Kondisi finansial usaha perikanan payang

71 kurang terutama untuk ROI yang lebih rendah daripada suku bunga yang berlaku 8,65.

4.3.8 Kondisi finansial usaha perikanan pukat pantai

Usaha perikanan pukat pantai merupakan usaha perikanan terbanyak kedua jaring insang lingkar yang dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Usaha perikanan pukat pantai biasanya dilakukan oleh nelayan yang tidak punya armada besar dalam operasi penangkapan ikan Tabel 29 Indikator kinerja finansial usaha perikanan pukat pantai di empat kecamatan pesisir dalam Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau Akhir Tahun PVi Bt Ct PViBt PViCt NPVi 1,00000 - 7.477.600 - 7.477.600 7.477.600 1 0,92039 4.114.000 5.752.000 3.786.470 5.294.064 1.507.593 2 0,84711 3.550.000 3.738.800 3.007.246 3.167.180 159.935 3 0,77967 5.510.000 2.876.000 4.295.982 2.242.331 2.053.651 4 0,71760 5.966.000 2.300.800 4.281.188 1.651.049 2.630.139 5 0,66047 5.752.000 1.725.600 3.799.008 1.139.702 2.659.306 NPV 0,0865 1.802.032 BC 1,04 IRR 2,70 ROI 3,33 PP 0,30 Nilai pengeluaran awal untuk usaha perikanan pukat pantai sekitar Rp 7.477.600 Tabel 29. Nilai pengeluaran tersebut menurun terus menerus setiap tahunnya, dan pada ke-5 hanya sekitar Rp 1.725.600. Manfaat yang bisa diberikan kepada nelayan dari usaha perikanan pukat pantai ini tidak begitu besar dan cenderung naik turun dengan fluktuasi kecil setiap tahunnya. Manfaat yang diberikan pada tahun ke-5 mencapai Rp 5.752.000. Kondisi usaha perikanan pukat pantai yang demikian menyebabkan manfaat bersih yang diterima nelayan NPV pada suku bunga berlaku 8,65 bernilai negatif, yaitu sekitar - Rp 1.802.032 selama periode pengoperasian 5 tahun. Hasil 72 analisis finansial lainnya menunjukkan nilai BC , IRR, ROI, dan PP dari usaha perikanan pukat pantai ini berturut-turut 1,89, 51,38, 6,61, dan 0,15. Hasil analisis NPV menunjukkan bahwa manfaat bersih yang diterima nelayan pada suku bunga berlaku 8,65 masih negatif, yaitu – Rp 496.077 selama periode pengoperasian 5 tahun. Hasil analisis parameter finansial lainnya menunjukkan nilai BC, IRR, ROI, dan PP dari uasaha perikanan pukat udang berturut-turut 1,04, 2,70, 3,33 dan 0,33. Nilai parameter tersebut juga tidak begitu baik dibandingkan usaha perikanan lainnya yang dilakukan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau

4.4 Hasil Analisis Konfirmatori Teori untuk Model Struktural

Konfirmasi teori merupakan hal yang penting dilakukan sebelum rancangan model struktural digunakan dalam analisis. Dalam penelitian ini, model struktural digunakan untuk mengkaji berbagai faktorkomponen yang berinteraksi dengan kinerja usaha perikanan dan interaksi pengelolaan terkait lainnya yang dapat memperbaiki kesejahteraan nelayan. Beberapa faktorkomponen yang berinteraksi dengan pengembangan usaha atau kegiatan perikanan dan kesejahteraan nelayan yang kemudian menjadi konstruk model adalah lingkup usaha perikanan LU, internal usaha perikanan LINT, eksternal usaha perikanan LEX, industri non usaha perikanan LIN, kegiatan perikanan tangkap TKP, kegiatan perikanan budidaya BDY, kegiatan processingpengolahan hasil perikanan PROS, kewenangan Pemerintah Pusat KP, kewenangan Pemerintah Otonomi KOT, dan kesejahteraan nelayan KN. Path diagram untuk yang sesuai dengan teori terkai disajikan pada Gambar 8.