 Eksternal Usaha Perikanan LEX, dapat berinteraksi dengan : i Kondisi ekonomi X21 ii Regulasi X22 iii Kondisi budaya X23 iv Kondisi sosial X24 v Persepsi terhadap nelayan X25 3 Industri di lingkungan Usaha Perikanan LIN, dapat berinteraksi dengan: i Pemasok X31 ii Barang-barang substitusi X32 iii Pesaing X33 iv Pembeli X34 v Pasar X35 4 Lingkup usaha perikanan LU, dapat berinteraksidipengaruhi oleh: i Skala besar X41 ii Skala kecil X42 5 Kegiatan perikanan tangkap TKP, dapat berinteraksidipengaruhi oleh: i Pertumbuhan X51 ii Penyerapan tenaga kerja X52 iii Incomependapatan X53 6 Kegiatan perikanan budidaya BDY, dapat berinteraksi dengan i Pertumbuhan X61 ii Penyerapan tenaga kerja X62 iii Income pendapatan X63 7 Kegiatan processingpengolahan hasil perikanan PROS, dapat berinteraksi dipengaruhi oleh: i Pertumbuhan X71 ii Penyerapan tenaga kerja X72 iii Incomependapatan X73 43 8 Kewenangan Pemerintah Pusat KP, dapat berinteraksi dengan: i Infrastruktur kewenangan Pemerintah Pusat X81 ii Perijinan kewenangan Pemerintah Pusat X82 iii Kelembagaan kewenangan Pemerintah Pusat X83 9 Kewenangan Pemerintah Otonomi KOT, dapat berinteraksi dengan : i Perijinan kewenangan Pemerintah Otonomi X91 ii Kelembagaan kewenangan Pemerintah Otonomi X92 iii Infrastruktur kewenangan Pemerintah Otonomi X93 10 Kesejahteraan Nelayan KN, dapat berinteraksiberkaitan dengan : i Pendapatan Y11 ii Pendidikan Y12 iii Kesehatan Y13 iv Kesempatan kerja Y14. 2 Pengembangan Path Diagram Path diagram merupakan kegiatan penggambaran interaksi komponen- komponen yang terpilih secara teoritis ke dalam ilustrasi diagram. Dalam analisis SEM, komponen yang berinteraksi tersebut kemudian disebut konstruk penelitian, dan setiap konstruk kemudian dilengkapi dengan dimensi-dimensi konstruk. Dalam kaitan ini, telaah pustaka dan hasil-hasil penelitian terkait menjadi hal penting untuk menetapkan dimensi konstruk yang tepat. Pengembangan path diagram dilakukan dengan menggunakan program AMOS 5 Proffesional. Dengan mengacu kepada penggambaran interaksi komponen-komponen yang terpilih pada tahap pengembangan model teoritis, dapat dibuat rancangan pathdiagram seperti terlihat pada Gambar 3.