Tahapan analisis dalam pemodelan menggunakan Structural Equation

34 Tabel 3 Rekapitulasi jumlah responden kesejahteraan dan analisis finansial untuk setiap jenis usaha menurut skala usaha Kelompok usaha Jenis usaha Jumlah responden orang Skala usaha mikro Skala usaha kecil Skala usaha menengah Perikanan tangkap Payang 3 2 1 Bubu 3 2 2 Pengumpul kerang 3 2 1 Jaring insang hanyut 4 2 2 Jaring insang lingkar 3 2 1 Handline 3 2 1 Pukat udang 3 2 1 Pukat pantai 3 1 1 TOTAL 25 15 10 Tabel 4 Rekapitulasi jumlah responden SEM untuk setiap jenis usaha menurut skala usaha Kelompok usaha Jenis usaha Jumlah responden orang Skala usaha mikro Skala usaha kecil Skala usaha menengah Perikanan tangkap Payang 3 2 1 Bubu 3 2 2 Pengumpul kerang 3 2 1 Jaring insang hanyut 4 2 2 Jaring insang lingkar 3 2 1 Handline 3 2 1 Pukat udang 3 2 1 Pukat pantai 3 1 1 Pengolah hasil perikanan 25 15 10 Budidaya 25 15 10 Penunjang 10 Penggolongan kelas usaha skala mikro, kecil dan menengah didasarkan kepada Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, yaitu: - Usaha Mikro ; aset maksimum Rp. 50 juta dan Omzet maksimum Rp 300 juta. - Usaha kecil; aset Rp 50 juta sd Rp 500 juta dan omzet Rp 300 juta sd Rp2,5 miliar. 35 - Usaha menengah:; aset Rp500 juta sd Rp10 miliar dan omzet Rp2,5 miliar sd Rp50 miliar. 3 Pengumpulan data Primer Pengumpulanpenggalian data dari responden dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik wawancara terbuka dan contingent value method CVM. Teknik wawancara terbuka dilakukan untuk mengumpulkan data kegiatan yang sudah ada atau diketahui oleh responden dan responden yang ditanya mengerti dengan pertanyaan yang diberikan. CVM dilakukan untuk mengumpulkan data yang penting terutama yang berkaitan dengan keuangan namun maksudnya sulit dicerna responden. CVM ini biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu menciptakan pasar hipotesis kondisi dimana responden seakan-akan ikut merasakanmengalami apa yang pertanyakan dan penawaran menyatu. 4 Pengumpulan data sekunder Data sekunder yang berasal dari instansi terkait dikumpulkan melalui telaah hasil-hasil penelitian, studi progresslaporan kegiatan, dan studi pustaka. 1 Telaah hasil-hasil penelitian Telaah dimaksudkan untuk mengkaji dan memahami hasil-hasil penelitian yang sejenis baik pada lokasi pemelitian saat ini mapun lokasi yang lainnya untuk mendapat inspirasi dan mengetahui perkembangan aplikasi ilmu pengetahuan terkait selama ini. Data ini berguna untuk mengembangkan interaksi stakeholderkomponen terkait baik dalam analisis kinerja usaha maupun analisis rekomendasi kebijakan. 2 Studi progresslaporan kegiatan Studi ini merupakan kegiatan pendalaman untuk mendapatkan data yang relevan dari hasil-hasil kegiatan sebelumnya di lokasi yang sama. Data tersebut sangat berarti untuk mendukung kolaborasi penelitian yang dilakukan. Data ini sangat berguna untuk mendukung identifikasi tingkat kesejahteraan nelayan di lokasi. 3 Studi pustaka Studi pustaka merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman terhadap konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini. 36

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis indikator kesejahteraan

Indikator Kesejahteraan yang digunakan dalam analisis ini adalah hasil modifikasi indikator Badan Pusat Statistik 1991, yang mengukur 11 indikator yaitu pendapatan rumah tangga nelayan, tingkat kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, konsumsi rumah tangga, keadaan tempat tinggal, kehidupan beragama, rasa aman dari gangguan kejahatan, dan kemudahan berolah raga. Indikator kesejahteraan ini relatif lebih lengkap dan telah digunakan secara luas dalam perencanaan Pemerintah, mengimplikasikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti aspek ekonomi pendapatan, kebutuhan dasar, infra struktur, sosial budaya pendidikan, kesehatan, rekreasi olah raga, aspek agama, dan aspek keamanan. Selain itu, dalam indikator kesejahteraan BPS 1991 ini juga merepresentasikan kriteria kemiskinan dengan pendekatan konsumsi yang diukur dengan nilai beras Sayogyo, 1977, Pendekatan Tingkat Kesejahteraan Keluarga menurut Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional 1996 dan pendekatan upah minimum dari Kementerian Tenaga Kerja. Keseluruhan indikator yang dianalisis terkait dengan tingkat kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Indikator kesejahteraan masyarakat menurut BPS 1991 No Indikator Kesejahteraan Katagori dan kriteria Skor 1 Pendapatan Rumah Tangga. Tolok ukur yang digunakan adalah besarnya pendapatan rumah tangga nelayan pendapatankapitabulan berdasarkan perhitungan pendapatan rata-rata responden 1. Tinggi Rp1.500.000 – Rp2.500.000 2. Sedang Rp750.000 – Rp1.499.000 3. Rendah Rp250.000 – Rp749.000 UMR Kab. ROHIL Rp 750.000 Per. Gub No. 38 Tahun 2007 3 2 1 2 Konsumsi Rumah Tangga. Tolok ukur adalah pengeluaran untuk konsumsi rumah tanngga per kapita per tahun. Diukur dengan nilai beras Sayogyo, 1977 Modifikasi 1. Tidak miskin 480kg 2. Miskin 380-480 kg 3. Miskin sekali 270-359 kg 4. Paling miskin 270 kg 4 3 2 1 3 Keadaan tempat tinggal : i Atap : Genteng 5Asbes 4Seng 3Sirap 2Daun 1 ii Bilik : tembok 5Setengah tembok 4 Kayu 3Bambu kayu 2Bambu 1 iii Status : Milik sendiri 3Sewa 2Numpang 1 iv Lantai : Porselen 5Ubin 4Plester 3Papan 2Tanah 1 1. Permanen jumlah nilai 15-21 2. Semi permanen jumlah nilai 10-14 3. Non permanen jumlah nilai5-9 3 2 1