Latar Belakang Welfare refinement model for fishermen through improvement of fishery business sector at the regency of rokan hilir, Riau Province.

8 Untuk mempertajam analisis yang dilakukan, dalam penelitian ini diterapkan dua analisis yang mendukung pengembangan analisis utama SEM Analisis pendukung yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1 Analisis indikator kesejahteraan nelayan dengan fokus utama identifikasi kualitatif tingkat kesejahteraan nelayan ; 2 Analisis kelayakan finansial usaha nelayan sebagai bentuk identifikasi kuantitatif tingkat kesejahteraan nelayan. Analisis SEM dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AMOS 7.0. Rekomendasi kebijakan perikanan yang dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan disusun berdasarkan simulasi SEM. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Usaha Perikanan

. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004, tentang Perikanan, menyebutkan yang dimaksud dengan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Pemanfaatan sumberdaya ikan adalah kegiatan penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan. Penangkapan ikan didefinisikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah dan atau mengawetkannya. Usaha perikanan selanjutnya didefinisikan sebagai semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap dan membudidayakan ikan untuk tujuan komersil. Secara umum, kegiatan usaha perikanan laut di Indonesia dilakukan di wilayah pantai, dan secara historis perairan pantai Indonesia merupakan daerah penangkapan fishing ground bagi perikanan rakyat artisanal fisheries. Daerah penangkapan perikanan rakyat yang merupakan ciri dominan perikanan Indonesia tetap terkonsentrasi di wilayah pesisirpantai. Armada perikanan rakyat tersebut mengandalkan teknologi kapalperahu yang ukurannya kurang dari 30 GT , sehingga terlihat jelas bahwa perikanan rakyat tersebut mengandalkan sumberdaya ikan di perairan yang relatif sempit dan dieksploitasi oleh relatif banyak nelayan Smith 1983 Klasifikasi perikanan skala kecil atau besar, perikanan pantai atau lepas pantai, artisanal atau komersial hingga saat ini masih menjadi perdebatan mengingat dimensinya yang cukup luas. Sering kali pengelompokkannya berdasarkan atas ukuran kapal atau besarnya tenaga, tipe alat tangkap, dan jarak daerah penangkapan dari pantai Smith, 1983. Menurut Charles 2001, skala usaha perikanan dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya berdasarkan ukuran kapal yang dioperasikan, berdasarkan 10 daerah penangkapan yaitu jarak dari pantai ke lokasi penangkapan, dan berdasarkan tujuan produksinya. Pengelompokkan tersebut dilakukan melalui perbandingan perikanan skala kecil small-scale fisheries dengan perikanan skala besar big-scale fisheries. Usaha perikanan skala kecil menurut Smith 1983 diantaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1 Kegiatan dilakukan dengan unit penangkapan skala kecil, kadang-kadang menggunakan perahu bermesin atau tidak sama sekali. 2 Aktivitas penangkapan merupakan paruh waktu, dan pendapatan keluarga adakalanya ditambah dari pendapatan lain dari kegiatan di luar penangkapan. 3 Kapal dan alat tangkap biasanya dioperasikan sendiri. 4 Alat tangkap dibuat sendiri dan dioperasikan tanpa bantuan mesin. 5 Investasi rendah dengan modal pinjaman dari penampung hasil tangkapan. 6 Hasil tangkapan per unit usaha dan produktivitas pada level sedang sampai sangat rendah. 7 Hasil tangkapan tidak dijual kepada pasar besar yang terorganisir dengan baik tapi diedarkan di tempat-tempat pendaratan atau dijual di laut. 8 Sebagian atau keseluruhan hasil tangkapan dikonsumsi sendiri bersama keluarganya. 9 Komunitas nelayan tradisional seringkali terisolasi baik secara geografis maupun sosial dengan standar hidup keluarga nelayan yang rendah sampai batas minimal Perikanan tangkap skala kecil di Indonesia adalah kontributor terbesar terhadap produksi perikanan. Bahkan sekitar 85 tenaga yang bergerak di sektor penangkapan ikan masih merupakan nelayan tradisional dan sangat jauh tertinggal dari nelayan negara lain Widiyanto et al.2002. Walaupun nelayan skala kecil menjadi kontributor terbesar dalam produksi perikanan tangkap, namun nelayan masih selalu diidentikkan dengan kemiskinan Elfindri 2002.